MORE ARTICLES

Agrogeologi Jadi Solusi Inovatif Reklamasi Lahan Bekas Tambang, Guru Besar IPB Paparkan Alasannya

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Guru Besar Fakultas Pertanian IPB University, Prof Iskandar mengatakan bahwa agrogeologi menjadi solusi inovatif dalam pengelolaan lahan pertanian dan reklamasi lahan bekas tambang. 

“Di dalam agrogeologi ini ada beberapa kajian, yaitu peran bahan induk tanah terhadap perkembangan dan produktivitas tanah. Kemudian manfaat dan bahan-bahan hasil proses geologi untuk meningkatkan produktivitas tanaman pertanian dan kontribusinya,” katanya dikutip Selasa (11/2/2025).

Dalam Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah Guru Besar IPB University, Iskandar menjelaskan sebagai negara yang terletak di kawasan vulkanik aktif, Indonesia memiliki potensi pemanfaatan batuan sebagai pembenah tanah. “Indonesia juga berada pada wilayah cincin api dengan 127 gunung api aktif,” ujar Iskandar.

Baca juga: Perdagangan Karbon Internasional, Bank Mandiri Beli Kredit 5.000 Ton CO2e Terverifikasi Pihak Ketiga

Pada saat erupsi, ia melanjutkan, gunung-gunung tersebut memberikan kontribusi terhadap peremajaan tanah melalui penambahan hara yang berasal dari berbagai batuan.

“Tanaman spesies lokal apa pun itu tidak akan tumbuh dengan baik bila tanahnya tidak subur. Dengan demikian, perbaikan kualitas tanah tambang itu merupakan langkah pertama penting menuju sukses reklamasi,” ucapnya.

Menyoal limbah, Prof Iskandar menyampaikan bahwa limbah industri seperti fly ash and bottom ash (FABA) serta lumpur merah dari proses bayer (pemurnian bijih bauksit untuk menghasilkan aluminium) dapat dimanfaatkan sebagai pembenah tanah.

“Hasil uji coba menunjukkan bahwa pemanfaatan FABA bersamaan dengan kompos, kami menyebutnya sebagai komfaba (campuran kompos dan FABA), dapat meningkatkan sifat-sifat kimia ultisol (tanah miskin),” terangnya.

Baca juga: IPB University Kini Punya Smart Green House dan Plant Factory Ramah Lingkungan, Seperti Apa?

Iskandar menyatakan bahwa reklamasi lahan bekas tambang memerlukan pendekatan spesifik karena karakteristik tanahnya yang beragam. Langkah awal perbaikannya adalah dengan menggunakan pembenah tanah yang tepat.

“Pengelolaan air asam tambang juga krusial, dengan metode enkapsulasi dan permeable reactive barrier menggunakan FABA dapat menjadi solusi efektif. Dengan pendekatan agrogeologi juga, perbaikan kualitas tanah akan mendorong keberlanjutan pengelolaan lahan pertanian dan bekas tambang secara lebih optimal,” ucap Iskandar. ***

Read also:  SOFO 2024, Laporan Terbaru FAO Ungkap Perubahan Iklim Bikin Tekanan pada Hutan Meningkat

TOP STORIES

MORE ARTICLES

Dorong Investasi Energi Hijau, Menko Airlangga Ajak Temasek Perluas Portofolio di Indonesia

Menko Airlangga juga menekankan pentingnya kolaborasi lebih lanjut dalam pengembangan energi hijau. Ia mendukung proyek Temasek melalui Sembcorp Urban yang pada awal 2025 memulai pembangunan kawasan industri hijau di Jawa Barat, Tanjung Sauh, dan Tembesi, Batam.

BRIN Gandeng Universitas Waseda Jepang Kembangkan Basis Data Jejak Karbon

Ecobiz.asia - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng Universitas Waseda Jepang untuk mengembangkan basis data jejak karbon guna memperkuat kebijakan mitigasi perubahan iklim...

KLH/BPLH Segel PT Xin Yuan Steel Indonesia karena Cemari Udara dan Timbun Limbah Ilegal

Ecobiz.asia — Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menyegel dan menghentikan operasional tungku pembakaran milik PT Xin Yuan Steel Indonesia di Balaraja, Kabupaten...

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...