Ecobiz.asia — Indonesia menegaskan komitmennya dalam memperkuat aksi global penanggulangan kebakaran hutan dan lahan melalui inisiatif Call to Action on Integrated Fire Management and Wildfire Resilience.
Komitmen tersebut disampaikan Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Kehutanan, Thomas Nifinluri, dalam sesi bertajuk “From Call to Action to Implementation: Scaling Fire Solutions through the Global Fire Management Hub” yang digelar FAO dan Pemerintah Brasil sebagai bagian dari COP30 Presidency’s Action Agenda di Belém, Brasil, Senin (17/11/2025).
Thomas menyatakan pendekatan Indonesia sejalan dengan prinsip Integrated Fire Management (IFM) yang diarusutamakan Global Fire Management Hub. Ia menyebut empat negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Myanmar, dan Filipina, telah mengendors Call to Action, dan mendorong lebih banyak negara di kawasan untuk bergabung guna memperkuat implementasi IFM.
Menurut Thomas, pengalaman Indonesia menunjukkan tiga faktor kunci dalam mitigasi kebakaran: kolaborasi multipihak, koordinasi lintas sektor dan regional, serta partisipasi masyarakat.
Ia menambahkan bahwa ASEAN telah memiliki fondasi penting melalui ASEAN Agreement on Transboundary Haze Pollution (AATHP) yang berlaku sejak 2002.
Thomas juga merinci sejumlah inisiatif ASEAN yang selaras dengan Call to Action, termasuk pergeseran fokus dari pemadaman ke pencegahan, penguatan kerja sama internasional, penerapan community-based fire management, pengembangan ASEAN Haze Portal, perbaikan kualitas data kebakaran, peningkatan kapasitas melalui dukungan mitra global, serta penyusunan kerangka investasi untuk pengelolaan lahan berkelanjutan bebas asap.
Ia menegaskan langkah strategis terbaru Indonesia berupa persiapan pendirian ASEAN Coordinating Center for Transboundary Haze Pollution Control (ACCTHPC) yang akan berbasis di Indonesia.
“Center ini diharapkan menjadi hub implementasi IFM di ASEAN dan dapat berkontribusi serta berkolaborasi dengan Global Fire Management Hub,” kata Thomas.
FAO dalam sambutan pembuka mencatat bahwa Call to Action yang diluncurkan 6 November lalu telah didukung 62 negara dan empat organisasi internasional, menandai meningkatnya komitmen global terhadap pencegahan kebakaran.
Dengan semakin luasnya dukungan internasional, Indonesia menegaskan kesiapan menjadi bagian dari solusi global. Melalui kolaborasi ASEAN dan kontribusi dalam Global Fire Management Hub, Indonesia menempatkan pencegahan, peningkatan kapasitas, dan integrasi pengetahuan lokal sebagai fondasi menuju tata kelola kebakaran hutan yang lebih tangguh dan berkelanjutan. ***




