MORE ARTICLES

Pasar Karbon Indonesia Meningkat Tajam, Transaksi di IDXCarbon Capai 1,59 Juta Ton CO2e

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Perdagangan karbon di Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) terus menunjukkan tren peningkatan dengan total transaksi mencapai 1,59 juta ton CO2e senilai Rp78 miliar. 

Pertumbuhan ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan pasar sekaligus menggarisbawahi pentingnya pengawasan dan integrasi sistem nasional untuk menjaga kredibilitas dan integritas bursa karbon di tingkat global.

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Iman Rachman memaparkan per 14 Juli 2025, total volume transaksi yang tercatat mencapai 1,59 juta ton ekuivalen karbon dioksida (CO2e) dengan nilai sekitar Rp78 miliar. 

Baca juga: Jelang COP30, Indonesia Perjuangkan Skema Perdagangan Karbon Sesuai Paris Agreement

Harga per unit karbon berada di kisaran Rp58.800 atau setara 3,6 dolar AS untuk unit karbon IDTBS, dan Rp61.000 atau 3,7 dolar AS untuk unit karbon IDTBS-RE.

Terdapat delapan proyek yang telah terdaftar, mencakup proyek milik PT Pertamina Power Indonesia, PT Perkebunan Nusantara IV, serta sejumlah proyek dari PLN Grup melalui anak usahanya, PT PLN Nusantara Power dan PT PLN Indonesia Power. 

Seluruh proyek tersebut berasal dari sektor energi dan termasuk dalam kategori solusi berbasis teknologi (IDTBS).

Sementara itu, jumlah karbon yang diajukan untuk proses retirement telah mencapai 980.475 ton CO2e. 

Baca juga: Empat Perusahaan Jadi Pelopor, Perdagangan Renewable Energy Certificate (REC) Mulai Bergulir di ICDX 

Peningkatan signifikan juga tercermin dari jumlah pengguna jasa yang melonjak dari 16 menjadi 113 pengguna dalam waktu kurang dari setahun.

Iman mengapresiasi OJK dan Kementerian Lingkungan Hidup atas dukungan dan kerja sama dalam pengembangan perdagangan karbon. 

“Pengawasan OJK dan integrasi dengan Sistem Registri Nasional merupakan faktor fundamental yang memperkuat integritas dan kreativitas pasar karbon Indonesia di mata internasional,” kata dia peluncuran buku perdagangan karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Selasa (15/7/2025).

Iman menyebut “Mengenal dan Mahami Perdagangan Karbon bagi Sektor Jasa Keuangan” yang disusun oleh OJK sebagai sebuah manifestasi komitmen terhadap keberlanjutan dan pengembangan perdagangan karbon di Indonesia. ***

Read also:  Kemenko Marves Dorong Perdagangan Karbon Lintas Sektor, Tiga Area Pengembangan Jadi Sorotan

TOP STORIES

MORE ARTICLES

KLH/BPLH Segel PT Xin Yuan Steel Indonesia karena Cemari Udara dan Timbun Limbah Ilegal

Ecobiz.asia — Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menyegel dan menghentikan operasional tungku pembakaran milik PT Xin Yuan Steel Indonesia di Balaraja, Kabupaten...

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...

Pertamina Siap Impor Minyak Mentah dari AS, Tunggu Payung Regulasi Pemerintah

Ecobiz.asia — PT Pertamina (Persero) menyatakan siap mengimpor minyak mentah dan LPG dari Amerika Serikat guna memperkuat pasokan kilang dalam negeri. Namun, rencana ini...

Indonesia Finalisasi Second NDC, Emisi Karbon Harus Turun 60 Persen hingga 2035

Ecobiz.asia — Pemerintah Indonesia tengah merampungkan dokumen Second Nationally Determined Contribution (Second NDC), yang akan menjadi arah kebijakan iklim nasional untuk periode 2031–2035. Dokumen ini...