Ecobiz.asia – Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari (PHPL) Kementerian Kehutanan, Laksmi Wijayanti, menegaskan bahwa Hutan Tanaman Industri (HTI) memiliki peran strategis dalam mendukung transisi menuju energi terbarukan.
Hal tersebut disampaikan saat menjadi pembicara kunci dalam sesi talkshow bertema “The Future of Industrial Plantation Forest in Contributing to Renewable Energy: Raw Materials and Investment” di Paviliun Indonesia pada COP30 UNFCCC di Belém, Brasil, Kamis (13/11/2025).
Laksmi mengatakan HTI tidak lagi dipandang sebatas sumber bahan baku kayu, tetapi sebagai pilar ekonomi hijau yang dapat menyediakan biomassa dan bahan baku bioenergi untuk menggantikan material berbasis fosil.
“Pemerintah mengarahkan pengelolaan HTI untuk berperan aktif dalam menyediakan biomassa dan bioenergi sebagai bagian dari transisi energi nasional,” ujar Laksmi.
Ia menyebut keberhasilan strategi tersebut membutuhkan dukungan investasi hijau, kepastian regulasi, insentif, serta skema kemitraan inklusif yang melibatkan masyarakat sekitar hutan.
Dalam paparannya, Laksmi juga menekankan pentingnya Sistem Verifikasi Legalitas dan Kelestarian (SVLK) sebagai instrumen yang memastikan setiap produk hasil hutan, termasuk biomassa, dapat ditelusuri, legal, dan diproduksi secara berkelanjutan. Sistem itu, katanya, sejalan dengan komitmen NDC Indonesia dan perjanjian internasional seperti FLEGT-VPA.
Ia mengajak semua pihak memperkuat riset, harmonisasi standar keberlanjutan, dan akses pembiayaan hijau untuk mempercepat pemanfaatan HTI sebagai bagian dari sistem energi rendah karbon.
“Masa depan HTI bukan hanya tentang bahan baku, tetapi tentang menciptakan mata pencaharian berkelanjutan dan mendukung sistem energi bebas karbon,” ujarnya.
Sesi talkshow dipandu oleh Dr. Fitri Nurfatriani dari BRIN dan menghadirkan pembicara lain: Novie Widyaningtyas, Penasihat Senior Menteri Kehutanan untuk Revitalisasi Industri Kehutanan; Iwan Setiawan, Deputi Ketua Umum APHI; serta Dikki Ahmar, Sekretaris Jenderal APREBI.***




