MORE ARTICLES

Produsen Pupuk Blak-blakan Soal Rencana Produksi Amonia Bersih, Manfaatkan Energi Biomassa Kayu Hingga Hidrogen

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Produsen pupuk di tanah air sudah menyiapkan roadmap untuk memproduksi amonia rendah karbon. Langkah ini penting untuk emisi gas rumah kaca untuk pengendalian perubahan iklim.

Chief Executive Officer PT Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo menyatakan pihaknya sudah menyiapkan rencana memproduksi amonia biru yang rendah karbon serta amonia hijau yang bebas karbon dalam rangka mendukung komitmen emisi nol bersih (net zero emission/NZE).

“Ini adalah target kami. Kami harus melakukan transformasi dari produksi amonia abu-abu menjadi amonia biru dan amonia hijau untuk mengurangi emisi karbon. Tanpa itu, kita tidak bisa melakukannya (untuk mencapai emisi nol bersih). Inilah tantangan kami,” kata Chief Executive Officer PT Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo di Paviliun Indonesia pada COP29 UNFCCC Baku, Azerbaijan, Selasa, 19 November 2024.

Baca juga: PLN Beberkan Strategi Pengembangan Ekosistem Biomassa Berbasis Masyarakat untuk Produksi Energi Bersih

Dwi menjelaskan, target untuk memproduksi amonia biru dan amonia hijau telah masuk dalam peta jalan (roadmap) dekarbonisasi yang dimiliki perusahaan. Dalam peta jalan Petrokimia Gresik, perusahaan menargetkan pembangunan hybrid green ammonia dengan produksi 100 metrik ton per hari (MTPD) pada tahun 2027-2030.

Kemudian, pembangunan green ammonia plant I dan II akan dilakukan antara tahun 2031 hingga 2050 termasuk juga pengimplementasian teknologi CCUS (carbon capture, utilization, and storage) atau teknologi yang dapat menangkap emisi karbon dioksida (CO2) agar tidak terlepas ke atmosfer.

“Untuk amonia biru, kami akan menggunakan teknologi yang dapat menangkap emisi CO2 sehingga tidak terlepas ke atmosfer. Kami memiliki rencana untuk itu. Untuk amonia hijau, kami akan menggunakan hidrogen hijau yang didapatkan dari proses hidrolisis yang merupakan energi terbarukan,” kata Dwi.

Namun, menurut dia, pengembangan amonia biru dan amonia hijau masih menghadapi tantangan bagi industri pupuk di Indonesia. Apalagi, industri pupuk sejak lama sangat bergantung pada bahan bakar fosil untuk memproduksi amonia.

Tantangan terbesar untuk beralih ke produksi amonia biru dan hijau antara lain karena membutuhkan investasi yang besar dan teknologi pendukung yang dibutuhkan.

Read also:  PHR Terima Sertifikat Lahan Hulu Migas, Siap Topang Kinerja Operasi

Ia mencatat, pengembangan bahan baku utama dalam pembuatan pupuk yang lebih hijau ini membutuhkan investasi sekitar 227 juta dolar AS untuk memproduksi 82 ribu ton amonia hijau.

“Tapi ini adalah komitmen kami. Saya yakin kita bisa mendapatkan teknologi yang lebih murah dengan kapasitas yang tinggi. Dan kita yakin bisa memproduksi amonia hijau, sehingga kita menghasilkan pupuk hijau yang tujuan akhirnya adalah untuk menyelamatkan bumi,” kata Dwi.

Senior Vice President Technology PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang Alfa Widyanto memaparkan langkah Pusri melakukan dekarbonisasi. “Untuk tahap pertama, kami akan melakukan revitalisasi mesin tua di pabrik kami untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku,” kata dia. 

Baca juga: PLN IP Manfaatkan Green Amonia yang Bersih Karbon untuk PLTU, Gandeng Pupuk Kujang dan IHI Corporation

Sebagai sumber energi, Pusri akan memanfaatkan biomassa sebagai bahan bakar terbarukan melalui cofiring. Selain itu, penggunaan listrik bersih dari PLN juga akan dioptimalkan.

Selanjutnya, Pusri akan bergerak untuk memproduksi Blu Amonia mulai tahun 2030 dengan mengimplementasikan teknologi penangkapan karbon. Pemanfaatan biomassa untuk cofiring juga akan terus dioptimalkan dengan mengembangkan kemitraan hutan rakyat sebagai sumber bahan baku. ****

TOP STORIES

MORE ARTICLES

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...

Pertamina Siap Impor Minyak Mentah dari AS, Tunggu Payung Regulasi Pemerintah

Ecobiz.asia — PT Pertamina (Persero) menyatakan siap mengimpor minyak mentah dan LPG dari Amerika Serikat guna memperkuat pasokan kilang dalam negeri. Namun, rencana ini...

Indonesia Finalisasi Second NDC, Emisi Karbon Harus Turun 60 Persen hingga 2035

Ecobiz.asia — Pemerintah Indonesia tengah merampungkan dokumen Second Nationally Determined Contribution (Second NDC), yang akan menjadi arah kebijakan iklim nasional untuk periode 2031–2035. Dokumen ini...

Produksi Ethanol Nasional Terancam Imbas Kesepakatan Tarif Indonesia-AS, Implementasi E5 di Ujung Tanduk

Ecobiz.asia - Kesepakatan perdagangan antara Indonesia-Amerika Serikat yang diumumkan Presiden Donald Trump mengancam produksi ethanol di tanah air. Kesepakatan tersebut membebaskan bea masuk ethanol asal AS...