Mengenal Flow2Max®: Inovasi PGE yang Mengubah Cara Indonesia Mengelola Panas Bumi

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia — Indonesia kini memiliki teknologi panas bumi kelas dunia yang lahir dari tangan para insinyur dalam negeri. Namanya Flow2Max®, sebuah inovasi buatan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) yang memungkinkan pemantauan aliran fluida panas bumi secara real-time, teknologi yang sebelumnya hanya dimiliki negara-negara maju penghasil geothermal.

Diperkenalkan menjelang peluncuran resminya pada 2 Desember 2025, Flow2Max® hadir sebagai alat ukur dua fase (two-phase flow meter) yang membantu operator mengetahui kondisi fluida dari dalam sumur panas bumi secara akurat dan langsung.

Teknologi ini tak hanya meningkatkan efisiensi produksi, tetapi juga memperkuat keberlanjutan reservoir, sebuah aspek krusial dalam operasi geothermal jangka panjang.

Read also:  CEOR: Teknologi Injeksi Kimia yang Membuka Harapan Baru Produksi Minyak Lapangan Tua

“Flow2Max® bukan sekadar teknologi, tapi kontribusi anak bangsa untuk energi hijau Indonesia,” kata Ahmad Yani, Direktur Operasi PGE, Senin (1/12/2025).

Ia menegaskan, kemampuan memantau aliran fluida secara presisi membuat perusahaan dapat mencegah gangguan teknis lebih awal serta menjaga kesinambungan cadangan panas bumi.

Teknologi ini awalnya dikembangkan dari riset doktoral Mohamad Husni Mubarok, Manager Production and Operation Excellence PGE, ketika menempuh pendidikan di University of Auckland.

Riset itu kemudian dikembangkan lebih jauh menjadi teknologi siap pakai—dilengkapi algoritma eksklusif “Mubarok Correlation” dan enam paten internasional di Amerika Serikat, Islandia, Selandia Baru, Filipina, Turki, dan Indonesia.

Read also:  GeoRIMA Buka Akses Data Mineral dan Energi, Dorong Transparansi dan Investasi

“Flow2Max® menjadi bukti bahwa Indonesia mampu menghasilkan teknologi geothermal kelas dunia,” ujar Edwil Suzandi, Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PGE. Ia mengatakan teknologi ini sudah terpasang di lima sumur PGE Area Lahendong dan ditargetkan digunakan di seluruh area operasi dalam tiga tahun.

Flow2Max® bekerja melalui pemasangan orifice plate khusus pada pipa dua fase untuk membaca dinamika aliran fluida. Data kemudian ditransmisikan secara aman melalui fiber optic, LoRa, dan sistem IoT ke dashboard berbasis web, sehingga operator dapat memantau kinerja sumur dari ruang kontrol kapan saja.

Lebih jauh, teknologi ini akan menjadi bagian penting dalam upaya Indonesia meningkatkan pembangkit energi terbarukan. Dalam RUPTL 2025–2034, panas bumi diproyeksikan berkontribusi hingga 5,2 GW, menjadikannya salah satu sumber energi bersih terbesar di masa depan.

Read also:  Laporan Project InnerSpace: Teknologi Generasi Baru Kunci Optimalisasi Panas Bumi Indonesia

PGE juga menggandeng Ecolab International Indonesia untuk mendorong komersialisasi Flow2Max®, yang membuka peluang agar teknologi ini digunakan bukan hanya pada proyek panas bumi, tetapi juga industri migas.

Flow2Max® menandai babak baru inovasi energi hijau di tanah air—membuktikan bahwa teknologi strategis untuk transisi energi tidak selalu harus datang dari luar negeri, tetapi dapat lahir dari laboratorium dan para perwira energi Indonesia sendiri. ***

LATEST STORIES

MORE ARTICLES

GeoRIMA Buka Akses Data Mineral dan Energi, Dorong Transparansi dan Investasi

Ecobbiz.asia — Upaya pemerintah mendorong keterbukaan data sumber daya alam semakin kuat dengan hadirnya GeoRIMA (Geological Resources of Indonesia Multiplatform Application), sebuah aplikasi digital...

CEOR: Teknologi Injeksi Kimia yang Membuka Harapan Baru Produksi Minyak Lapangan Tua

Ecobiz.asia — Di tengah tantangan penurunan produksi migas nasional akibat dominasi lapangan tua, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mulai mengandalkan teknologi Chemical Enhanced Oil...

Laporan Project InnerSpace: Teknologi Generasi Baru Kunci Optimalisasi Panas Bumi Indonesia

Ecobiz.asia — Project InnerSpace merilis laporan The Future of Geothermal in Indonesia yang menyimpulkan bahwa pemanfaatan panas bumi generasi terbaru berpotensi memenuhi hingga 90...

Bukan Ancaman, Persepsi Efikasi dan Norma Kelompok Lebih Menentukan Partisipasi Cegah Karhutla

Ecobiz.asia – Upaya mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) ternyata tidak bergantung pada seberapa besar rasa takut yang disampaikan lewat kampanye. Penelitian terbaru menunjukkan...

PERHAPI Rilis Buku Ekonomi Hijau Pertambangan sebagai Acuan Pengelolaan Berkelanjutan

Ecobiz.asia — Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) merilis buku ekonomi hijau sebagai acuan pengelolaan sektor pertambangan dan daerah penghasil sumber daya alam secara berkelanjutan. Ketua...

TOP STORIES

Gandeng Kelompok Tani, Pertamina Hulu Mahakam Rehabilitasi 345 Hektare DAS

Ecobiz.asia – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Wilayah Kalimantan Sulawesi merehabilitasi Daerah Aliran...

Indonesia Opens Access to Performance-Based REDD+ Carbon Financing Through ART-TREES

Ecobiz.asia — Indonesia’s Ministry of Forestry (Kemenhut) has opened opportunities for subnational governments to access performance-based REDD+ carbon financing through the ART-TREES mechanism, as...

Berkas Lengkap, Gakkum Kehutanan Segera Bawa 4 Tersangka Perambahan Tahura Jadi Sawit di Jambi ke Persidangan

Ecobiz.asia — Balai Penegakan Hukum (Gakkum) Kehutanan Wilayah Sumatera menuntaskan penanganan kasus perambahan kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Orang Kayo Hitam (OKH) di Kabupaten...

Bakal Rugikan Petani, POPSI Tolak Wacana Kenaikan Pungutan Ekspor Sawit untuk Program B50

Ecobiz.asia — Perkumpulan Organisasi Petani Sawit Indonesia (POPSI) menolak wacana kenaikan pungutan ekspor (PE) kelapa sawit pada 2026 yang dikaitkan dengan rencana peningkatan mandatori...

PetroChina Sukses Rehabilitasi 34 Hektare DAS di Jambi, Tingkat Keberhasilan Vegetasi Capai 95 Persen

Ecobiz.asia — SKK Migas–PetroChina International Jabung Ltd. menyelesaikan rehabilitasi lahan seluas 34 hektare di Kawasan Hutan Lindung Gambut (HLG) Londerang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur,...