Ecobiz.asia – PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menandatangani nota kesepahaman pengembangan 19 proyek energi panas bumi dengan total kapasitas 530 megawatt (MW) sebagai langkah percepatan transisi energi dan penguatan ketahanan energi nasional.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri dan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, disaksikan CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani, di Jakarta, Selasa (5/8/2025).
“Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar kedua di dunia, mencapai 24 GW, namun kapasitas terpasang baru sekitar 2,5 GW. Ini peluang besar untuk mempercepat pengembangan energi bersih,” kata Simon.
Kerja sama ini mencakup optimalisasi wilayah kerja panas bumi milik Pertamina dan PLN, studi kelayakan teknis-komersial, serta pembentukan tim kerja bersama untuk mempercepat implementasi proyek. Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) akan menjadi ujung tombak pengelolaan proyek.
Selain MoU Pertamina-PLN, dilakukan juga penandatanganan Head of Agreements antara PGEO dan PLN Indonesia Power (PLNIP) untuk pengembangan pembangkit listrik berbasis panas bumi. Keduanya juga menyepakati komitmen konsorsium untuk proyek bottoming unit di Ulubelu (30 MW) dan Lahendong (15 MW) sebagai strategi cepat mencapai target kapasitas 1 GW dalam dua hingga tiga tahun.
CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani menegaskan bahwa pengembangan panas bumi merupakan agenda strategis nasional untuk transisi energi dan penguatan kemandirian energi. “Kolaborasi lintas BUMN ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya.***