Ecobiz.asia — PT Pertamina (Persero) memperkuat upaya pengurangan emisi metana sebagai bagian dari strategi keberlanjutan perusahaan.
Melalui pendekatan sukarela yang telah dijalankan di seluruh subholding, Pertamina menyatakan siap menghadapi regulasi ketat baik di tingkat nasional maupun global.
“Program ini berangkat dari dinamika pasar dan menjadi bagian dari prioritas utama kami, yaitu penanggulangan perubahan iklim dan pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) menuju target nol emisi bersih,” kata VP Sustainability Strategy Pertamina Holding, Suripno, dalam acara ASEAN Methane Energy High-Level Policy Dialogue, Selasa (3/6/2025).
Baca juga: Cara PLN Dorong Peran Kredit Karbon untuk Dukung Bauran Energi Terbarukan
Ia menilai, meskipun Indonesia telah bergabung dalam Global Methane Pledge dengan target penurunan emisi metana sebesar 30 persen pada 2030, implementasinya masih berfokus pada sektor limbah dan belum menyentuh sektor energi secara spesifik.
“Sebagian besar kebijakan saat ini belum menyasar sektor energi. Karena itu, kami mendorong inisiatif pengurangan emisi ini secara mandiri. Bisa dikatakan ini adalah upaya sukarela yang didorong oleh mekanisme pasar,” ujarnya.
Secara global, Pertamina juga terlibat aktif dalam berbagai inisiatif pengurangan emisi. Salah satunya adalah keterlibatan dalam Oil and Gas Decarbonization Charter (OGDC).
“Pertamina menjadi salah satu penandatangan OGDC. Sekitar setahun lalu, kami resmi bergabung dalam OGDC 2.0, selain berbagai komitmen lain yang telah kami jalankan,” katanya.
Suripno menegaskan, Pertamina cukup siap menghadapi regulasi terkait emisi metana di masa depan, meski masih memerlukan dukungan dan insentif.
“Jika nanti regulasi diberlakukan secara wajib, Pertamina sudah cukup siap. Namun, kami tetap mempertimbangkan tantangan dan keterbatasan dalam implementasinya,” ujarnya.
Ia juga berharap adanya dukungan dalam bentuk insentif bagi perusahaan yang telah memulai program pengurangan emisi secara sukarela.
“Langkah ini memerlukan investasi yang tidak sedikit, karena itu kami berharap adanya bentuk insentif atau dukungan lainnya,” kata Suripno.
Dengan pendekatan proaktif dan kesiapan menghadapi regulasi, Pertamina memperkuat peran sebagai pelaku utama energi nasional yang adaptif terhadap tuntutan global dalam transisi energi dan pengendalian emisi, khususnya metana. ***