MORE ARTICLES

Indonesia Tegaskan Kepemimpinan di Pasar Karbon Global lewat Forum Internasional di London

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia — Pemerintah Indonesia menegaskan posisi strategisnya dalam peta pasar karbon global melalui partisipasi aktif dalam peluncuran Coalition to Grow Carbon Market (CGCM) yang digelar di London Stock Exchange, sebagai bagian dari London Climate Action Week, Selasa (24/6/2025)

Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, hadir sebagai pembicara utama dalam forum bergengsi tersebut dan menyampaikan keynote speech mewakili Indonesia. 

Forum ini turut mengundang para pembuat kebijakan dari Panama dan Peru serta kalangan bisnis, lembaga internasional, dan media global.

Baca juga: Proyek Karbon Negara Berkembang Terkendala Regulasi dan Standar Rating yang Tak Seragam

“Pasar karbon bukan sekadar instrumen ekonomi, tetapi komitmen moral untuk menjaga bumi, memperkuat kedaulatan negara, dan menyejahterakan masyarakat global,” ujar Menteri Hanif dalam pidatonya.

CGCM merupakan inisiatif bersama yang digagas oleh Kenya, Singapura, dan Inggris, bertujuan membangun pasar karbon sukarela (voluntary carbon market/VCM) yang kredibel, berintegritas tinggi, dan selaras dengan prinsip-prinsip dalam Pasal 6 Persetujuan Paris. 

Koalisi ini ditargetkan akan terus tumbuh dengan melibatkan negara-negara yang berperan sebagai pemasok maupun pembeli kredit karbon berkualitas tinggi, serta mendorong keterlibatan aktif sektor swasta.

Menteri Hanif menjelaskan bahwa Indonesia telah memulai implementasi perdagangan karbon domestik serta tengah menyusun skema perdagangan karbon internasional yang sesuai dengan prinsip TACCC (Transparency, Accuracy, Consistency, Completeness, and Comparability). 

Sistem ini dirancang untuk menjamin akuntabilitas dan integritas dalam setiap transaksi.

“Indonesia memiliki potensi besar dalam perdagangan karbon, yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sekaligus kontribusi terhadap pengendalian perubahan iklim global,” tegas Hanif.

Baca juga: ICVCM Tetapkan Program ERS sebagai Standar Karbon Berintegritas Tinggi

Sebagai bagian dari upaya memperkuat kredibilitas sistem perdagangan karbon, Indonesia melalui KLH/BPLH telah menandatangani Mutual Recognition Agreement (MRA) dengan sejumlah skema penerbit kredit karbon internasional. 

Ini menjadi fondasi penting untuk memastikan kompatibilitas antara sistem nasional dan mekanisme internasional.

Menteri Hanif juga menyatakan kesiapan Indonesia untuk berperan aktif dalam kerja sama bilateral maupun multilateral demi mewujudkan pasar karbon global yang transparan, adil, dan mendorong investasi iklim. 

Read also:  Tujuh Perusahaan Kehutanan Siap Masuki Pasar Karbon, Luas Konsesi 900 Ribu Hektare Volume 10,3 Juta Ton CO2

Ia menekankan bahwa kolaborasi antarnegara sangat diperlukan, termasuk dalam membangun insentif dan kejelasan regulasi bagi sektor swasta.

“Indonesia menyambut baik terbentuknya koalisi seperti CGCM yang membangun kepercayaan global dan integritas dalam aksi iklim bersama. Kami siap menjalin kolaborasi luas dan seimbang,” katanya.

Indonesia juga menyerukan agar mekanisme perdagangan karbon diarahkan untuk mendukung implementasi Nationally Determined Contributions (NDC), serta diintegrasikan dengan prioritas nasional dalam mitigasi perubahan iklim. ***

TOP STORIES

MORE ARTICLES

Dorong Investasi Energi Hijau, Menko Airlangga Ajak Temasek Perluas Portofolio di Indonesia

Menko Airlangga juga menekankan pentingnya kolaborasi lebih lanjut dalam pengembangan energi hijau. Ia mendukung proyek Temasek melalui Sembcorp Urban yang pada awal 2025 memulai pembangunan kawasan industri hijau di Jawa Barat, Tanjung Sauh, dan Tembesi, Batam.

BRIN Gandeng Universitas Waseda Jepang Kembangkan Basis Data Jejak Karbon

Ecobiz.asia - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng Universitas Waseda Jepang untuk mengembangkan basis data jejak karbon guna memperkuat kebijakan mitigasi perubahan iklim...

KLH/BPLH Segel PT Xin Yuan Steel Indonesia karena Cemari Udara dan Timbun Limbah Ilegal

Ecobiz.asia — Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menyegel dan menghentikan operasional tungku pembakaran milik PT Xin Yuan Steel Indonesia di Balaraja, Kabupaten...

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...