BPS Rilis KBLI 2025, Bisnis Karbon Kini Punya Kode Sendiri

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia — Badan Pusat Statistik (BPS) resmi merilis Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2025 sebagai pembaruan atas KBLI 2020. Pembaruan ini dilakukan untuk memastikan pencatatan dan pengklasifikasian aktivitas ekonomi nasional tetap relevan dengan dinamika global, termasuk perkembangan ekonomi digital, agenda perubahan iklim, serta tumbuhnya bisnis karbon di Indonesia.

KBLI merupakan standar nasional untuk mengklasifikasikan seluruh aktivitas ekonomi berdasarkan kesamaan karakteristik kegiatan. Klasifikasi ini digunakan sebagai rujukan utama dalam analisis ekonomi, perumusan kebijakan, perizinan berusaha, serta penyusunan berbagai statistik resmi negara.

Kepala BPS RI Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan KBLI 2025 disusun dengan mengacu pada International Standard Industrial Classification of All Economic Activities (ISIC) Revisi 5 yang direkomendasikan Komisi Statistik PBB (UNSC) pada 11 Maret 2024. ISIC Revisi 5 telah diadopsi sejumlah negara, termasuk Uni Eropa dan Singapura.

Read also:  Verra Gandeng S&P Global Kembangkan Registry Generasi Baru Pasar Karbon

“Melalui rilis ini kami memperkenalkan KBLI 2025 yang telah merujuk ISIC Revisi 5. Pembaruan ini penting agar klasifikasi lapangan usaha di Indonesia tetap relevan terhadap perkembangan ekonomi, teknologi, dan model bisnis baru, sekaligus tetap menjaga keterbandingan internasional,” ujar Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (19/12).

BPS menjelaskan pembaruan KBLI dilakukan setiap lima tahun sesuai rekomendasi Committee of Experts on International Statistical Classification (CEISC). Proses penyusunan KBLI 2025 melibatkan lintas sektor, dengan total 1.164 usulan yang diterima dari 30 kementerian dan lembaga.

Read also:  Verra Dorong Digitalisasi Standar Karbon untuk Percepat Pasokan Kredit Berintegritas

Dalam KBLI 2025, BPS mengakomodasi sejumlah aktivitas ekonomi baru yang sebelumnya belum tercakup, antara lain jasa intermediasi platform digital, factoryless goods producers (FGP), aktivitas konten digital dan media kreatif seperti podcast, gim, dan streaming, serta aktivitas terkait perdagangan, penangkapan, dan penyimpanan karbon. Selain itu, klasifikasi untuk energi terbarukan dan sektor jasa keuangan juga diperluas.

Dari sisi struktur, jumlah kategori KBLI 2025 bertambah menjadi 22 kategori (A–V), naik dari 21 kategori pada KBLI 2020. Secara keseluruhan, KBLI 2025 mencakup 87 golongan pokok, 257 golongan, 519 subgolongan, dan 1.560 kelompok usaha.

BPS menegaskan KBLI 2025 akan menjadi acuan utama dalam berbagai kegiatan statistik, termasuk pelaksanaan Sensus Ekonomi 2026, pemutakhiran Statistical Business Register (SBR), serta penyusunan statistik resmi lainnya.

Read also:  PGE Kaji Pembangunan Data Center Rendah Karbon Berbasis Panas Bumi Pertama di Indonesia

Di luar statistik, KBLI juga digunakan dalam berbagai aspek kebijakan. Di sektor keuangan, KBLI menjadi rujukan dalam klasifikasi sektor ekonomi pada laporan bank umum terintegrasi serta Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia. Di sektor industri, KBLI diterapkan dalam Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas), sementara dalam perizinan berusaha KBLI digunakan sebagai dasar pengajuan izin melalui sistem Online Single Submission (OSS).

Dengan pembaruan ini, BPS menilai KBLI 2025 akan memperkuat basis data ekonomi nasional, termasuk pencatatan aktivitas ekonomi yang terkait langsung dengan upaya mitigasi perubahan iklim dan pengembangan bisnis karbon di Indonesia. ***

LATEST STORIES

MORE ARTICLES

Kemenhut Buka Peluang Pendanaan Karbon REDD+ Berbasis Kinerja Skema ART-TREES bagi Daerah

Ecobiz.asia — Kementerian Kehutanan (Kemenhut) membuka peluang pendanaan internasional bagi pemerintah daerah melalui skema REDD+ berbasis kinerja menggunakan standar ART-TREES, sebagai insentif atas keberhasilan...

Perkuat Kredibilitas Data, KKP Luncurkan Manual Pengukuran Karbon Biru Ekosistem Padang Lamun

Ecobiz.asia — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meluncurkan Manual Pengukuran Karbon Biru Lamun sebagai pedoman teknis standar untuk memperkuat kredibilitas data karbon biru, efektivitas...

WWF-Indonesia dan Kuva Space Manfaatkan Teknologi Satelit dan AI Perkuat Verifikasi Blue Carbon

Ecobiz.asia – WWF-Indonesia bersama perusahaan satelit Kuva Space mengembangkan pemantauan ekosistem karbon biru berbasis satelit hiperspektral dan kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan akurasi penilaian...

Verra Gandeng S&P Global Kembangkan Registry Generasi Baru Pasar Karbon

Ecobiz.asia — Verra menjalin kolaborasi strategis dengan S&P Global untuk mengembangkan next-generation carbon registry yang diyakini akan menjadi fondasi baru percepatan penerbitan kredit karbon...

Verra Dorong Digitalisasi Standar Karbon untuk Percepat Pasokan Kredit Berintegritas

Ecobiz.asia — Organisasi standar karbon global, Verra, mendorong digitalisasi menyeluruh dalam pengelolaan standar dan metodologi karbon sebagai kunci memperkuat transparansi sekaligus mempercepat penerbitan kredit...

TOP STORIES

Gandeng Kelompok Tani, Pertamina Hulu Mahakam Rehabilitasi 345 Hektare DAS

Ecobiz.asia – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Wilayah Kalimantan Sulawesi merehabilitasi Daerah Aliran...

Indonesia Opens Access to Performance-Based REDD+ Carbon Financing Through ART-TREES

Ecobiz.asia — Indonesia’s Ministry of Forestry (Kemenhut) has opened opportunities for subnational governments to access performance-based REDD+ carbon financing through the ART-TREES mechanism, as...

Berkas Lengkap, Gakkum Kehutanan Segera Bawa 4 Tersangka Perambahan Tahura Jadi Sawit di Jambi ke Persidangan

Ecobiz.asia — Balai Penegakan Hukum (Gakkum) Kehutanan Wilayah Sumatera menuntaskan penanganan kasus perambahan kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Orang Kayo Hitam (OKH) di Kabupaten...

Bakal Rugikan Petani, POPSI Tolak Wacana Kenaikan Pungutan Ekspor Sawit untuk Program B50

Ecobiz.asia — Perkumpulan Organisasi Petani Sawit Indonesia (POPSI) menolak wacana kenaikan pungutan ekspor (PE) kelapa sawit pada 2026 yang dikaitkan dengan rencana peningkatan mandatori...

PetroChina Sukses Rehabilitasi 34 Hektare DAS di Jambi, Tingkat Keberhasilan Vegetasi Capai 95 Persen

Ecobiz.asia — SKK Migas–PetroChina International Jabung Ltd. menyelesaikan rehabilitasi lahan seluas 34 hektare di Kawasan Hutan Lindung Gambut (HLG) Londerang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur,...