MORE ARTICLES

AACM: Peternakan Bisa Jadi Motor Pasar Karbon Berkualitas di ASEAN

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Sektor peternakan yang kerap dipandang sebagai sumber emisi ternyata memiliki potensi besar untuk menjadi bagian dari solusi perubahan iklim. Dengan pendekatan yang tepat, sektor ini tidak hanya mampu menurunkan emisi, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat di kawasan Asia Tenggara.

“Sektor ini bukan hanya dapat menurunkan emisi, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat, salah satunya melalui program seperti MBG di Indonesia,” ujar Ketua ASEAN Alliance on Carbon Market (AACM) Dharsono Hartono dalam acara ASEAN Regional Livestock Carbon Market Convening di Jakarta, Selasa (22/4/2025).

Dharsono menambahkan, sektor pertanian, susu, dan peternakan sering kali mendapat sorotan negatif terkait emisi karbon. Padahal, dengan inovasi dan kolaborasi, sektor ini berpotensi menjadi motor penggerak transisi energi dan ketahanan iklim.

Baca juga: Menteri LH Wanti-wanti: Kejahatan Karbon Kikis Kepercayaan Publik

“Saya rasa sektor pertanian, susu, dan peternakan bisa menjadi solusi. Karena sering kali kita mendengar banyak hal negatif tentang sektor ini, padahal sebenarnya sektor ini bisa menjadi sektor unggulan. Saya berharap hari ini kita bisa saling belajar, melihat potensi untuk negara seperti Indonesia, dalam hal bagaimana kita bisa bekerja sama dengan institusi seperti Global Dairy Platform,” lanjut Dharsono.

AACM, yang diluncurkan saat Keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023, bertujuan mengembangkan pasar karbon sukarela serta mendukung pasar karbon kepatuhan di kawasan Asia Tenggara. Menurut Dharsono, pengembangan pasar karbon di sektor peternakan dapat menjadi mesin pembiayaan iklim untuk pertumbuhan hijau dan penciptaan lapangan kerja.

Untuk mencapai visi tersebut, AACM berfokus pada tiga pilar utama: meningkatkan pasokan kredit karbon berintegritas tinggi, membangun infrastruktur dan kebijakan pendukung, serta mendorong permintaan pasar sambil menjaga integritas. Tahun ini, fokus ASEAN diarahkan pada peningkatan interoperabilitas, perluasan solusi pasar, dan memperjuangkan kepentingan negara-negara Global South.

Dalam tahun pertamanya, AACM mencatat sejumlah capaian penting, termasuk penyelenggaraan Global South-North Carbon Market Dialogue di Climate Week New York, penandatanganan nota kesepahaman di COP Baku untuk operasionalisasi ASEAN Common Carbon Framework, serta pertemuan ASEAN Climate Forum di Sekretariat ASEAN, Jakarta.

Read also:  Lindungi Hutan, Indonesia Terima Pembayaran RBC Tahap 4 Senilai 60 Juta Dolar AS dari Norwegia

Baca juga: Tujuh Perusahaan Kehutanan Siap Masuki Pasar Karbon, Luas Konsesi 900 Ribu Hektare Volume 10,3 Juta Ton CO2

Memasuki 2025, AACM memperluas kolaborasi dengan berbagai pemangku kebijakan, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ASEAN, serta perwakilan dari Amerika Serikat dan Uni Eropa. Komunitas AACM kini telah berkembang menjadi 74 anggota dari 16 negara, mencakup pengembang proyek, perusahaan, lembaga keuangan, hingga pembuat kebijakan.

“AACM tidak mengenakan biaya keanggotaan. Siapa pun—baik pembeli, penjual, penyedia layanan, LSM, maupun lembaga nirlaba—dipersilakan bergabung, asalkan memiliki komitmen untuk membangun pasar karbon di kawasan ini,” tegas Dharsono.

TOP STORIES

MORE ARTICLES

Dorong Investasi Energi Hijau, Menko Airlangga Ajak Temasek Perluas Portofolio di Indonesia

Menko Airlangga juga menekankan pentingnya kolaborasi lebih lanjut dalam pengembangan energi hijau. Ia mendukung proyek Temasek melalui Sembcorp Urban yang pada awal 2025 memulai pembangunan kawasan industri hijau di Jawa Barat, Tanjung Sauh, dan Tembesi, Batam.

BRIN Gandeng Universitas Waseda Jepang Kembangkan Basis Data Jejak Karbon

Ecobiz.asia - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng Universitas Waseda Jepang untuk mengembangkan basis data jejak karbon guna memperkuat kebijakan mitigasi perubahan iklim...

KLH/BPLH Segel PT Xin Yuan Steel Indonesia karena Cemari Udara dan Timbun Limbah Ilegal

Ecobiz.asia — Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menyegel dan menghentikan operasional tungku pembakaran milik PT Xin Yuan Steel Indonesia di Balaraja, Kabupaten...

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...