MORE ARTICLES

PLN Targetkan 631 Lokasi Terpencil untuk De-dieselisasi, Gandeng 170 IPP

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia — PT PLN (Persero) terus mempercepat transisi menuju energi bersih melalui tiga inisiatif utama: de-dieselisasi di daerah terpencil, pengembangan pembangkit listrik tenaga angin (PLTB) di Sulawesi Selatan, serta keterlibatan aktif 170 pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) dalam proyek energi terbarukan.

Langkah ini merupakan bagian dari implementasi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2035 yang secara signifikan memperbesar porsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional. 

Hal tersebut disampaikan Vice President Aneka Energi Baru Terbarukan PLN, Dewanto, dalam sesi Powering Growth: Sustainable Energy Through Infrastructure di International Conference on Infrastructure, Jakarta, Rabu (12/6/2025).

Baca juga: Kerja Sama Regional Jadi Kunci Sukses Pengelolaan Mangrove ASEAN

Salah satu fokus utama PLN adalah program de-dieselisasi, yakni penggantian pembangkit listrik tenaga diesel di ratusan wilayah terisolasi dengan pembangkit tenaga surya (PLTS) yang dilengkapi sistem baterai.

“Pada fase pertama, kapasitas PV mencapai sekitar 150 MWp dengan dukungan baterai hingga 350 MWh. Ini juga memberi dampak positif terhadap pengembangan industri baterai nasional,” ujar Dewanto.

Program ini menyasar 631 lokasi terpencil dari Sumatra hingga Papua yang selama ini masih bergantung pada genset diesel. 

Namun, dari 94 lokasi yang masuk fase awal pelaksanaan, baru dua perusahaan swasta yang berpartisipasi.

“Kami berharap lebih banyak keterlibatan swasta dalam de-dieselisasi ini. Sayangnya, tingkat partisipasi masih rendah,” tambahnya.

PLN saat ini tengah menunggu regulasi resmi terkait skema hybrid untuk mendukung pelaksanaan program ini, yang diperkirakan akan terbit pada Juli 2025. Kejelasan regulasi ini dinilai penting untuk menarik minat investor dan mempercepat implementasi.

Di sektor energi angin, PLN melanjutkan pengembangan PLTB di Sulawesi Selatan. Saat ini, dua lokasi telah beroperasi dengan total kapasitas 130 MW, dan PLN membuka kembali proses pengadaan untuk memperluas kapasitas pembangkit tersebut.

Baca juga: Kolaborasi PLN NP dan Muhammadiyah Bojonegoro: Wujud Nyata Peduli Lingkungan

Selain itu, PLN telah menyiapkan basis mitra pengembang energi terbarukan. Sejak 2020, perusahaan secara aktif menyusun daftar pendek pengembang PLTS dan PLTB. Hingga kini, sebanyak 170 IPP telah lolos seleksi dan siap terlibat dalam proyek-proyek energi bersih PLN.

Read also:  Ombudsman Temukan Maladministrasi Penerbitan Persetujuan RKAB, Kementerian ESDM: Sudah Sesuai Aturan   

“Ini adalah bagian dari arah utama pengembangan energi terbarukan di Indonesia,” kata Dewanto.

Ia juga menegaskan bahwa keberhasilan implementasi RUPTL yang menargetkan penambahan 52 GW energi terbarukan dan 10 GW kapasitas baterai sangat bergantung pada partisipasi sektor swasta.

“PLN membutuhkan IPP yang progresif untuk bisa bergabung dalam program-program ini. Kemitraan publik-swasta adalah kunci sukses transisi energi,” tegasnya.

Dengan dukungan regulasi yang tepat, pelaksanaan proyek yang terstruktur, dan partisipasi swasta yang solid, PLN optimistis dapat mempercepat transformasi energi bersih di seluruh wilayah Indonesia. ***

TOP STORIES

MORE ARTICLES

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...

Pertamina Siap Impor Minyak Mentah dari AS, Tunggu Payung Regulasi Pemerintah

Ecobiz.asia — PT Pertamina (Persero) menyatakan siap mengimpor minyak mentah dan LPG dari Amerika Serikat guna memperkuat pasokan kilang dalam negeri. Namun, rencana ini...

Indonesia Finalisasi Second NDC, Emisi Karbon Harus Turun 60 Persen hingga 2035

Ecobiz.asia — Pemerintah Indonesia tengah merampungkan dokumen Second Nationally Determined Contribution (Second NDC), yang akan menjadi arah kebijakan iklim nasional untuk periode 2031–2035. Dokumen ini...

Produksi Ethanol Nasional Terancam Imbas Kesepakatan Tarif Indonesia-AS, Implementasi E5 di Ujung Tanduk

Ecobiz.asia - Kesepakatan perdagangan antara Indonesia-Amerika Serikat yang diumumkan Presiden Donald Trump mengancam produksi ethanol di tanah air. Kesepakatan tersebut membebaskan bea masuk ethanol asal AS...