Ecobiz.asia — PT PLN Nusantara Power (PLN NP) meraih penghargaan Initiative Award 2025 pada kategori Education and Future Talent melalui program inovatif SIPANDU DESI (Sistem Pengembangan Agrikultur Terpadu Desa Sinergi Energi).
Program yang dijalankan oleh PLN NP Unit Pembangkitan Tanjung Awar-awar, Tuban, dinilai sebagai praktik terbaik (best practice) dalam pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) karena berhasil mengintegrasikan teknologi hijau, kolaborasi multipihak, dan fungsi edukatif yang memberdayakan masyarakat sekaligus memperkuat ekosistem pengetahuan di bidang agrikultur.
SIPANDU DESI dikembangkan di Desa Kaliuntu dan Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Program ini menggabungkan sistem energi bersih dengan penguatan ketahanan pangan melalui penerapan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk pengairan lahan pertanian dan pemanfaatan limbah jagung sebagai biomassa co-firing di PLTU Tanjung Awar-awar.
Inovasi tersebut mampu menekan emisi karbon hingga 11,5 ton CO₂ per bulan serta menghemat sekitar 140 liter solar per musim tanam.
Direktur Utama PLN Nusantara Power Ruly Firmansyah mengatakan, sektor tanggung jawab sosial menjadi bagian penting dari strategi keberlanjutan perusahaan.
“Keberlanjutan tidak hanya diukur dari besarnya energi bersih yang dihasilkan, tetapi juga dari sejauh mana kita menyalakan pengetahuan, kemandirian, dan masa depan masyarakat. SIPANDU DESI menjadi bukti bahwa energi hijau dapat menumbuhkan nilai sosial, ekonomi, dan edukasi sekaligus,” ujar Ruly, Jumat (7/11/2025).
Melalui program ini, limbah batang dan daun jagung yang semula tidak termanfaatkan kini diolah menjadi pakan silase bernilai ekonomi.
Langkah tersebut membantu peternak mengurangi ketergantungan terhadap pakan komersial, khususnya di musim kemarau, sekaligus menekan biaya operasional dan meningkatkan daya saing sektor pertanian serta peternakan lokal.
Hingga saat ini, 122 penerima manfaat langsung meliputi petani, peternak, lansia, dan warga prasejahtera telah merasakan dampak ekonomi dan sosial dari program tersebut.
Mereka mendapatkan pelatihan agrikultur terpadu, penerapan teknologi energi bersih, dan sistem ekonomi sirkular yang mendorong efisiensi serta keberlanjutan lingkungan.
Program SIPANDU DESI juga berkembang menjadi Learning Centre bagi praktisi dan akademisi, serta menjadi rujukan kolaborasi lintas sektor antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan komunitas masyarakat untuk mengembangkan model pertanian berkelanjutan berbasis energi hijau.
“SIPANDU DESI adalah wujud nyata sinergi antara teknologi hijau dan potensi lokal dalam mendukung ketahanan pangan serta energi masyarakat pedesaan. Kami berharap model ini dapat direplikasi di berbagai daerah untuk mempercepat transisi energi nasional,” tambah Ruly. ***




