MORE ARTICLES

Pangkas Emisi karbon, Indonesia Terus Kembangkan Proyek Listrik Berbasis Energi Hijau

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Indonesia terus mengembangkan potensi energi baru dan terbarukan (EBT) di sektor ketenagalistrikan sebagai bagian dari pengurangan emisi karbon dan pemenuhan komitmen Paris Agreement.

Pengembangan pembangkit listrik berbasis EBT terbuka bagi investor asing lewat skema Independent Power Producer (IPP) atau kontraktor Engineering, Procurement and Construction (EPC). 

“Saat ini pengembangan sektor ketenagalistrikan tercermin lewat dokumen Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Hijau 2021-2030 PLN dengan total projek pembangkit sekitar 41 Giga Watt (GW). Terdapat di dalamnya 21 GW atau 52% proyek yang berasal dari pembangkit EBT,” kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman Hutajulu saat menjadi panelis Energy Transition Of Indonesia’s Electricity di ajang Forum The 7th Indonesia – China Energy Forum (ICEF) di Bali, Selasa, 3 September 2024. 

Baca juga: Indonesia-China Energy Forum, Bahlil Tawarkan Kolaborasi Pengembangan EBT

Jisman menambahkan telah ada 12 GW proyek pembangkit yang telah selesai, sedangkan sisanya sebesar 18,7 GW proyek masih dalam tahap perencanaan.

Menurut Jisman, proyek pengembangan listrik hijau berbasis EBT merupakan sebuah kesempatan bagi investasi luar negeri untuk berkontribusi lewat skema Independent Power Producer (IPP) atau kontraktor Engineering, Procurement and Construction (EPC). 

“Pembangkit EBT yang dapat dikembangkan terdiri dari PLTA 7 GW, PLTS 4,4 GW, PLTP 2,2 GW dan sisanya 2,3 GW pembangkit EBT lainnya. “Total kebutuhan investasi diperlukan sebesar USD28 miliar,” tutur Jisman.

Pemerintah dan PLN kini sedang membahas target pengembangan pembangkit EBT yang baru yang diperkirakan akan meningkat dari 21 GW didalam RUPTL eksisting menjadi 33 GW di dalam Draft RUPTL yang baru sehingga meningkatkan bauran EBT dari 52% menjadi 76%.

Berdasarkan proyeksi normal, demand listrik saat ini akan meningkat sampai 72 GW di tahun 2033. Proyeksi tersebut mengalami peningkatan lewat penambahan demand baru yang signifikan dari Industri Smelter dan Data Center. Hal ini berdampak pada peningkatan demand di Pulau Jawa yang umumnya tumbuh sebesar 1 GW per tahun berubah menjadi 3 GW per tahun.

“Untuk memenuhi demand tersebut, kita membutuhkan percepatan pengembangan pembangkit EBT yang masif. Kita memiliki potensi EBT yang besar lewat tenaga surya, bioenergi, angin, dan panas bumi dengan total 1.233 GW di Sumatera dan 518 GW di Kalimantan,” ungkap Jisman.

Read also:  Perkuat Ketahanan Energi, Pemerintah Tingkatkan Kapasitas Kilang Minyak Jumbo

Baca juga: Menteri Siti Bicara Persiapan Masa Transisi Saat Pelantikan Eselon II, III, IV KLHK, Berikut Daftar Pejabat yang Dilantik

Jisman mengakui, penyediaan listrik berbasis EBT masih terdapat kendala dalam pengembangan karena sumber-sumber EBT berada di Pulau Sumatera, sementara pelanggan listrik terbanyak berada di luar Pulau Sumatera.

“Penyediaan energi bersih saat ini masih terkendala dengan adanya mismatch antara potensi pemanfaatan energi terbarukan dimana sumber-sumber energi terbarukan berada di pulau Sumatera dan Kalimantan dengan Demand Center di pulau Jawa, Sulawesi, dan Batam,” tutup Jisman.  ***

TOP STORIES

MORE ARTICLES

Dorong Investasi Energi Hijau, Menko Airlangga Ajak Temasek Perluas Portofolio di Indonesia

Menko Airlangga juga menekankan pentingnya kolaborasi lebih lanjut dalam pengembangan energi hijau. Ia mendukung proyek Temasek melalui Sembcorp Urban yang pada awal 2025 memulai pembangunan kawasan industri hijau di Jawa Barat, Tanjung Sauh, dan Tembesi, Batam.

BRIN Gandeng Universitas Waseda Jepang Kembangkan Basis Data Jejak Karbon

Ecobiz.asia - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng Universitas Waseda Jepang untuk mengembangkan basis data jejak karbon guna memperkuat kebijakan mitigasi perubahan iklim...

KLH/BPLH Segel PT Xin Yuan Steel Indonesia karena Cemari Udara dan Timbun Limbah Ilegal

Ecobiz.asia — Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menyegel dan menghentikan operasional tungku pembakaran milik PT Xin Yuan Steel Indonesia di Balaraja, Kabupaten...

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...