MORE ARTICLES

Manfaatkan Bahan Baku dari Sumber Lestari, Industri Biomassa Kayu Berpotensi Tumbuh Berkelanjutan

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Industri pelet kayu sebagai biomassa pengganti batubara untuk pembangkitan listrik berpotensi tumbuh secara berkelanjutan memanfaatkan bahan baku dari sumber yang dikelola secara lestari.

Direktur Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Ristianto Pribadi mengingatkan bahwa industri kehutanan memiliki peran besar dalam pembangunan daerah. 

“Kuncinya adalah dapat diterima secara sosial, berkelanjutan secara ekologi, dan menguntungkan secara ekonomi,” tegas Ristianto pada diskusi bertema ‘Membangun Gorontalo Dengan Menjaga Etika Lingkungan’ yang diselenggarakan oleh Asosiasi Produsen Energi Biomassa Indonesia di Kota Gorontalo, Kamis, 19 September 2024.

Baca juga: Topang Kelistrikan Sumatera, PLTU Ombilin Gunakan 6.540,96 Ton Serbuk Kayu untuk Co-firing

Berdasarkan data KLHK, saat ini ada 44 unit Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hasil Hutan (PBPHH) di 15 provinsi yang memproduksi pelet kayu (wood pellet). Di Gorontalo, terdapat dua unit PBPHH dengan kapasitas produksi sebesar 1,14 juta m3 per tahun, menjadikannya yang terbesar secara nasional.

Ristianto menjelaskan industri wood pellet di Gorontalo memiliki keunggulan secara lokasi geografis dibanding provinsi lain. Gorontalo dekat dengan pasar utama di kawasan Asia Timur, yaitu Jepang dan Republik Korea.

Gorontalo juga telah memiliki pelabuhan khusus untuk dapat langsung mengirim wood pellet ke negara tujuan ekspor.

Untuk penyediaan bahan baku, Ristianto menegaskan bahwa kayu yang dimanfaatkan oleh industri pelet kayu harus berasal dari sumber yang sah dan legal. Beberapa sumber bahan baku misalnya Hutan Tanaman Industri, perkebunan yang telah memiliki HGU, maupun area Perhutanan Sosial yang dikelola oleh masyarakat.

Ristianto mengatakan, pengelolaan industri kehutanan sekarang sudah semakin baik. Implementasi Sistem Verifikasi Legalitas dan Kelestarin (SVLK) menjamin setiap produk yang diekspor berasal dari sumber bahan baku yang dikelola dengan baik. 

Sekda Provinsi Gorontalo Sofian Ibrahim saat membuka diskusi mengatakan industri biomassa telah berkontribusi kepada pembangunan di wilayah Gorontalo. Salah satu industri biomassa yang sudah aktif memberikan kontribusi peningkatan PNBP yang pada tahun 2024 telah mencapai Rp47,5 miliar. 

Read also:  Bahlil Minta Percepatan Perizinan ESDM: Regulasi Berat Diselesaikan

Baca juga: PLN Ungkap Co-Firing Biomassa PLTU Tumbuhkan Nilai Ekonomi Masyarakat Rp9,43 T, Libatkan Jutaan Masyarakat

Pada kesempatan itu Kapolda Gorontalo Irjen Pol Pudji Prasetijanto Hadi menyatakan Polri berperan untuk menciptakan suasana yang kondusif, aman dan nyaman bagi investor agar kegiatan investasi dapat mendukung pembangunan Gorontalo. 

Kapolda juga menitip pesan kepada Pelaku Usaha, Mahasiswa, LSM dan Aliansi Masyarakat lainnya agar dapat berkomunikasi dengan baik untuk kelancaran usaha dan Pembangunan Gorontalo. ***

TOP STORIES

MORE ARTICLES

KLH/BPLH Segel PT Xin Yuan Steel Indonesia karena Cemari Udara dan Timbun Limbah Ilegal

Ecobiz.asia — Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menyegel dan menghentikan operasional tungku pembakaran milik PT Xin Yuan Steel Indonesia di Balaraja, Kabupaten...

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...

Pertamina Siap Impor Minyak Mentah dari AS, Tunggu Payung Regulasi Pemerintah

Ecobiz.asia — PT Pertamina (Persero) menyatakan siap mengimpor minyak mentah dan LPG dari Amerika Serikat guna memperkuat pasokan kilang dalam negeri. Namun, rencana ini...

Indonesia Finalisasi Second NDC, Emisi Karbon Harus Turun 60 Persen hingga 2035

Ecobiz.asia — Pemerintah Indonesia tengah merampungkan dokumen Second Nationally Determined Contribution (Second NDC), yang akan menjadi arah kebijakan iklim nasional untuk periode 2031–2035. Dokumen ini...