MORE ARTICLES

Keterlibatan Pemangku Kepentingan Kunci Keberhasilan Proyek Karbon Hutan

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Keterlibatan pemangku kepentingan sangat penting dalam pengembangan dan implementasi regulasi proyek karbon hutan. 

Demikian dikatakan Ketua Harian II Tim Kerja Indonesia FOLU’s Net Sink 2030 Agus Justianto pada Forest Governance, Markets, and Climate (FGMC) Stakeholder Forum di London, Kamis (23/1/2025). Agus menguraikan strategi utama untuk memastikan inklusivitas dan transparansi dalam inisiatif karbon hutan.

“Keterlibatan pemangku kepentingan sangat penting untuk menciptakan kebijakan yang inklusif, transparan, dan efektif,” ujar Agus. 

Baca juga: Menteri LH Beberkan Potensi Besar Sektor Kehutanan dalam Perdagangan Karbon Internasional: Sudah Ada Roadmapnya

Ia menambahkan, pendekatan ini akan membantu melindungi hak dan mata pencaharian masyarakat lokal, terutama masyarakat adat dan komunitas yang bergantung pada hutan.

Agus menjelaskan bahwa pemangku kepentingan dapat berkontribusi melalui partisipasi dalam konsultasi publik, memberikan keahlian teknis, mendorong kebijakan inklusif, memantau kepatuhan proyek, serta membangun kemitraan dengan berbagai pihak. 

Ia juga menyamakan proses ini dengan sistem sertifikasi SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas dan Kelestarian) yang telah berhasil diterapkan di Indonesia selama lebih dari satu dekade.

Berdasarkan pengalaman Indonesia dalam proyek karbon hutan, Agus Justianto mengungkapkan beberapa pelajaran penting yang menjadi dasar pengembangan regulasi nasional. 

Baca juga: Ada Otorisasi Negara, Sertifikat Karbon Indonesia Dijamin Menteri LH Bebas Double Counting

Hal-hal tersebut meliputi kebutuhan akan kerangka hukum yang kuat, transparansi dalam pengukuran dan pelaporan, inklusivitas, serta kemampuan beradaptasi dengan konteks lokal.

“Transparansi dan akuntabilitas dalam pengukuran, pelaporan, dan verifikasi adalah hal yang sangat penting,” jelas Agus. 

Ia juga menambahkan bahwa kerangka hukum harus secara jelas mendefinisikan peran pemangku kepentingan dan mekanisme penegakan. Pelajaran-pelajaran ini telah diintegrasikan ke dalam kerangka kerja FOLU Net Sink 2030 Indonesia, sebuah inisiatif nasional untuk mencapai tujuan mitigasi perubahan iklim di sektor kehutanan.

Untuk menjaga reputasi investasi karbon hutan yang berintegritas tinggi, Agus Justianto merekomendasikan beberapa langkah, termasuk menetapkan standar yang jelas, melibatkan masyarakat lokal, mempromosikan transparansi, dan bekerja sama dengan mitra internasional.

Read also:  Tata Niaga Kratom, Harus Eksportir Terdaftar (ET) dan Miliki Persetujuan Ekspor (PE)

Baca juga: Perdagangan Karbon Internasional, Indonesia Siap Lepas 2,48 Juta Ton CO2e Lewat IDX Carbon

“Peningkatan kapasitas dan dukungan teknis bagi masyarakat lokal menjadi kunci keberhasilan pengelolaan proyek,” tambahnya. Agus juga menyoroti pentingnya praktik manajemen adaptif dan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan kondisi dan perkembangan ilmiah.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, negara-negara pemilik hutan dapat memastikan bahwa proyek karbon tidak hanya berkontribusi pada tujuan iklim global tetapi juga mendukung pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal. ***

TOP STORIES

MORE ARTICLES

Dorong Investasi Energi Hijau, Menko Airlangga Ajak Temasek Perluas Portofolio di Indonesia

Menko Airlangga juga menekankan pentingnya kolaborasi lebih lanjut dalam pengembangan energi hijau. Ia mendukung proyek Temasek melalui Sembcorp Urban yang pada awal 2025 memulai pembangunan kawasan industri hijau di Jawa Barat, Tanjung Sauh, dan Tembesi, Batam.

BRIN Gandeng Universitas Waseda Jepang Kembangkan Basis Data Jejak Karbon

Ecobiz.asia - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng Universitas Waseda Jepang untuk mengembangkan basis data jejak karbon guna memperkuat kebijakan mitigasi perubahan iklim...

KLH/BPLH Segel PT Xin Yuan Steel Indonesia karena Cemari Udara dan Timbun Limbah Ilegal

Ecobiz.asia — Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menyegel dan menghentikan operasional tungku pembakaran milik PT Xin Yuan Steel Indonesia di Balaraja, Kabupaten...

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...