Ecobiz.asia – Pertamina menandatangani empat perjanjian pengembangan teknologi carbon capture and storage (CCS)-carbon capture, utilization, and storage (CCUS) sebagai upaya mendukung komitmen Indonesia dalam pengendalian perubahan iklim.
Perjanjian kerja sama tersebut, yakni Joint Study Agreement (JSA) antara Pertamina, Pertamina Hulu Energi (PHE), dan Korea Maritime & Ocean University Consortium (KMOUC). Selain itu, sinergi antara Pertamina dan Pupuk Indonesia sebagai bentuk sinergi BUMN dalam kajian bersama pengembangan potensi CCS/CCUS.
Pertamina Group juga melakukan sinergi melalui JSA mengenai Feasibility Study on Carbon Capture, Transportation and Storage, dengan blok Offshore ONWJ sebagai fasilitas penyimpanan karbon.
Baca juga: Sekretaris Jenderal KLHK Beberkan Keberhasilan Reformasi Birokrasi KLHK, Nilainya Naik ke Kategori A
Terakhir, Pertamina Grup menandatangani perjanjian JSA CCS & CEO Strategc Exchange bersama dengan POSCO.
Penandatangan perjanjian menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Indonesia International Sustainability Forum 2024 di Jakarta.
“Penandatanganan ini merupakan wujud komitmen Pertamina dalam menghadapi perubahan iklim. Sesuai dengan pernyataan Presiden bahwa kolaborasi merupakan cara untuk menghadapi tantangan perubahan iklim dan Transisi Energi,” ujar VP Corporate Communication Fadjar Djoko Santoso, Kamis, 5 September 2024.
Baca juga: RI Ekspor Listrik Hijau ke Singapura, Luhut: Menguntungkan Bagi Kedua Negara
“Pertamina mendukung penuh upaya pemerintah mewujudkan Net Zero Emission melalui beberapa perjanjian kerjasama studi dalam mengembangkan Teknologi CCS/CCUS, tak hanya dengan perusahaan dari luar negeri, sinergi antar BUMN pun akan kami tingkatkan,” ujar Fadjar. ***