Tambang Harita Nickel Mulai Jalani Audit IRMA, Pertama di Indonesia

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Tambang Harita Nickel yang berlokasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara secara resmi akan menjalani audit pertambangan yang bertanggung jawab berdasarkan Standar IRMA (Initiative for Responsible Mining Assurance).

Tambang yang dikelola oleh PT Trimegah Bangun Persada, Tbk, itu menjadi yang pertama di Indonesia yang menjalani audit IRMA. Audit kepada Haritaa Nickel akan dilakukan oleh SGS Global Services.

“Dengan mengajukan diri agar operasi pertambangannya untuk diaudit secara independen terhadap standar pertambangan global yang paling ketat di dunia, Harita Nickel menjadi contoh mengenai transparansi operasional pertambangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Indonesia,” ucap Direktur Eksekutif IRMA, Aimee Boulanger, dalam keterangannya dikutip Rabu, 9 Oktober 2024.

Baca juga: Harita Nickel Dukung Inisiasi Kemenkomarves Rehabilitasi Mangrove, Target Nasional 600.000 Hektare

“Harita akan memberikan informasi kepada para pemangku kepentingan yang terdampak yang dapat mereka gunakan untuk berinteraksi dengan perusahaan mengenai cara bagaimana mendorong agar pertambangan mereka lebih bertanggung jawab. Ini merupakan momen yang tepat mengingat pentingnya peran nikel dalam mendukung transisi energi, dan permintaan dari pembeli di hilir untuk mendapatkan nikel yang ditambang secara lebih bertanggung jawab, khususnya untuk sektor otomotif dan energi terbarukan,” kata Boulanger.

Read also:  Langkah Kolaborasi Antam Dukung Hilirisasi Nikel Menjadi Baterai di Indonesia

IRMA adalah standar pertambangan sukarela yang tentang praktik terbaik untuk melindungi masyarakat dan lingkungan. IRMA dikeola oleh organisasi yang berisi perwakilan dari enam sektor yaitu masyarakat, buruh terorganisasi, LSM, keuangan, pembeli, dan perusahaan pertambangan.

Sementara itu Septian Hario Seto, Deputi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia mengatakan komitmen Harita Nickel untuk menjalani audit IRMA yang ketat mencerminkan dedikasinya terhadap praktik penambangan yang bertanggung jawab di Indonesia. 

“Kami sangat mengapresiasi inisiatif mereka, yang tidak hanya menjadi tolok ukur bagi industri, tetapi juga mendukung visi pemerintah untuk sektor pertambangan yang lebih transparan serta bertanggung jawab secara lingkungan dan sosial. Upaya ini menggarisbawahi pentingnya penyelarasan industrialisasi nasional dengan standar global, memastikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan kita,” kata Septian.

Read also:  Punya PLTMH dan Wisata Edukasi, Rantau Dedap Jadi Desa Energi Berdikari

“Kami ingin para pembeli kami yakin bahwa mereka membeli nikel yang didapatkan secara bertanggung jawab,” kata Roy Arman Arfandy, Direktur Utama PT Trimegah Bangun Persada, Tbk (Harita Nickel).

“Dengan menjalani audit IRMA yang independen, kami bertujuan untuk menyelaraskan operasi kami dengan praktik terbaik dan mengidentifikasi ruang untuk perbaikan yang berkelanjutan bersama dengan para pemangku kepentingan terdampak dan pemegang hak terkait. Kami berkomitmen untuk melakukan penyelarasan dengan standar internasional untuk penambangan yang bertanggung jawab dalam jangka panjang.”

Read also:  Dukung Ketahanan Iklim, Pertamina EP Tanam Pohon di Lima Desa Kalimantan Selatan

Baca juga: Sebut Peran Penting Indonesia dalam Pasokan Nikel Global, Bos Eramet Bicara Pentingnya Praktik ESG pada Pertambangan

Harita Nickel memiliki izin pertambangan yang memulai operasinya di tahun 2010. Melalui anak perusahaan dan afiliasinya, Harita Nickel telah mengoperasikan smelter bijih nikel kadar tinggi (saprolit) sejak tahun 2017, fasilitas pemurnian bijih nikel kadar rendah (limonit) sejak tahun 2021, dan fasilitas produksi nikel sulfat dan kobalt sulfat sejak tahun 2023. 

Semua fasilitas ini berlokasi di dua wilayah konsesi pertambangan aktif Harita Nickel. Harita Nickel memproduksi bahan baku utama untuk baterai kendaraan listrik – dengan memproses dan memurnikan bijih nikel kadar rendah (limonit) menggunakan teknologi High-Pressure Acid Leach (HPAL) untuk menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), yang kemudian diproses lebih lanjut menjadi nikel sulfat (NiSO4) dan kobalt sulfat (CoSO4). ***

TOP STORIES

MORE ARTICLES

PTPN IV PalmCo Mulai Pembangunan Pabrik CBG Berbasis Limbah Sawit, Pertama di Indonesia

Ecobiz.asia – PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo, subholding dari PT Perkebunan Nusantara III (Persero), memulai pembangunan pabrik Compressed Biomethane Gas (CBG) pertama di Indonesia...

Bidik Pasar Ekspor, UMKM Nanas-Qu Binaan Pertamina Rangkul Ratusan Petani Nanas

Ecobiz.asia – Usaha olahan pangan Nanas-Qu, binaan PT Pertamina (Persero), berhasil memberdayakan lebih dari 900 petani nanas madu di Desa Siwarak, Kabupaten Purbalingga, Jawa...

Langkah Kolaborasi Antam Dukung Hilirisasi Nikel Menjadi Baterai di Indonesia

Ecobiz.asia - PT Aneka Tambang Tbk (IDX: ANTM), anggota MIND ID Group, memperkuat komitmen hilirisasi nikel menjadi baterai kendaraan listrik (EV battery) untuk mendukung...

OASA-China Tianying Gelontorkan Rp2,6 Triliun Bangun Pabrik Sampah Jadi Listrik (PSEL)

Ecobiz.asia - PT Indoplas Tianying Energy resmi terbentuk sebagai Badan Usaha Pelaksana (BUP) pembangunan Pabrik Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) di Tempat Pembuangan...

PLN dan Kemenkumham Berdayakan Warga Binaan Nusakambangan Lewat Pengolahan FABA

Ecobiz.asia – Program Nusakambangan Berdaya resmi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, menghadirkan harapan baru bagi warga binaan melalui pelatihan pengolahan limbah pembakaran batu bara...

TOP STORIES

Indonesian Smallholders Voice Impact of Global Trade Rules in Dialogue with UK Industry

Ecobiz.asia — Indonesian smallholder farmers voiced their concerns over the impact of global trade regulations, including the European Union Deforestation Regulation (EUDR), in a...

Dialog dengan Pelaku Industri Inggris, Petani Indonesia Suarakan Dampak Regulasi Perdagangan Global

Ecobiz.asia — Petani kecil Indonesia menyuarakan langsung dampak regulasi perdagangan global, termasuk regulasi deforestasi Uni Eropa (EUDR), saat berdialog dengan pelaku industri Inggris di...

ENSIA 2025: Pemerintah Tekankan Dunia Usaha Harus Jadi Motor Inovasi Hijau

Ecobiz.asia — Pemerintah menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak mungkin tercapai tanpa keberlanjutan, dan dunia usaha harus menjadi motor inovasi hijau untuk menghadapi risiko perubahan...

Menteri Bahlil Lantik Empat Pejabat Eselon I Kementerian ESDM: Ingatkan Soal Hilirisasi

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melantik dan mengambil sumpah empat Pejabat Tinggi Madya (Eselon I) di lingkungan Kementerian...

Kemenhut Ajukan Modifikasi Batas Hutan Warisan Dunia UNESCO demi Pemanfaatan Panas Bumi

Ecobiz.asia — Kementerian Kehutanan (Kemenhut) mengajukan permohonan modifikasi batas kawasan konservasi yang berstatus Warisan Dunia UNESCO agar potensi panas bumi di dalamnya dapat dimanfaatkan. Potensi...