MORE ARTICLES

Daftar Proyek Energi yang Siap Jual Karbon ke Pasar Internasional Beserta Potensinya

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Berikut ini adalah daftar proyek energi baru dan terbarukan yang siap untuk menjual kredit karbon ke pasar luar negeri.

Penjualan perdana, kredit karbon dari proyek-proyek energi tersebuut dijadwalkan akan dilakukan pada Senin, 20 Januari 2025 di Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon). 

Penjualan kredit karbon ke pasar luar negeri menjadi bagian dari komitmen Indonesia untuk pengurangan emisi karbon global serta mencapai target Net Zero Emissions pada tahun 2060.

Baca juga: Dukung Kebijakan Biodiesel, Pemerintah Perketat Ekspor POME dan Minyak Jelantah

Dikutip dari laman Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon Kementerian Lingkungan Hidup, Minggu (12/1/2025), berikut daftar proyek energi baru dan terbarukan yang akan melepas kredit karbonnya ke luar negeri.

1. Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Air Minihidro (PLTM) Gunung Wugul

Proyek ini akan mengurangi 5.000 ton CO2 eq, dengan memanfaatkan energi terbarukan dari air sebagai sumber tenaga.

2. Pengoperasian Pembangkit Listrik Baru Berbahan Bakar Gas Bumi PLTGU Priok Blok 4

Proyek ini diproyeksikan mampu mengurangi emisi hingga 500.000 ton CO2 eq dengan menggunakan gas bumi yang lebih ramah lingkungan.

Baca juga: KLH Percepat Perdagangan Karbon Internasional, Menteri Hanif Sebut Soal Voluntary Market

3. Konversi Pembangkit Single Cycle Menjadi Combined Cycle (Add On) di PLTGU Grati Blok 2

Proyek ini berpotensi menurunkan emisi sebanyak 495.000 ton CO2 eq dengan meningkatkan efisiensi pembangkit listrik.

4. Konversi Pembangkit Single Cycle Menjadi Combined Cycle di Blok 2 PLN NP UP Muara Tawar

Dengan implementasi teknologi ini, emisi karbon dapat ditekan hingga 30.000 ton CO2 eq.

5. Pembangunan Pembangkit Listrik Baru Berbahan Bakar Gas Bumi PLTGU Blok 3 PJB Muara Karang

Proyek besar ini diperkirakan mampu mengurangi emisi hingga 750.000 ton CO2 eq, memberikan kontribusi signifikan terhadap upaya dekarbonisasi sektor energi.

Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menjelaskan perdagangan karbon perlu berjalan dengan segera karena menjadi bagian penting dalam pengendalian perubahan iklim dan pengelolaan lingkungan. Melalui perdagangan karbon maka aksi penurunan emisi GRK dapat dilakukan secara terukur dan memberi insentif bagi pelakunya.

Read also:  Tinjau Kilang Pertamina, Wamen ESDM Pastikan Kesiapan Implementasi B40 di 2025

Baca juga: Indonesia Buka Peluang Penggunaan Standar Voluntary Carbon Market untuk Perdagangan Karbon

Hanif juga menekankan bahwa tujuan dari perdagangan karbon adalah untuk mencapai target pengurangan emisi GRK seperti tertuang dalam dokumen NDC (Nationally Determined Contribution) Indonesia. Hal ini berarti ada Sertifikat Pengurangan Emisi (SPE) yang ‘ditahan’ di dalam negeri.

Meski demikian, kata Hanif, ada perdagangan karbon yang boleh melalui skema Vountary Market internasional. Peluang ini terbuka untuk aktivitas pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT).  

“Untuk yang EBT sepertinya akan kita lepas semuanya untuk pasar internasional karena sudah melalukan upaya yang tidak menyebabkan emisi kecuali pada saat konstruksi,” katanya. ***

TOP STORIES

MORE ARTICLES

KLH/BPLH Segel PT Xin Yuan Steel Indonesia karena Cemari Udara dan Timbun Limbah Ilegal

Ecobiz.asia — Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menyegel dan menghentikan operasional tungku pembakaran milik PT Xin Yuan Steel Indonesia di Balaraja, Kabupaten...

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...

Pertamina Siap Impor Minyak Mentah dari AS, Tunggu Payung Regulasi Pemerintah

Ecobiz.asia — PT Pertamina (Persero) menyatakan siap mengimpor minyak mentah dan LPG dari Amerika Serikat guna memperkuat pasokan kilang dalam negeri. Namun, rencana ini...

Indonesia Finalisasi Second NDC, Emisi Karbon Harus Turun 60 Persen hingga 2035

Ecobiz.asia — Pemerintah Indonesia tengah merampungkan dokumen Second Nationally Determined Contribution (Second NDC), yang akan menjadi arah kebijakan iklim nasional untuk periode 2031–2035. Dokumen ini...