MORE ARTICLES

Harita Nickel Lestarikan Keanekaragaman Hayati melalui Pemantauan Flora dan Fauna Endemik 

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia — Harita Nickel terus menunjukkan komitmennya terhadap perlindungan lingkungan hidup, salah satunya melalui program pemantauan flora dan fauna yang dijalankan secara rutin. Fokus utama diberikan pada area reklamasi dan revegetasi, serta sejumlah titik operasional di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, wilayah yang dikenal kaya akan keanekaragaman hayati.

Deputy Department Head of Health, Safety, and Environmental (HSE) Harita Nickel, Muharwan Syahroni menyatakan perusahaan secara aktif memantau perkembangan ekosistem di area yang pernah terganggu oleh aktivitas tambang. Pemantauan ini dilakukan setahun sekali dengan durasi sekitar tiga minggu, melibatkan pihak ketiga yang independen untuk menjamin objektivitas hasilnya.

Baca juga: Tambang Harita Nickel Mulai Jalani Audit IRMA, Pertama di Indonesia

“Kita lakukan monitoring, survei rutin, menggunakan pihak ketiga, pihak independen. Kita amati flora dan fauna yang ada di sana, sebelum dan sesudah penambangan, serta setelah ada reklamasi dan revegetasi,” Muharwan dalam keterangannya dikutip Sabtu (19/4).

Salah satu hasil yang menggembirakan dari upaya tersebut adalah kembalinya sejumlah flora dan fauna lokal ke habitatnya. Beberapa jenis tumbuhan endemik kini mulai tumbuh kembali di area reklamasi. Selain itu, fauna seperti burung-burung lokal dan reptil juga mulai menunjukkan keberadaan mereka secara alami.

Secara khusus, tren populasi satwa dari kelompok mamalia, burung, herpetofauna, dan serangga terpantau stabil. Di antaranya terdapat spesies endemik khas Kepulauan Maluku seperti Kubu Hijau (Dobsonia viridis), sejenis kelelawar buah, dan Burung Kapasan Halmahera (Lalage aurea), burung cantik dengan bulu mencolok yang hanya ditemukan di wilayah Halmahera.

Dalam kategori serangga, penelitian mencatat 28 spesies capung dari 8 famili dan 46 spesies kupu-kupu dari 4 famili. Keberadaan capung dan kupu-kupu ini menjadi indikator penting bahwa kualitas lingkungan di sekitar area reklamasi tetap terjaga dengan baik.

“Beberapa tahun ke belakang, kami juga telah berhasil melihat tren stabil pada populasi satwa liar, termasuk spesies endemik yang menjadi indikator keseimbangan ekosistem alami,” tambah Muharwan.

Salah satu spesies yang juga menjadi perhatian adalah Burung-madu sahul (Cinnyris frenatus), burung penghisap nektar yang banyak dijumpai pada pohon-pohon berbunga di sekitar area revegetasi. Kemunculannya menandakan keberhasilan upaya pemulihan vegetasi, sekaligus menunjukkan rantai ekologi mulai terbentuk kembali.

Read also:  Ciptakan tenaga Kerja yang Kompeten, Patra Drilling Contractor Gelar CSR Pelatihan Housekeeping dan FnB

Baca juga: Harita Nickel Dukung Inisiasi Kemenkomarves Rehabilitasi Mangrove, Target Nasional 600.000 Hektare

Namun, tidak cukup hanya dengan pemulihan lingkungan secara fisik. Harita Nickel juga menjalankan program edukasi berkelanjutan untuk seluruh karyawan dan pemangku kepentingan di wilayah operasionalnya. Salah satu pesan utama dalam edukasi ini adalah larangan berburu dan mengganggu satwa liar, yang merupakan langkah preventif untuk menjaga keberlangsungan spesies endemik Obi.

“Kami tekankan pentingnya menjaga keseimbangan alam. Edukasi soal larangan perburuan satwa liar menjadi agenda penting di seluruh unit bisnis Harita Nickel,” ungkap Muharwan. Dengan kombinasi antara pemantauan rutin, penguatan habitat, dan edukasi lingkungan, Harita Nickel berupaya memastikan bahwa kekayaan hayati Pulau Obi dapat terus terjaga. Langkah ini menjadi bagian dari strategi perusahaan dalam menjalankan pertambangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. ***

TOP STORIES

MORE ARTICLES

KLH/BPLH Segel PT Xin Yuan Steel Indonesia karena Cemari Udara dan Timbun Limbah Ilegal

Ecobiz.asia — Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menyegel dan menghentikan operasional tungku pembakaran milik PT Xin Yuan Steel Indonesia di Balaraja, Kabupaten...

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...

Pertamina Siap Impor Minyak Mentah dari AS, Tunggu Payung Regulasi Pemerintah

Ecobiz.asia — PT Pertamina (Persero) menyatakan siap mengimpor minyak mentah dan LPG dari Amerika Serikat guna memperkuat pasokan kilang dalam negeri. Namun, rencana ini...

Indonesia Finalisasi Second NDC, Emisi Karbon Harus Turun 60 Persen hingga 2035

Ecobiz.asia — Pemerintah Indonesia tengah merampungkan dokumen Second Nationally Determined Contribution (Second NDC), yang akan menjadi arah kebijakan iklim nasional untuk periode 2031–2035. Dokumen ini...