Ecobiz.asia — Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya untuk mendekarbonisasi sektor ketenagalistrikan nasional sebagai bagian dari strategi mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan kemandirian energi.
Pernyataan ini disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Muhammad Rachmat Kaimuddin, dalam sesi Powering Growth: Sustainable Energy Infrastructure pada International Conference on Infrastructure, di Jakarta, Rabu (11/6/2025).
“Kami melaksanakan visi memastikan pertumbuhan ekonomi tinggi dan kedaulatan energi,” ujar Rachmat.
Baca juga: LNG Tangguh dan Genting Oil Jadi Andalan Pemerintah Wujudkan Ketahanan Energi
Ia menekankan bahwa dekarbonisasi sektor listrik menjadi syarat utama untuk mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Namun, tantangan besar muncul dari struktur energi nasional yang masih didominasi batubara.
“Sekitar 60 persen listrik kita masih berasal dari batubara. Tapi konsumsi listrik berbasis batubara per kapita Indonesia masih di bawah 800 kWh, jauh lebih rendah dari rata-rata global sekitar 1.400 kWh,” jelasnya.
Meski Indonesia merupakan salah satu eksportir batubara terbesar dunia, Rachmat menilai konsumsi domestik yang relatif rendah menjadi bukti bahwa transisi menuju energi bersih tetap memungkinkan.
“Bayangkan, kita mengekspor hampir 80 persen batubara, tetapi tetap menggunakan sangat sedikit di dalam negeri. Meski begitu, komitmen untuk mendekarbonisasi tetap kuat,” katanya.
Pemerintah juga telah merilis Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2035, yang secara eksplisit mendukung upaya dekarbonisasi. Rachmat menyambut positif dokumen tersebut dan menyebutnya sebagai langkah konkret menuju transformasi energi.
“Saya sangat senang melihat komitmen kuat pemerintah dan masyarakat Indonesia yang tercermin dalam RUPTL terbaru,” ujarnya.
Baca juga: Pemerintah Libatkan Danantara dan Mitra Internasional untuk Biayai Infratsruktur Hijau
Rachmat menutup pernyataannya dengan menyerukan pentingnya investasi dan kerja sama internasional untuk memastikan proses dekarbonisasi berjalan paralel dengan pertumbuhan ekonomi.
“Kita harus memastikan bahwa dalam mendekarbonisasi grid, kita tetap bisa menjaga pertumbuhan ekonomi dan mendapatkan investasi yang dijanjikan,” tegasnya. ***