MORE ARTICLES

Java-Wide Leopard Survey (JWLS) Ungkap Status Populasi Macan Tutul Jawa

MORE ARTICLES

 

Ecobiz.asia – Kementerian Kehutanan memaparkan progres survei macan tutul jawa (Panthera pardus melas) se-Pulau Jawa, atau Java-Wide Leopard Survey (JWLS). 

“Survei nasional macan tutul jawa atau JWLS ini merupakan bentuk nyata kolaborasi sumber daya nasional yang dilaksanakan oleh pemerintah dengan dukungan mitra kerja di tingkat tapak,” kata Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Kehutanan, Prof. Satyawan Pudyatmoko, saat pertemuan dengan para pihak JWLS di Jakarta, Selasa (18/2/2025)

Satyawan pun menyampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada mitra-mitra yang terlibat dalam survei ini. Diantaranya Yayasan SINTAS Indonesia, Universitas Gajah Mada, PT Djarum, PT Indopoly, PT Sinar Sosro Gunung Slamat, PT Sarana Berkat Sejahtera, dan PT Profesional Telekomunikasi Indonesia, PT Bank Central Asia, PT Star Energy Geothermal (Barito Group), LSM lokal, pemerintah daerah, Perhutani, dan berbagai pihak yang telah mendukung kegiatan JWLS ini.

Baca juga: Kementerian ESDM Beberkan Kerja Sama Indonesia-Northern Territory Australia Soal Rantai Pasok Mineral Kritis, Terkait Pembangunan Berkelanjutan

JWLS dimulai diluncurkan pada 27 Februari 2024. Survei yang memanfaatkan teknologi kamera pengintai (camera trap) ini ditujukan untuk mengetahui status populasi macan tutul jawa di seluruh habitat satwa liar yang tersisa di Pulau Jawa. 

Selain survei kamera pengintai, JWLS juga mengumpulkan sampel kotoran macan tutul jawa untuk mengetahui struktur populasi macan tutul jawa dan preferensi satwa mangsanya.

Saat ini macan tutul jawa tersebar terutama di 29 petak habitat, sebagian besar adalah taman nasional, umumnya berukuran kecil dan terisolasi satu sama lain. 

Dengan perkiraan ukuran populasi kurang lebih 350 individu dewasa di alam, populasi macan tutul jawa diduga terus mengalami penyusutan dalam kurun waktu dua dekade terakhir, terutama akibat fragmentasi habitat.

Macan tutul jawa merupakan salah satu satwa langka prioritas nasional dan dilindungi oleh Undang-Undang Negara Republik Indonesia No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya serta terdaftar sebagai satwa terancam (Endangered) di dalam daftar merah satwa terancam IUCN dan Apendiks I CITES yang dilarang untuk diperdagangkan secara internasional.

Read also:  Menteri LH Mau Tertibkan Industri Pengguna Batubara di Jabodetabek, Jadi Sumber Polusi Udara

Kemajuan pelaksanaan JWLS telah dicapai oleh para petugas Unit Pelaksana Teknis lingkup Direktorat Jenderal KSDAE, Kementerian Kehutanan dan para penggiat lingkungan yang tergabung di dalam 8 tim survei lapang JWLS. 

Dari keseluruhan 21 bentang alam target, survei kamera pengintai telah selesai dilaksanakan di 7 bentang alam dan telah terpasang di 3 bentang alam lainnya. Dari ke-7 bentang alam yang telah disurvei, macan tutul jawa terdeteksi di 6 bentang alam, yaitu Rawa Danau, Burangrang, Ciremai, Panusupan, Sindoro – Dieng, dan Bromo Tengger Semeru. 

Baca juga: Pemanfaatan Teknologi Bantu Redakan Konflik Manusia VS Harimau Sumatra

Tim survei belum berhasil mendeteksi keberadaan macan tutul jawa di bentang alam Merapi Merbabu. 

Dari kamera pengintai, tim pengelola data JWLS telah berhasil mengidentifikasi sebanyak 34 individu macan tutul jawa, terdiri dari 11 jantan dan 23 betina. Dari keseluruhan individu yang teridentifikasi, 12 di antaranya adalah macan kumbang, sedangkan sisanya adalah macan tutul. 

Sementara itu, hasil analisa genetika yang dilakukan di Laboratorium Analisis Genetik Satwa Liar Universitas Gajah Mada (UGM) telah berhasil mengidentifikasi 70 sampel kotoran milik macan tutul jawa, terdiri dari 37 jantan dan 18 betina. 

Sementara 15 sampel sisanya masih dalam proses analisa. Tim teknis JWLS akan terus bekerja sampai seluruh kegiatan survei selesai pada awal 2026, hingga mencapai kesimpulan perkiraan ukuran populasi macan tutul jawa di setiap bentang alam target. ***

TOP STORIES

MORE ARTICLES

Dorong Investasi Energi Hijau, Menko Airlangga Ajak Temasek Perluas Portofolio di Indonesia

Menko Airlangga juga menekankan pentingnya kolaborasi lebih lanjut dalam pengembangan energi hijau. Ia mendukung proyek Temasek melalui Sembcorp Urban yang pada awal 2025 memulai pembangunan kawasan industri hijau di Jawa Barat, Tanjung Sauh, dan Tembesi, Batam.

BRIN Gandeng Universitas Waseda Jepang Kembangkan Basis Data Jejak Karbon

Ecobiz.asia - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng Universitas Waseda Jepang untuk mengembangkan basis data jejak karbon guna memperkuat kebijakan mitigasi perubahan iklim...

KLH/BPLH Segel PT Xin Yuan Steel Indonesia karena Cemari Udara dan Timbun Limbah Ilegal

Ecobiz.asia — Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menyegel dan menghentikan operasional tungku pembakaran milik PT Xin Yuan Steel Indonesia di Balaraja, Kabupaten...

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...