Ecobiz.asia – Indonesia mengajak negara-negara ASEAN memperkuat kolaborasi dalam pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem mangrove melalui inisiatif World Mangrove Center (WMC).
Plaform ini diharapkan menjadi hub internasional pertukaran data, pengetahuan, dan inovasi berbasis sains untuk melindungi mangrove yang menjadi penyangga penting adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Direktur Rehabilitasi Mangrove Kementerian Kehutanan (Kemenhut), Dr. Ristianto Pribadi, dalam Pertemuan ke-28 ASEAN Senior Officials on Forestry (ASOF) di Luang Prabang, Laos, Jumat (8/8/2025), mengatakan Indonesia memiliki posisi strategis karena menjadi rumah bagi 23 persen ekosistem mangrove dunia atau sekitar 3,44 juta hektare.
“WMC akan menjadi pusat kolaborasi global, membangun solusi berbasis bukti, serta mendorong kesadaran dan aksi nyata menjaga keberlanjutan ekosistem mangrove,” ujarnya.
Sejak 2021, Indonesia telah merehabilitasi lebih dari 84.000 hektare mangrove dan menargetkan tambahan 30.000 hektare dalam dua tahun ke depan.
Model pengelolaan ini dilengkapi pusat informasi, pembibitan, riset, hingga ekowisata seperti di Bali, dan akan diintegrasikan ke WMC.
Sekretariat WMC akan berkedudukan di Bali, dengan dukungan KfW Jerman dan JICA. Konsepnya melibatkan berbagai pusat mangrove di daerah dan negara ASEAN, masing-masing dengan karakteristik unik, yang terhubung dalam jaringan berbagi data, best practices, dan peningkatan kapasitas.
Inisiatif ini juga ditujukan untuk menetapkan standar pengelolaan mangrove berbasis sains, mengembangkan rujukan internasional restorasi dan rehabilitasi, mendorong dialog lintas negara, dan memperkuat ASEAN Mangrove Network (AMNet) agar menjadi bagian dari WMC.
WMC pertama kali diluncurkan Presiden RI pada 2022 dan dipromosikan di Paviliun Indonesia pada COP27 UNFCCC di Mesir.
Kemudian, WMC diperkenalkan di berbagai forum internasional, termasuk UNEA-6, ASOF-27, dan pertemuan bilateral dengan sejumlah negara serta organisasi internasional.
Ristianto mengajak seluruh negara anggota ASEAN, Timor Leste, dan Tiongkok untuk bergabung. “Dengan semangat One Vision, One Identity, One Community, mari kita bersatu untuk mangrove dan bersatu untuk masa depan,” pungkasnya. ***