Ecobiz.asia — Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Menteri Hanif saat berkunjung ke Kampung SAMTAMA (Sampah Tanggung Jawab Bersama) di RW 03, Kelurahan Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat, menyebut lokasi tersebut sebagai contoh nyata integrasi pengelolaan sampah dan adaptasi perubahan iklim di kawasan padat penduduk.
Ia menyatakan bahwa pengelolaan sampah harus menjadi gerakan kolektif, dimulai dari rumah tangga, sejalan dengan target nasional pengelolaan sampah 100 persen pada 2029 sebagaimana tercantum dalam Perpres Nomor 12 Tahun 2025.
Kampung SAMTAMA yang berlokasi di lahan seluas 36 hektare dan dihuni oleh lebih dari 3.700 jiwa itu dinilai berhasil mentransformasi diri menjadi kampung tangguh iklim melalui Program ProKlim Lestari.
Inisiatif warga mencakup pemilahan sampah, daur ulang, budidaya maggot, pengumpulan minyak jelantah, pemanfaatan air hujan, dan penggunaan lampu hemat energi. Urban farming, hidroponik, dan penghijauan wilayah juga menjadi bagian dari transformasi ini.
Dalam aspek adaptasi iklim, warga membangun 11 sumur resapan, memperluas area retensi banjir, dan memperbanyak jalur evakuasi dari 3 menjadi 38 titik.
Penggunaan ulang air limbah domestik kini diterapkan di seluruh rumah tangga, menjadikan RW 03 sebagai percontohan nasional dalam peningkatan kapasitas adaptasi iklim.
Baca juga: Indonesia Harus Akhiri Krisis Sampah Plastik Lewat Aksi Kolektif, KLH Siapkan Langkah Strategis
Hanif juga menekankan pentingnya optimalisasi fasilitas pengolahan sampah RDF (Refuse-Derived Fuel) di Rorotan, Jakarta Utara, yang berkapasitas 2.500 ton per hari.
RDF dirancang untuk menampung sampah terpilah dari Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara. Ia menegaskan bahwa hotel, kawasan komersial, dan permukiman yang belum mengolah sampah dari sumber akan dikenai sanksi administratif dan pidana jika tak segera melakukan perbaikan dalam 15 hari sejak teguran pertama.
KLH/BPLH berkomitmen memperluas model Kampung SAMTAMA ke seluruh wilayah Jakarta dan kota-kota besar lainnya.
“Transformasi menuju kota bebas sampah dan tangguh iklim bukan lagi wacana, tapi keniscayaan,” ujar Hanif.
Sebagai bentuk pengakuan, Kampung SAMTAMA masuk dalam 300 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2024 dan menjadi proyek percontohan nasional dalam program Proklim Lestari, berkat keberhasilannya dalam membangun ketahanan iklim sekaligus meningkatkan kesejahteraan warga melalui pendekatan lingkungan yang terpadu. ***