Ecobiz.asia — PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) membeberkan tiga strategi utama untuk menjaga bisnis gas bumi tetap ramah lingkungan: penerapan manajemen risiko, penggunaan peralatan berstandar tinggi, dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Direktur Manajemen Risiko PGN, Arief Kurnia Risdianto, mengatakan operasional PGN yang mencakup infrastruktur lepas pantai hingga jaringan pipa transmisi laut harus dikelola secara berkelanjutan.
“PGN memiliki tanggung jawab agar bisnis gas bumi berjalan tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan,” ujarnya dalam Young On Top National Conference (YOTC) ke-15 di Jakarta, pekan lalu.
PGN mengintegrasikan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG) ke dalam manajemen risiko.
Hasilnya, PGN meraih skor ESG Risk Rating sebesar 20,2 dan menempati peringkat pertama global di antara perusahaan infrastruktur gas dengan kapitalisasi pasar 2–2,8 miliar dolar AS.
Selain itu, PGN memastikan penggunaan peralatan sesuai standar internasional dan teknologi yang ramah lingkungan, disertai pemeliharaan rutin untuk mengurangi potensi risiko operasional.
“Maintenance berkala penting agar peralatan tetap andal dan tidak menimbulkan bahaya besar,” kata Arief.
Dari sisi SDM, PGN mencatat rata-rata 69 jam pelatihan per karyawan sepanjang 2024, naik 72% dibanding tahun sebelumnya. Fokus pelatihan mencakup energi bersih, teknologi digital, dan manajemen risiko. Perusahaan juga berhasil membukukan 44,47 juta jam kerja aman pada 2024 dan mempertahankan sertifikasi ISO 14001 dan ISO 45001.
Gas bumi dinilai berperan penting menekan emisi karbon karena menghasilkan emisi lebih rendah dibanding minyak bumi dan batu bara.
“Dengan kombinasi efisiensi operasional dan teknologi rendah karbon, PGN siap memperkuat perannya sebagai katalis transisi energi menuju Net Zero Emissions 2060,” tegas Arief. ***