Kolaborasi Lintas Sektor Didorong untuk Regenerasi Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia — Kolaborasi multipihak lintas sektor dinilai penting untuk mendorong regenerasi hutan tropis dan pemberdayaan masyarakat lokal sebagai bagian dari solusi perubahan iklim.

Hal tersebut mengemuka dalam sesi dialog bertajuk “Regenerating Forests and Empowering Local Communities” di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim COP30 UNFCCC di Belém, Brasil, Selasa (11/11).

Diskusi menghadirkan APP Group, WWF Indonesia, GenZero, dan CIFOR–ICRAF untuk membahas strategi memperkuat ketahanan ekosistem hutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang bergantung pada hutan.

Sesi dipandu Executive Vice President World Business Council for Sustainable Development Dominic Waughray, dengan menghadirkan panelis seperti Chief Sustainability Officer APP Group Elim Sritaba, CEO WWF Indonesia Aditya Bayunanda, Policy & Analytics GenZero Anshari Rahman, serta Theme Leader Climate Change, Energy, and Low Carbon Development CIFOR–ICRAF Beria Leimona.

Read also:  HMPI 2025, Kementerian Kehutanan Canangkan Penanaman Serentak di 31 Provinsi

Dalam diskusi itu, APP Group mewakili sektor industri memaparkan model jangka panjang pengelolaan hutan dan kemitraan masyarakat. Panel juga menyoroti perbedaan antara siklus keuangan dan pasar yang cenderung berjangka pendek, sementara ekosistem dan masyarakat adat bekerja dalam rentang waktu lintas generasi.

Para panelis menekankan perlunya kerangka kerja terpadu yang menyelaraskan tujuan ekonomi dan lingkungan, termasuk penguatan pembiayaan inovatif dan tata kelola inklusif untuk memperkuat kontribusi Indonesia dalam solusi iklim berbasis hutan.

Read also:  APHI–IFCC Perluas Sertifikasi Hutan Lestari untuk Perkuat Daya Saing Global

“Hutan Indonesia memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan lingkungan sekaligus mendukung pembangunan ekonomi. Melalui Forest Positive Policy di bawah platform Regenesis, kami ingin memastikan pertumbuhan usaha selaras dengan manfaat nyata bagi masyarakat dan iklim,” ujar Elim Sritaba.

APP Group menyampaikan bahwa perusahaan mengalokasikan dana US$30 juta per tahun selama 10 tahun untuk restorasi lanskap, pemulihan keanekaragaman hayati, dan pemberdayaan masyarakat di wilayah operasionalnya.

Read also:  Bioetanol Aren Mulai Diuji di Kamojang, Libatkan Kelompok Perhutanan Sosial

Aditya Bayunanda menekankan pentingnya memastikan setiap inisiatif sektor swasta benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat. Menurut dia, kawasan dengan habitat penting, keanekaragaman hayati tinggi, serta jasa lingkungan seperti air dan nilai budaya perlu menjadi prioritas perlindungan.

Sementara itu, Beria Leimona menegaskan pentingnya menyeimbangkan pendekatan ilmiah dengan relevansi sosial. Pelibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dinilai krusial agar program memiliki legitimasi dan keberlanjutan jangka panjang. ***

TOP STORIES

MORE ARTICLES

PetroChina Dorong Pengembangan Kopi Liberika dan UMKM di Tanjung Jabung Barat

Ecobiz.asia — PetroChina International Jabung Ltd (PCJL) mendorong penguatan ekonomi lokal melalui pengembangan kopi Liberika dan UMKM di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Program pendampingan...

APHI–IFCC Perluas Sertifikasi Hutan Lestari untuk Perkuat Daya Saing Global

Ecobiz.asia — Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) dan Indonesian Forestry Certification Cooperation (IFCC) menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk memperluas penerapan sertifikasi pengelolaan hutan lestari...

HMPI 2025, Kementerian Kehutanan Canangkan Penanaman Serentak di 31 Provinsi

Ecobiz.asia — Kementerian Kehutanan (Kemenhut) melaksanakan Penanaman Serentak dalam rangka Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) 2025 yang dipusatkan di Taman Nasional Gunung Merapi, Magelang,...

Bioetanol Aren Mulai Diuji di Kamojang, Libatkan Kelompok Perhutanan Sosial

Ecobiz.asia — Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni meresmikan proyek percontohan (pilot) bioetanol Aren di area Pertamina Geothermal Energy (PGE) Kamojang, sebagai bagian dari upaya...

Indonesia Dukung Peluncuran Platform Akses TFFF untuk Percepat Pendanaan Hutan Tropis

Ecobiz.asia — Pemerintah Brasil meluncurkan platform digital baru untuk membantu negara-negara pemilik hutan tropis mengakses pendanaan Tropical Forest Forever Facility (TFFF), di sela-sela Konferensi...

TOP STORIES

Indonesia Sets Two Issuance Workflows for Forest Carbon Credits, Ensures Project Integrity

Ecobiz.asia — Indonesia’s Ministry of Forestry has confirmed that forest carbon credits can now be issued through two distinct issuance workflows: the national Greenhouse...

Ada Dua Jalur Penerbitan Kredit Karbon Kehutanan, Kemenhut Pastikan Integritas Proyek

Ecobiz.asia — Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menegaskan bahwa penerbitan kredit karbon di sektor kehutanan kini dapat dilakukan melalui dua mekanisme: Sistem Perdagangan Emisi Gas Rumah...

Revisi UU Kehutanan: Menjawab Tantangan Reforma Agraria

Oleh: Pramono Dwi Susetyo (Pernah bekerja di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) Ecobiz.asia - Pada Rabu (24/9/2025), DPR RI menerima aspirasi Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA)...

Indonesia Links Carbon Finance to Forest Recovery Plan in Push to Curb Flood Risks

Ecobiz.asia – Indonesia’s Forestry Ministry said on Friday it is accelerating forest and land rehabilitation efforts, partly by tapping voluntary carbon markets, as severe...

Mubadala Energy–PLN EPI Sepakati Pemanfaatan Gas Andaman untuk Perkuat Transisi Energi Nasional

Ecobiz.asia — Mubadala Energy dan PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menandatangani Heads of Agreement (HoA) untuk pemanfaatan gas dari Laut Andaman sebagai...