MORE ARTICLES

Dorong Industri Hidrogen Hijau, Green Hydrogen Organisation (GH2) Luncurkan Empat Laporan Strategis

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Green Hydrogen Organisation (GH2) bersama sejumlah firma hukum terkemuka meluncurkan empat laporan strategis yang mengulas aspek pembiayaan dan kerangka legislatif guna mendukung proyek energi terbarukan dan hidrogen hijau berskala besar di Indonesia.

Peluncuran ini melibatkan kolaborasi antara GH2 dan firma hukum A&O Shearman (Ginting & Reksodiputro), Baker McKenzie (HHP Law Firm), Herbert Smith Freehills (Hiswara Bunjamin & Tandjung), serta Witara Cakra Advocates (White & Case LLP).

Menurut Rifan Bachtiar, Country Manager GH2 Indonesia, laporan bertajuk “Indonesia Good Green Hydrogen Contracting and Legislation” bertujuan memberikan panduan untuk menyederhanakan praktik kontrak, meningkatkan efektivitas, serta mengurangi biaya pengembangan proyek. 

Baca juga: PLN Nusantara Power Uji Coba Hidrogen Fuel  Generator di Gili Ketapang

“Inisiatif ini diharapkan dapat membantu pemerintah, pengembang proyek, dan masyarakat dalam memperoleh kesepakatan yang menguntungkan serta memaksimalkan potensi proyek hidrogen hijau di Indonesia,” ujar Rifan dalam diskusi pada peluncuran laporan tersebut, di Jakarta, Rabu (26/3/2025)

Peluncuran laporan ini turut dihadiri oleh CEO GH2 Jonas Moberg, Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM Andriah Feby Misna, serta Direktur Energi, Mineral, dan Pertambangan Bappenas Nizhar Marizi. 

Dalam diskusi, Ferhat Afkar, Senior Associate di A&O Shearman, menyoroti pentingnya diversifikasi sumber pendapatan dan penyusunan strategi perjanjian off-take, serta peran BUMN dalam pengembangan proyek.

Sementara Matthew Goerke, Partner di Herbert Smith Freehills, mengusulkan kerangka perizinan yang lebih terstruktur, dengan definisi jelas terkait hidrogen hijau, akses publik, serta pembentukan badan regulator independen.

Baca juga: PGE dan Sinopec Star Jalin Kemitraan Pengembangan Energi Panas Bumi, Lirik Pengembangan Hidrogen Hijau

Sedangkan, Nadia Soraya, Partner di HHP Law Firm, menekankan pentingnya kriteria sertifikasi yang transparan dan adaptif serta dukungan pemerintah dalam meningkatkan kepercayaan investor.

Sementara Cindy Riswantyo, Partner di Witara Cakra Advocates, membahas model harga hidrogen hijau, termasuk skema harga hibrida, harga dinamis, dan pendekatan harga dasar.

Diskusi menegaskan semakin kuatnya momentum pengembangan hidrogen hijau di Indonesia serta perlunya kebijakan yang jelas dan mekanisme pembiayaan yang solid. Laporan ini diharapkan menjadi referensi utama bagi para pemangku kepentingan dalam menghadapi tantangan regulasi di sektor hidrogen hijau. ***

Read also:  Dorong Investasi Energi Hijau, Menko Airlangga Ajak Temasek Perluas Portofolio di Indonesia

TOP STORIES

MORE ARTICLES

Dorong Investasi Energi Hijau, Menko Airlangga Ajak Temasek Perluas Portofolio di Indonesia

Menko Airlangga juga menekankan pentingnya kolaborasi lebih lanjut dalam pengembangan energi hijau. Ia mendukung proyek Temasek melalui Sembcorp Urban yang pada awal 2025 memulai pembangunan kawasan industri hijau di Jawa Barat, Tanjung Sauh, dan Tembesi, Batam.

BRIN Gandeng Universitas Waseda Jepang Kembangkan Basis Data Jejak Karbon

Ecobiz.asia - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng Universitas Waseda Jepang untuk mengembangkan basis data jejak karbon guna memperkuat kebijakan mitigasi perubahan iklim...

KLH/BPLH Segel PT Xin Yuan Steel Indonesia karena Cemari Udara dan Timbun Limbah Ilegal

Ecobiz.asia — Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menyegel dan menghentikan operasional tungku pembakaran milik PT Xin Yuan Steel Indonesia di Balaraja, Kabupaten...

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...