Ecobiz.asia – Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq memerintahkan pengusaha perkebunan kelapa sawit agar bersiap melakukan pencegahan kebakaran lahan jelang musim kemarau tahun 2025.
“Mudah-mudahan angka kejadian dan luasan kebakaran lahan di seluruh Indonesia dapat kita tekan habis,” kata Menteri LH saat Rapat Koordinasi Teknis Pengendalian Kebakaran Lahan pada Lahan Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia bersama Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia dan Pemerintah Daerah, di Jakarta, Kamis (17/4/2025).
Data yang diberikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kepada Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menunjukan bahwa musim kemarau tahun 2025 akan dimulai pada bulan April di beberapa daerah dan akan mencapai puncaknya pada Agustus.
Menteri LH mengingatkan, musim kemarau akan meningkatkan potensi kebakaran lahan.
Hanif mengatakan, kebakaran lahan berhasil dikendalikan sepanjang tahun 2024 lalu. Hal itu ditandai dengan penurunan secara tajam kejadian kebakaran lahan dibandingkan pada tahun 2023.
Untuk tahun 2025, berdasarkan citra satelit Terra Aqua milik NASA, ada 142 hot spot dan ada 97 kejadian yang tersebar di berbagai lokasi.
Hanif mengatakan, luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai 17,17 juta hektare sehingga berperan penting dalam pencegahan kebakaran lahan. “Jadi kalau GAPKI tidak serius dengan 17,17 juta hektare ini akan menjadi angka krusial untuk pemerintah tangani,” katanya.
Baca juga: Kebakaran Hutan Gunung Guntur, Pertamina Geothermal Energy Terjunkan Tim HSSE Bantu Pemadaman
Hanif mengingatkan kewajiban untuk melakukan pencegahan kebakaran lahan oleh pengelola lahan menjadi amanat dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan. “Pemilik konsesi diminta untuk serius bertanggung jawab terhadap area kerjanya,” katanya. ***