MORE ARTICLES

Jurus Menteri LH Atasi Bau di RDF Plant Rorotan: Pisahkan Sampah Organik dan Anorganik

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Menteri Lingkungan Hidup (LH Hanif Faisol Nurofiq menegaskan pentingnya pemilahan sampah organik dan anorganik sebagai langkah strategis untuk mengatasi permasalahan bau menyengat yang muncul dari fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan, Jakarta Utara. 

Dalam kunjungan kerjanya pada Senin (19/5/2025), Hanif mendesak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mempercepat operasionalisasi fasilitas tersebut, yang semula ditargetkan beroperasi pada September, menjadi paling lambat Juni 2025.

“Kalau persoalannya adalah sampah, maka sampah itu yang harus kita kelola. Harus dipilah antara organik dan anorganik. Sampah lama jangan dikirim ke sini dulu, arahkan ke Bantargebang,” ujar Hanif. 

RDF Plant Rorotan dibangun di atas lahan seluas 7,87 hektare dengan anggaran sebesar Rp1,28 triliun dari APBD DKI Jakarta. Fasilitas ini dirancang untuk mengolah hingga 2.500 ton sampah per hari dan menghasilkan sekitar 875 ton bahan bakar alternatif (RDF) yang dapat digunakan oleh industri semen dan pembangkit listrik tenaga sampah.

Baca juga: APP Group Toreh Penghargaan Keberlanjutan Berkat Inovasi Bank Sampah Digital dan Energi Terbarukan

Namun, uji coba operasional RDF Rorotan sebelumnya mendapat keluhan dari warga sekitar akibat bau menyengat yang diduga berasal dari sampah lama yang tidak terpilah dengan baik. 

Sebanyak 14 warga dilaporkan mengalami gangguan kesehatan, termasuk infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan iritasi mata. 

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta kemudian menghentikan sementara uji coba operasional RDF Rorotan dan memindahkan sisa sampah dari bunker RDF ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi. 

DLH menargetkan RDF Rorotan dapat beroperasi kembali pada akhir Juli 2025, setelah penambahan fasilitas seperti deodorizer untuk menghilangkan bau. 

Menteri Hanif menekankan bahwa RDF Rorotan memiliki peran vital dalam mengurangi beban TPST Bantargebang yang saat ini sudah mendekati kapasitas maksimum. Dengan kapasitas pengolahan 2.500 ton per hari, RDF Rorotan diharapkan dapat mengurangi sekitar 30% volume sampah yang selama ini dikirim ke Bantargebang.

Baca juga: Pemerintah tengah Merumuskan PERPRES Tentang Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik di Seluruh Kabupaten Kota

Read also:  PGN Siapkan Pasokan Gas Bumi ke Kawasan Industri Jatengland

“RDF Rorotan itu diproyeksikan mampu mengolah 2.500 ton sampah per hari dari sekitar 8.000 lebih ton per hari produksi sampah di Jakarta. Sampai hari ini, RDF tersebut tidak berfungsi, tidak dioperasionalkan,” kata Hanif. 

Ia juga meminta masyarakat Jakarta Utara untuk mulai memilah sampah guna mendukung operasional RDF Rorotan. 

“Kita hanya diminta untuk memilah saja, mana anorganik mana organik. Saya mengharap ada terobosan yang revisioner dari seluruh jajaran Kota Jakarta Utara untuk mengubah perilaku dalam minggu-minggu ini untuk membedakan sampah anorganik dan sampah organik,” tambahnya. 
detiknews

Pemerintah pusat, melalui Kementerian LH, menyatakan kesiapan untuk memberikan dukungan penuh, termasuk pembiayaan dan teknologi, asalkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menunjukkan komitmen yang sama. Menteri Hanif juga menyatakan kesiapannya untuk turun langsung memastikan proyek ini selesai tepat waktu. “Pokoknya saya akan kerjakan untuk selesaikan sampah di Jakarta,” tegasnya. ***

TOP STORIES

MORE ARTICLES

Dorong Investasi Energi Hijau, Menko Airlangga Ajak Temasek Perluas Portofolio di Indonesia

Menko Airlangga juga menekankan pentingnya kolaborasi lebih lanjut dalam pengembangan energi hijau. Ia mendukung proyek Temasek melalui Sembcorp Urban yang pada awal 2025 memulai pembangunan kawasan industri hijau di Jawa Barat, Tanjung Sauh, dan Tembesi, Batam.

BRIN Gandeng Universitas Waseda Jepang Kembangkan Basis Data Jejak Karbon

Ecobiz.asia - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng Universitas Waseda Jepang untuk mengembangkan basis data jejak karbon guna memperkuat kebijakan mitigasi perubahan iklim...

KLH/BPLH Segel PT Xin Yuan Steel Indonesia karena Cemari Udara dan Timbun Limbah Ilegal

Ecobiz.asia — Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menyegel dan menghentikan operasional tungku pembakaran milik PT Xin Yuan Steel Indonesia di Balaraja, Kabupaten...

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...