MORE ARTICLES

MADANI Desak Pemerintah Pertahankan Target FOLU Net Sink dan Ajukan Second NDC yang Ambisius 

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – MADANI Berkelanjutan mendesak Pemerintah Indonesia untuk segera mengajukan dokumen iklim Second Nationally Determined Contribution (Second NDC) yang lebih ambisius dan adil iklim, serta mempertahankan target FOLU Net Sink 2030.

Penundaan pengajuan Second NDC dan kemungkinan penurunan target FOLU dinilai sebagai langkah mundur dalam kepemimpinan iklim Indonesia di tingkat global.

“FOLU Net Sink 2030 adalah komitmen yang sudah mendapat pengakuan internasional. Melemahkannya bukanlah bentuk kepemimpinan, melainkan kemunduran,” ujar Nadia Hadad, Direktur Eksekutif MADANI Berkelanjutan, Rabu (18/6).

Pernyataan ini merespons pernyataan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni yang sebelumnya menyebut bahwa SNDC harus “realistis, inklusif, dan dapat dieksekusi”, serta menyatakan kekhawatiran bahwa target terlalu ambisius bisa merusak citra diplomatik Indonesia jika tidak tercapai.

Baca juga: Minta Second NDC Harus Realistis, Menhut Singgung Target FOLU Ambisius

Menurut Nadia, justru saat ini dunia membutuhkan negara-negara yang berani memimpin dengan target tinggi yang ditopang kebijakan konkret. “Yang paling mencoreng wajah diplomasi Indonesia adalah jika kita menurunkan ambisi saat negara lain sedang memperkuatnya,” tegasnya.

MADANI menekankan bahwa SNDC harus menjadi titik balik untuk memperkuat arah pembangunan berkelanjutan yang adil bagi iklim. Penundaan dokumen ini, kata Nadia, hanya akan meningkatkan risiko krisis ekonomi, sosial, dan ekologi di masa depan.

Pada Agustus 2024, sebanyak 64 organisasi masyarakat sipil telah menyerahkan rekomendasi SNDC berkeadilan kepada pemerintah, yang berisi dorongan agar dokumen iklim nasional mengedepankan keadilan sosial, sains, dan pelibatan aktif kelompok rentan serta masyarakat sipil.

Baca juga: Dokumen Penurunan Emisi Second NDC Terus Digodok, Mencakup Sektor Kelautan dan Hulu Migas

“Tanpa pelibatan bermakna, SNDC hanya akan jadi dokumen rapi di atas kertas tapi gagal menjawab krisis nyata,” kata Nadia.

MADANI menegaskan, ambisi tinggi dalam SNDC bukan bertentangan dengan realitas, melainkan satu-satunya jalan untuk menjamin masa depan yang layak dan adil bagi seluruh rakyat Indonesia, khususnya mereka yang paling terdampak perubahan iklim. ***

Read also:  Kemenhut Siapkan Dua Juta Hektare Hutan Aren untuk Kembangkan Bioetanol

TOP STORIES

MORE ARTICLES

KLH/BPLH Segel PT Xin Yuan Steel Indonesia karena Cemari Udara dan Timbun Limbah Ilegal

Ecobiz.asia — Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menyegel dan menghentikan operasional tungku pembakaran milik PT Xin Yuan Steel Indonesia di Balaraja, Kabupaten...

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...

Pertamina Siap Impor Minyak Mentah dari AS, Tunggu Payung Regulasi Pemerintah

Ecobiz.asia — PT Pertamina (Persero) menyatakan siap mengimpor minyak mentah dan LPG dari Amerika Serikat guna memperkuat pasokan kilang dalam negeri. Namun, rencana ini...

Indonesia Finalisasi Second NDC, Emisi Karbon Harus Turun 60 Persen hingga 2035

Ecobiz.asia — Pemerintah Indonesia tengah merampungkan dokumen Second Nationally Determined Contribution (Second NDC), yang akan menjadi arah kebijakan iklim nasional untuk periode 2031–2035. Dokumen ini...