Ecobiz.asia — PT Mitra Murni Perkasa (MMP) dan perusahaan investasi-perdagangan asal Jepang, Mitsui & Co., Ltd., menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk memperkuat pemasaran nikel matte berkadar tinggi serta membuka peluang investasi strategis di sektor hilirisasi nikel Indonesia.
Penandatanganan MoU dilakukan pada 8 Desember 2025, oleh General Manager Divisi New Metals & Aluminium Mitsui, Akinobu Hashimoto, dan Presiden Direktur MMP, Adhi Dharma Mustopo.
Adhi mengatakan kerja sama ini menjadi fondasi bagi perluasan rantai pasok nikel nasional ke pasar global.
“Kolaborasi ini dibangun atas ambisi bersama dan kepercayaan. Kami ingin memperkuat posisi Indonesia di pasar nikel matte berkadar tinggi sekaligus mendukung agenda hilirisasi dan transisi energi bersih,” ujarnya kepada Ecobiz.asia, Kamis (11/12/2025).
MoU mencakup tiga pilar: pemasaran produk, peluang investasi, dan pengembangan bisnis jangka panjang.
Mitsui akan memimpin perluasan pasar di Jepang dan jaringan global lainnya, sementara MMP mengandalkan operasional smelter terintegrasi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan industri baterai kendaraan listrik.
Akinobu Hashimoto menyebut Indonesia memiliki peran kunci dalam rantai pasok energi global.
“Kami melihat MMP sebagai mitra yang sevisi soal pertumbuhan berkelanjutan dan pengelolaan sumber daya yang bertanggung jawab,” katanya.
Ia menambahkan, sinergi jaringan pemasaran Mitsui dan kapasitas produksi MMP diharapkan menciptakan nilai tambah baru di sektor hilirisasi nikel.
Sebagai bagian dari komitmen transisi energi, MMP menjalankan operasional berbasis prinsip ESG dan mengadopsi Standar Kinerja IFC. Perusahaan memanfaatkan listrik PLN serta menggunakan Renewable Energy Certificates (RECs) untuk meningkatkan porsi energi bersih. Efisiensi operasional ini, akan menurunkan konsumsi energi hingga 10 persen dan emisi gas rumah kaca hingga 50 persen.
MMP juga menyerap sekitar 1.000 tenaga kerja lokal dan menyatakan siap memperluas kapasitas SDM seiring peningkatan produksi. Smelter milik perusahaan, berlokasi di Kariangau, Balikpapan, merupakan fasilitas nikel matte berkadar tinggi pertama di Indonesia yang sepenuhnya didanai investasi dalam negeri.
Dengan teknologi RKEF dan converter modern, kapasitas produksi tahunan ditargetkan mencapai 28.000 ton dan beroperasi penuh pada 2026. ***


