DAS Sehat Jadi Kunci Mitigasi Iklim dan Nilai Ekonomi Karbon

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Menjaga kesehatan Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan salah satu strategi utama untuk mengatasi perubahan iklim sekaligus membuka peluang pembiayaan hijau melalui Nilai Ekonomi Karbon (NEK).

Demikian mengemuka pada pembekalan multipihak dalam acara Penguatan Keterpaduan Pengelolaan DAS dalam Mendukung FOLU Net Sink 2030 yang digelar di Jakarta, 2–4 September 2025.

Staf Ahli Menteri Kehutanan Bidang Perubahan Iklim, Haruni Krisnawati, menegaskan bahwa DAS sehat berperan sebagai “rumah bersama” yang menopang pangan, air, energi, dan kesejahteraan masyarakat. Jika rusak, DAS justru memicu masalah serius seperti banjir dan krisis air.

Read also:  Perundingan Global Buntu, RI Jalan Terus Target Bersih Polusi Plastik 2029

“Dengan menjaga hutan di DAS, kita menjaga stok karbon sekaligus stabilitas iklim,” ujarnya.

Haruni menjelaskan bahwa kondisi DAS saat ini berada di bawah tekanan akibat deforestasi, kebakaran hutan, dan alih fungsi lahan.

Dampak perubahan iklim seperti kekeringan, suhu tinggi, dan cuaca ekstrem semakin memperburuk kerentanan DAS. Dalam konteks ini, tutupan hutan menjadi kunci menjaga kualitas ekosistem dan cadangan karbon.

Selain aspek ekologi, DAS sehat juga memiliki nilai ekonomi. Melalui skema NEK, jasa lingkungan seperti penyerapan karbon dapat masuk ke mekanisme pasar, membuka ruang pembiayaan iklim, memperkuat investasi hijau, dan memberikan manfaat hingga ke tingkat tapak.

Read also:  Kemenhut Tangguhkan Proses Perizinan PBPH PT Sumber Permata Sipora di Kepulauan Mentawai

“Nilai Ekonomi Karbon bukan sekadar instrumen fiskal, tetapi jalan baru memperkuat pendanaan iklim dan membuka ruang bagi investasi hijau,” jelas Haruni.

Indonesia menargetkan FOLU Net Sink 2030, yaitu keseimbangan serapan dan emisi karbon sektor kehutanan melalui upaya pengurangan deforestasi, reforestasi, rehabilitasi hutan, restorasi gambut dan mangrove, serta pengelolaan hutan lestari.

Sekitar 60 persen target penurunan emisi nasional bergantung pada keberhasilan pengelolaan hutan dan DAS.

Haruni menekankan, kolaborasi multipihak menjadi syarat mutlak. Pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat sipil, media, hingga mitra internasional harus bekerja bersama.

Read also:  BPDLH Salurkan Rp251 Miliar Dana Iklim RBP REDD+ ke 15 Provinsi

“Penurunan emisi bukanlah hasil satu aksi, melainkan kolaborasi,” tegasnya.

Menurutnya, NEK menghadirkan paradigma baru pembangunan hijau yang berkeadilan.

“Dengan NEK, kita bisa memastikan hutan tetap lestari, karbon bernilai, dan masyarakat memperoleh manfaat nyata dari upaya menjaga hutan di dalam DAS,” pungkasnya.

Acara ini juga menjadi bagian dari implementasi Proyek Perubahan Membangun Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon Sektor Kehutanan, yang masuk dalam Agenda Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I. Peserta yang hadir meliputi komunitas masyarakat, BUMN, BUMD, swasta, akademisi, serta perwakilan instansi pusat dan daerah. ***

TOP STORIES

MORE ARTICLES

Kemenhut dan Satgas PKH Musnahkan 360 Hektare Sawit Ilegal di TN Gunung Leuser

Ecobiz.asia – Kementerian Kehutanan (Kemenhut) bersama Satgas Garuda Penertiban Kawasan Hutan (PKH) memulai langkah pemulihan ekosistem Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dengan memusnahkan ratusan...

RAPIMNAS APHI Pilih Soewarso Sebagai Ketua Umum Usai Indroyono Soesilo Jadi Dubes AS

Ecobiz.asia - Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS) Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) 2025 menetapkan Dr. Soewarso sebagai Ketua Umum Pergantian Antar Waktu untuk masa bakti...

Link Download Permen LH No 8/2025 Tentang Balai Pengelolaan Ekosistem Gambut dan Mangrove (BPEGM)

Ecobiz.asia – Berikut ini adalah link download Peraturan Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2025 tentang Organisasi dan Tata Kerja...

KLH Bentuk Balai Pengelolaan Ekosistem Gambut dan Mangrove (BPEGM), Ini Tugasnya

Ecobiz.asia – Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) resmi membentuk Balai Pengelolaan Ekosistem Gambut dan Mangrove (BPEGM), sebagai unit pelaksana teknis (UPT) yang...

Minat Masyarakat Tinggi, Kapasitas PLTS Atap Tembus 538 MWp

Ecobiz.asia – Kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap di Indonesia telah mencapai 538 megawatt-peak (MWp) hingga Juli 2025, naik dari 495 MWp...

TOP STORIES

Hari Pelanggan Nasional, Pertagas Tegaskan Komitmen Energi Bersih dan Layanan Prima

Ecobiz.asia — PT Pertamina Gas (Pertagas), bagian dari Subholding Gas Pertamina, menegaskan komitmen menghadirkan energi bersih dan layanan prima bagi pelanggan industri, UMKM, hingga...

Indonesia sees healthy watersheds as cornerstone of climate policy, carbon markets

Ecobiz.asia – Keeping Indonesia’s watersheds healthy is critical to tackling climate change and unlocking green finance through the country’s carbon pricing scheme, officials said...

Elnusa Gelar Khitanan Massal untuk 75 Anak di Kabupaten PALI

Ecobiz.asia – PT Elnusa Tbk (ELNUSA) menggelar program tanggung jawab sosial bertajuk Sehat Bersama, Harmonis & Terpadu Edukasi (SEHATI) melalui kegiatan khitanan massal di...

PHE OSES Dukung Perikanan Hijau di Lampung Timur, Tangkapan Nelayan Naik 40 Persen

Ecobiz.asia – PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) menyalurkan bantuan dua unit rumpon pinggir (sero) dan 20 unit jaring kakap kepada...

Kemenhut Bentuk Forest Move Club di SMK Kehutanan, Cetak Rimbawan Muda untuk FOLU Net Sink 2030

Ecobiz.asia – Kementerian Kehutanan (Kemenhut) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BP2SDM) meluncurkan pilot project ekstrakurikuler Forest Move Club di SMK Kehutanan...