MORE ARTICLES

SLB dan Star Energy Geothermal Umumkan Kolaborasi Teknologi, Tingkatkan Nilai Keekonomian Proyek Panas Bumi

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia –  Perusahaan teknologi energi global SLB (NYSE: SLB) dan Star Energy Geothermal, anak perusahaan dari perusahaan energi terbarukan, Barito Renewables (IDX: BREN), mengumumkan perjanjian kolaborasi untuk mempercepat teknologi canggih dalam pengembangan aset panas bumi.

Kolaborasi ini akan menggabungkan keterampilan milik Star Energy Geothermal dalam pengembangan panas bumi dengan pengalaman puluhan tahun milik SLB dalam mengembangkan dan mengindustrialisasi solusi teknologi untuk sektor energi. 

Bekerja sama secara erat, SLB dan Star Energy Geothermal bertujuan untuk menerapkan teknologi yang dapat mengubah keekonomian proyek panas bumi konvensional dan meningkatkan tingkat pemulihan aset panas bumi.

Baca juga: Menhut Melantik 55 Pejabat Eselon II Kementerian Kehutanan, Berikut Daftarnya

“Dalam mengembangkan teknologi untuk industri panas bumi, kolaborasi dengan pelanggan sangat penting, untuk berfokus pada situasi yang memiliki dampak ekonomi yang paling signifikan,” kata Irlan Amir, Vice President, Renewables and Energy Efficiency, SLB dalam pernyataannya Rabu (22/1/2025).

“Dalam industri di mana risiko dan levelized cost dianggap tinggi, kami menyambut kerja sama dengan Star Energy Geothermal untuk menghadirkan teknologi terobosan yang akan mengurangi risiko proyek dan meningkatkan keekonomian proyek secara keseluruhan dari sumber energi bersih dan fleksibel ini.”

SLB sebelumnya telah bekerja sama dengan Star Energy Geothermal dalam solusi teknologi yang mengoptimalkan penempatan sumur dan menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan efisiensi dan ekonomi pengeboran sumur panas bumi. 

Baca juga: Konsisten Lestarikan Lingkungan, Star Energy Bersama Balai TNGHS Lepasliarkan Burung Langka Elang Jawa

Berdasarkan perjanjian kolaborasi ini, SLB dan Star Energy Geothermal akan fokus pada pengembangan dan penerapan teknologi untuk karakterisasi bawah permukaan, pengeboran, dan produksi aset panas bumi.

“Visi kami adalah menjadi salah satu perusahaan panas bumi terbesar dan terdepan di dunia,” kata Hendra Soetjipto Tan, Direktur Utama Barito Renewables dan Group CEO Star Energy Geothermal. 

“Saat ini, kami dengan bangga mengelola kapasitas listrik terpasang panas bumi sebesar 886 MW. Sejalan dengan ekspansi strategis kami untuk mendukung transisi energi, tujuan kami ini akan terpenuhi dengan memanfaatkan teknologi canggih dalam meningkatkan efisiensi dan keekonomian aset kami saat ini dan di masa depan. 

Read also:  Inovasi PHR Zona 1, Kombinasi Velocity String dan SSD Maksimalkan Produksi

“Dengan banyaknya teknologi yang dimiliki SLB serta keahlian kami dalam pengembangan dan pengelolaan operasional sumber daya panas bumi, kami yakin bahwa bersama-sama kami dapat mengatasi tantangan teknis dan keekonomian yang menghambat pengembangan proyek panas bumi secara lebih luas di seluruh dunia,” kata Hendra Soetjipto. ***
 

TOP STORIES

MORE ARTICLES

KLH/BPLH Segel PT Xin Yuan Steel Indonesia karena Cemari Udara dan Timbun Limbah Ilegal

Ecobiz.asia — Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menyegel dan menghentikan operasional tungku pembakaran milik PT Xin Yuan Steel Indonesia di Balaraja, Kabupaten...

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...

Pertamina Siap Impor Minyak Mentah dari AS, Tunggu Payung Regulasi Pemerintah

Ecobiz.asia — PT Pertamina (Persero) menyatakan siap mengimpor minyak mentah dan LPG dari Amerika Serikat guna memperkuat pasokan kilang dalam negeri. Namun, rencana ini...

Indonesia Finalisasi Second NDC, Emisi Karbon Harus Turun 60 Persen hingga 2035

Ecobiz.asia — Pemerintah Indonesia tengah merampungkan dokumen Second Nationally Determined Contribution (Second NDC), yang akan menjadi arah kebijakan iklim nasional untuk periode 2031–2035. Dokumen ini...