Ecobiz.asia — Kementerian Kehutanan (Kemenhut) memperkuat sistem pemantauan hutan nasional dengan meningkatkan ketelitian satuan pengamatan deforestasi (Minimum Measurement Unit).
Langkah ini diharapkan membuat deteksi perubahan tutupan lahan lebih detail dan akurat dalam upaya membangun sistem peringatan dini (early warning system) pencegahan deforestasi.
“Sebelumnya MMU 6,25 hektare nanti akan menjadi menjadi 1 hektare,” kata Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan (IPSDH) Kemenhut, R. Agus Budi Santosa kepada wartawan, Jumat (24/10/2025).
Agus menjelaskan bahwa pemantauan tutupan hutan dilakukan secara digital melalui Sistem Monitoring Hutan Nasional (Simontana) yang merekam perubahan tutupan lahan setiap tiga bulan sekali.
Sistem Simontana telah diakui oleh Food and Agriculture Organization (FAO) sebagai sistem pemantauan hutan nasional yang valid secara statistik dengan tingkat akurasi mencapai 92 persen.
Universitas Maryland juga menilai Simontana sebagai sistem yang komprehensif dan sesuai dengan prinsip internasional dalam pemantauan hutan.
Agus mengatakan pengakuan internasional itu menunjukkan bahwa data kehutanan Indonesia telah memenuhi standar global dari segi metodologi, akurasi, dan keterbukaan data spasial.
“Hasil pemantauan hutan nasional kita sudah dapat dipertanggungjawabkan dan setara dengan sistem pemantauan hutan global lainnya,” ujarnya.
Selain peningkatan resolusi satuan pengamatan, Kemenhut juga mulai menerapkan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk memperkuat analisis data deforestasi. Teknologi ini mampu mendeteksi vegetasi (devegetasi) dengan tingkat kepercayaan 86 persen dan membedakan antara hutan dan nonhutan dengan tingkat kepercayaan 82 persen.
“Teknologi AI ini akan diintegrasikan dengan sistem peringatan dini deforestasi agar perubahan tutupan hutan dapat ditindaklanjuti segera,” jelas Agus.
Ia menambahkan, penguatan sistem pemantauan hutan merupakan bagian dari komitmen nasional menuju pengelolaan hutan lestari dan pencapaian target FOLU Net Sink 2030. ***





