Ecobiz.asia – Climate Impact Partners resmi mendaftarkan proyek restorasi lahan di Filipina sebagai proyek pertama di Asia yang menggunakan metodologi aforestasi, reforestasi, dan revegetasi (ARR) Verra VM0047.
Proyek ini digarap bersama perusahaan bambu rekayasa Rizome dan mencakup 1.459 hektare lahan adat di Pulau Mindanao.
Bambu jenis Dendrocalamus asper atau bambu raksasa akan ditanam di sembilan wilayah adat berdasarkan perjanjian dengan komunitas setempat. Penanaman dimulai Maret 2022 dan ditargetkan mencapai 1,8 juta rumpun dalam lima tahun.
Proyek yang dirancang berjalan selama 20 tahun ini diperkirakan menyerap 529.000 ton CO2 pada periode kredit pertama, rata-rata 26.459 ton per tahun, dengan puncak pengurangan tahunan lebih dari 70.000 ton pada awal 2030-an.
Selain menyerap karbon, akar bambu yang dalam diharapkan mengurangi banjir dan erosi, memperbaiki kualitas air tanah, serta memulihkan padang rumput dan semak terdegradasi. Pembiayaan karbon juga akan menopang mata pencaharian masyarakat adat sebelum bambu siap panen.
CEO Rizome, Russell Smith, dikutip Senin (11/8/2025), menyebut bambu raksasa sebagai “alat yang kuat untuk ketahanan iklim dan pembangunan berkelanjutan” yang dapat memberi pendapatan lintas generasi bagi komunitas adat.
Climate Impact Partners menyatakan proyek serupa berbasis metodologi VM0047 tengah dikembangkan di Amerika Latin dan India. ***