MORE ARTICLES

Perluasan Akses Masyarakat Dukung Pencapaian FOLU Net Sink, KLHK: Perkuat Tata Kelola Hutan Lestari

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus memperluas akses bagi masyarakat dalam pengelolaan hutan. 

Kebijakan tersebut selain memperkuat tata kelola hutan lestari juga mendukung tercapainya target pengurangan emisi karbon dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lain (Forestry and Other Land Use/FOLU) sesuai agenda Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.

“Pemberian akses kepada masyarakat dalam pemanfaatan hutan merupakan salah satu upaya pemerintah dalam tata kelola pengelolaan hutan lestari,” kata Ketua Harian II Tim Kerja Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 KLHK Agus Justianto saat sesi talkshow di Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, dan Energi Baru dan Terbarukan (LIKE) 2 di Jakarta, Sabtu, 10 Agustus 2024.

Baca juga: Jokowi Sorot Dampak Sektor Pertambangan dan Energi pada Lingkungan: Yang Gede-gede Ada di Situ 

Perluasan akses hutan bagi masyarakat diantaranya melalui program Perhutanan Sosial. Saat ini, luas areal Perhutanan Sosial telah mencapai 8,018 juta hektare.

Menurut Agus, perluasan akses hutan bagi masyarakat juga didorong untuk dilakukan pada Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) yang dikelola oleh korporasi. “Pasca terbitnya Undang-undang Cipta Kerja, keterlibatan masyarakat pada pemanfaatan hutan adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam PBPH,” ujar dia.

Pengelolaan hutan yang melibatkan masyarakat bisa dilakukan dengan pola agroforestry misalnya untuk budidaya tanaman porang, tanaman hias atau lebah madu. Bisa juga berupa agrosilvopastura untuk peternakan sapi atau ayam pedaging, serta agrosilvofishery untuk perikanan.

Berdasarkan data KLHK, saat ini ada 482 unit PBPH. Per Desember 2023, luas akses kelola masyarakat dalam areal kerja PBPH berdasarkan Rencana Kerja Usaha (RKU) seluas 1,23 juta hektare.

Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan KLHK Erik Teguh Primiantoro yang mewakili Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan KLHK menjelaskan tentang agenda FOLU Net Sink.

Berdasarkan agenda FOLU Net Sink, Indonesia menargetkan sektor FOLU akan mencapai tingkat serapan karbon yang lebih tinggi dibandingkan emisinya pada tahun 2030 pada tingkat minus 140 juta ton CO2e.

Dia mengatakan bahwa pencapaian target pengurangan emisi karbon dari sektor FOLU dapat berkontribusi sekitar 60% dari total target penurunan karbon Indonesia pada tahun 2030 seperti tercantum dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC).

Read also:  Pemerintah Indonesia Tegaskan Hilirisasi Pertambangan sebagai Prioritas Nasional

Baca juga: Peluncuran IBSAP 2025-2045, Wapres: Keanekaragaman hayati Sumber Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Sementara itu, Direktur Operasional PT Kandelia Alam Andreas Nugroho Adi menyatakan, pihaknya mengimplementasikan pendekatan multi usaha kehutanan (MUK) dengan melibatkan masyarakat dalam pengelolaan areal PBPH yang dikelola.

Andreas menjelaskan, saat ini pihaknya sedang fokus merehabilitasi hutan mangrove dalam areal PBPH. Upaya rehabilitasi mangrove dilakukan dengan melibatkan dan bekerja sama dengan masyarakat. Sebagai insentif, masyarakat dapat memanfaatkan potensi HHBK.

“Areal PBPH Kandelia Alam dulu menjadi sasaran illegal logging. Kini bisa dihentikan, tanpa penegakan hukum sama sekali karena masyarakat mendapatkan alternatif penghasilan,” kata Andreas. ****

TOP STORIES

MORE ARTICLES

Dorong Investasi Energi Hijau, Menko Airlangga Ajak Temasek Perluas Portofolio di Indonesia

Menko Airlangga juga menekankan pentingnya kolaborasi lebih lanjut dalam pengembangan energi hijau. Ia mendukung proyek Temasek melalui Sembcorp Urban yang pada awal 2025 memulai pembangunan kawasan industri hijau di Jawa Barat, Tanjung Sauh, dan Tembesi, Batam.

BRIN Gandeng Universitas Waseda Jepang Kembangkan Basis Data Jejak Karbon

Ecobiz.asia - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng Universitas Waseda Jepang untuk mengembangkan basis data jejak karbon guna memperkuat kebijakan mitigasi perubahan iklim...

KLH/BPLH Segel PT Xin Yuan Steel Indonesia karena Cemari Udara dan Timbun Limbah Ilegal

Ecobiz.asia — Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menyegel dan menghentikan operasional tungku pembakaran milik PT Xin Yuan Steel Indonesia di Balaraja, Kabupaten...

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...