Ecobiz.asia — Kementerian Kehutanan (Kemenhut) dan Wildlife Conservation Society (WCS) kembali memperkuat kerja sama dalam upaya konservasi keanekaragaman hayati Indonesia melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang diperbarui pada Rabu (10/12/2025). Ini merupakan MoU keenam antara kedua pihak.
Dikutip dari media sosial WCS, acara penandatanganan dihadiri Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Wakil Menteri Kehutanan Rohmat Marzuki. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Prof. Satyawan Pudyatmoko, dan Executive Vice President WCS, Joe Walston.
Prof. Satyawan menyatakan bahwa perjanjian ini menjadi fondasi penting bagi pengelolaan kawasan konservasi yang lebih efektif. “MoU ini memperkuat upaya bersama untuk meningkatkan pengelolaan kawasan konservasi, yang merupakan benteng terakhir keanekaragaman hayati Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Joe Walston menekankan bahwa setiap pembaruan MoU selalu membawa kemajuan baru. Ia memuji pendekatan pemerintah Indonesia yang dinilai inovatif dalam menjaga sumber daya alam sekaligus mendukung pembangunan nasional.
Salah satu poin penting yang disoroti Walston adalah keberadaan IBioFund, yang dinilainya sebagai terobosan pendanaan konservasi. Dana tersebut memungkinkan pembiayaan berkelanjutan bagi kegiatan konservasi, termasuk penyaluran hibah kepada masyarakat dan organisasi lokal untuk perlindungan satwa liar dan habitatnya.
Melalui MoU ini, Kemenhut dan WCS berkomitmen memperkuat konservasi yang adaptif, berbasis data, serta inklusif. Sinergi tersebut diharapkan meningkatkan perlindungan satwa dan habitat, memperkuat pengelolaan kawasan konservasi, dan memastikan seluruh program berjalan berkelanjutan serta sejalan dengan agenda nasional Indonesia.
Penandatanganan MoU ini menjadi langkah konkret memperpanjang kemitraan dan memastikan upaya perlindungan keanekaragaman hayati Indonesia terus berlanjut secara efektif dan jangka panjang. ***


