Ecobiz.asia — Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) mengembangkan Sistem Informasi Gas Rumah Kaca Nasional (SIGN-SMART) menjadi SIGN-SMART ROBUST untuk memperkuat ketangguhan, keandalan, dan integrasi sistem inventarisasi serta pelaporan emisi gas rumah kaca (GRK) nasional.
SIGN-SMART yang mulai dikembangkan sejak 2015 kini memasuki usia 10 tahun dan menjadi tulang punggung pelaporan emisi GRK Indonesia kepada Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC). Sistem ini digunakan untuk menghimpun data emisi secara berjenjang dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional.
Direktorat Inventarisasi Gas Rumah Kaca dan Monitoring, Pelaporan, serta Verifikasi (IGRK MPV) KLH/BPLH sebagai pengelola sistem menyatakan pengembangan SIGN-SMART ROBUST dilakukan untuk menjawab kebutuhan inventarisasi emisi yang semakin kompleks, sekaligus meningkatkan kualitas data nasional.
Uji coba pengembangan SIGN-SMART ROBUST dilaksanakan pada 8–9 Desember 2025. ROBUST merupakan akronim dari Reliable, Optimal, Berimbang, User Friendly, Scalable, dan Terbuka, yang mencerminkan tujuan penguatan sistem dari sisi teknis maupun tata kelola.

SIGN-SMART dirancang untuk menghasilkan perhitungan emisi yang akurat melalui mekanisme bottom-up dan top-down. Data dihimpun langsung dari daerah dan diverifikasi oleh kementerian teknis yang mengampu lima sektor utama emisi, yakni energi, pertanian, kehutanan dan penggunaan lahan (FOLU), industri, serta limbah.
Secara nasional, sektor-sektor tersebut berada di bawah kewenangan Kementerian ESDM, Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan, Kementerian Perindustrian, dan KLH/BPLH. Pendekatan ini memastikan konsistensi data sekaligus akuntabilitas lintas sektor.
Pengembangan ROBUST juga ditujukan untuk meningkatkan kemudahan penggunaan bagi operator di pusat dan daerah, dunia usaha, serta pemangku kepentingan lainnya. Sistem ini memanfaatkan Emission Factor Database (EFDB) yang memuat faktor emisi, data aktivitas, cakupan geografis, serta variabel pendukung lainnya.
Selain itu, SIGN-SMART ROBUST dirancang agar dapat diintegrasikan dengan berbagai sistem nasional lain, antara lain Sistem Registri Nasional (SRN), Sistem Informasi Data Indeks Kerentanan (SIDIK), AKSARA milik Bappenas, serta APPLE GATRIK Kementerian ESDM.
KLH/BPLH menegaskan pengembangan ini merupakan bagian dari komitmen Indonesia untuk meningkatkan transparansi, akurasi, kelengkapan, keterbandingan, dan konsistensi pelaporan emisi GRK sesuai prinsip IPCC dan kewajiban pelaporan internasional.
Dengan penguatan SIGN-SMART ROBUST, pemerintah berharap sistem inventarisasi emisi nasional semakin tangguh dalam mendukung kebijakan iklim, perencanaan pembangunan rendah karbon, serta posisi Indonesia dalam tata kelola iklim global. *** (Saiful Latief, M.Si / Pranata Humas Ahli Muda Direktorat IGRK MPV Deputi PPI, Kementerian LH/BPLH)


