WWF-Indonesia dan Kuva Space Manfaatkan Teknologi Satelit dan AI Perkuat Verifikasi Blue Carbon

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – WWF-Indonesia bersama perusahaan satelit Kuva Space mengembangkan pemantauan ekosistem karbon biru berbasis satelit hiperspektral dan kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan akurasi penilaian mangrove dan lamun serta membuka peluang pembiayaan biru berskala besar.

Kolaborasi ini menandai langkah penting dalam memperkuat transparansi dan verifikasi blue carbon Indonesia di tengah meningkatnya permintaan global terhadap kredit karbon berbasis alam.

Inisiatif tersebut akan memetakan habitat lamun dan mangrove pada lokasi restorasi prioritas di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, dan Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

Kepala UPTD Taman Perairan Alor, Augustinus Frumentius Harudabawur, mengatakan teknologi hiperspektral memberikan lompatan besar dalam pemantauan pesisir.

“Pemanfaatan teknologi satelit hiperspektral memberikan peningkatan signifikan dalam memantau kesehatan lamun dan mangrove secara lebih akurat, efisien, dan berkelanjutan,” ujarnya dikutip Rabu (17/12/2025).

Read also:  Verra Dorong Digitalisasi Standar Karbon untuk Percepat Pasokan Kredit Berintegritas

Ia menilai kolaborasi ini sejalan dengan agenda pembangunan berkelanjutan Pemerintah Provinsi NTT dan dapat membuka peluang skema pembiayaan biru yang bermanfaat bagi masyarakat pesisir.

WWF-Indonesia menyebut kolaborasi ini sebagai bukti bahwa inovasi digital mampu memperkuat konservasi laut. Direktur Program Kelautan dan Perikanan WWF-Indonesia, Dr. Imam Musthofa Zainudin, menyatakan bahwa teknologi satelit dan AI menghadirkan cara baru untuk memahami perubahan ekosistem pesisir.

“Ekosistem pesisir Indonesia sangat penting bagi keanekaragaman hayati maupun penghidupan masyarakat. Pemanfaatan teknologi hiperspektral dan AI menunjukkan bahwa inovasi dapat berjalan seiring dengan upaya konservasi laut,” katanya.

Read also:  Lanjutkan Tren Positif, GeoDipa Kembali Catatkan Kinerja Positif Tahun 2025

Ia menambahkan bahwa kemampuan analisis presisi dari sistem tersebut membuka landasan bagi pengembangan kredit blue carbon terverifikasi.

“Dengan analisis berbasis AI dan data lapangan, kita dapat memantau mangrove dan lamun secara lebih akurat dan efisien dibanding sebelumnya,” ujarnya.

CEO Kuva Space, Jarkko Antila, menilai kemitraan ini sebagai tonggak penting bagi pemantauan karbon biru global. Ia menjelaskan bahwa penginderaan hiperspektral mampu mendeteksi tanda biokimia dan spektral yang tidak tertangkap satelit konvensional.

“Dengan teknologi satelit dan AI inovatif seperti milik kami, kita dapat mendeteksi, mengidentifikasi, dan memprediksi kondisi ekosistem pesisir dengan akurasi dan cakupan yang lebih besar,” katanya.

Read also:  EcoSecurities Dukung Inisiatif Indonesia–Inggris Kembangkan Pasar Karbon Berintegritas Tinggi

Antila juga menyoroti potensi peningkatan integritas pasar karbon. “Teknologi ini memberikan wawasan hampir real-time untuk mengatasi isu transparansi, memastikan harga yang adil, dan membuka akses pembiayaan berkelanjutan,” ujarnya.

Indonesia memiliki seperlima mangrove dunia, menjadikannya salah satu penyimpan karbon biru terbesar di bumi. Namun laporan State of the World’s Mangroves 2024 menunjukkan hanya setengah yang berada dalam kondisi baik.

WWF-Indonesia dan Kuva Space berharap kolaborasi ini akan menghasilkan sistem pemantauan yang efisien, terverifikasi, dan dapat direplikasi, sekaligus memperkuat pasar blue carbon Indonesia serta mendukung pencapaian NDC kedua, strategi FOLU Net Sink 2030, dan agenda ekonomi biru nasional. ***

LATEST STORIES

MORE ARTICLES

Kemenhut Buka Peluang Pendanaan Karbon REDD+ Berbasis Kinerja Skema ART-TREES bagi Daerah

Ecobiz.asia — Kementerian Kehutanan (Kemenhut) membuka peluang pendanaan internasional bagi pemerintah daerah melalui skema REDD+ berbasis kinerja menggunakan standar ART-TREES, sebagai insentif atas keberhasilan...

Danantara–PLN Jajaki Peluang Investasi Energi Baru dan Terbarukan

Ecobiz.asia – Danantara Indonesia melalui Danantara Investment Management (DIM) menandatangani Head of Agreement (HoA) dengan PT PLN (Persero) untuk mempercepat energi baru terbarukan (EBT)...

Inovasi Hulu Migas Berbasis ESG, PHE Bukukan Rp3,7 Triliun dan Turunkan Emisi Karbon

Ecobiz.asia -- PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina sukses menyelenggarakan Forum Presentasi Upstream Innovation & Improvement Awards (UIIA) Tahun 2025 yang...

Lanjutkan Tren Positif, GeoDipa Kembali Catatkan Kinerja Positif Tahun 2025

Ecobiz.asia - PT Geo Dipa Energi (Persero) berhasil mencatatkan berbagai pencapaian positif di Tahun 2025. Hal tersebut disampaikan Direksi GeoDipa dalam “Konferensi Pers Capaian...

Perkuat Kredibilitas Data, KKP Luncurkan Manual Pengukuran Karbon Biru Ekosistem Padang Lamun

Ecobiz.asia — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meluncurkan Manual Pengukuran Karbon Biru Lamun sebagai pedoman teknis standar untuk memperkuat kredibilitas data karbon biru, efektivitas...

TOP STORIES

Gandeng Kelompok Tani, Pertamina Hulu Mahakam Rehabilitasi 345 Hektare DAS

Ecobiz.asia – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Wilayah Kalimantan Sulawesi merehabilitasi Daerah Aliran...

Indonesia Opens Access to Performance-Based REDD+ Carbon Financing Through ART-TREES

Ecobiz.asia — Indonesia’s Ministry of Forestry (Kemenhut) has opened opportunities for subnational governments to access performance-based REDD+ carbon financing through the ART-TREES mechanism, as...

Berkas Lengkap, Gakkum Kehutanan Segera Bawa 4 Tersangka Perambahan Tahura Jadi Sawit di Jambi ke Persidangan

Ecobiz.asia — Balai Penegakan Hukum (Gakkum) Kehutanan Wilayah Sumatera menuntaskan penanganan kasus perambahan kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Orang Kayo Hitam (OKH) di Kabupaten...

Bakal Rugikan Petani, POPSI Tolak Wacana Kenaikan Pungutan Ekspor Sawit untuk Program B50

Ecobiz.asia — Perkumpulan Organisasi Petani Sawit Indonesia (POPSI) menolak wacana kenaikan pungutan ekspor (PE) kelapa sawit pada 2026 yang dikaitkan dengan rencana peningkatan mandatori...

PetroChina Sukses Rehabilitasi 34 Hektare DAS di Jambi, Tingkat Keberhasilan Vegetasi Capai 95 Persen

Ecobiz.asia — SKK Migas–PetroChina International Jabung Ltd. menyelesaikan rehabilitasi lahan seluas 34 hektare di Kawasan Hutan Lindung Gambut (HLG) Londerang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur,...