MORE ARTICLES

Di Forum ASEAN, Direktur Rehabilitasi Mangrove Kemenhut Ungkap Potensi Kredit Karbon Hutan Bakau

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Direktur Rehabilitasi Mangrove Kementerian Kehutanan Indonesia, Ristianto Pribadi, mengungkapkan potensi pengembangan kredit karbon dari aktivitas konservasi dan restorasi ekosistem mangrove.

Hal tersebut disampaikan Ristianto pada forum ASEAN terkait rehabilitasi mangrove, Seminar on Sustainable Mangrove Industry: Harnessing Biodiversity for Economic and Environmental Prosperity di Kuala Lumpur, Senin (17/2/2025).

Pada kesempatan itu Ristianto menekankan pentingnya pengelolaan mangrove atau bakau secara berkelanjutan guna menjaga keseimbangan ekosistem serta mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Baca juga: Program Restorasi Mangrove dan Budidaya Ayam JOB Simenggaris Perkuat Ekonomi Desa Pesisir

“Mangrove adalah penjaga garis pantai yang memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan ekosistem laut. Selain sebagai habitat bagi berbagai spesies, mangrove juga berfungsi sebagai penyangga alami terhadap perubahan iklim, erosi pantai, dan cuaca ekstrem,” ujar Ristianto.

Ia menjelaskan bahwa ekosistem mangrove memiliki keanekaragaman hayati tinggi dan menjadi tempat pembibitan alami bagi berbagai jenis ikan, kepiting, dan udang yang berkontribusi pada rantai makanan global. 

Selain itu, mangrove mampu menyerap karbon dalam jumlah besar, sehingga menjadi bagian penting dalam mitigasi perubahan iklim.

Menurut Ristianto, Indonesia memiliki 3,44 juta hektare atau sekitar 23 persen dari total luas mangrove dunia, menjadikannya negara dengan kawasan mangrove terbesar di dunia. 

Secara regional, kawasan ASEAN memiliki sekitar 40 persen dari total ekosistem mangrove global yang mencapai 14,8 juta hektare.

Baca juga: Pengunjung Ekowisata Hutan Mangrove Purba Jerowaru Meningkat, Kerek Ekonomi Masyarakat

Lebih lanjut, ia menyoroti peluang ekonomi dari industri mangrove berkelanjutan, seperti ekowisata, perikanan berkelanjutan melalui skema silvofishery, serta produksi madu. 

Salah satu potensi yang menjanjikan adalah pengembangan kredit karbon mangrove, yang memungkinkan konservasi dan restorasi ekosistem mangrove menghasilkan kredit karbon untuk diperdagangkan di pasar internasional.

Namun, Ristianto juga mengingatkan bahwa terdapat berbagai tantangan yang harus diatasi, antara lain pembalakan liar dan alih fungsi lahan, dampak perubahan iklim, serta kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mangrove. 

“Penegakan regulasi yang ketat, promosi mata pencaharian alternatif, serta edukasi dan kampanye kesadaran sangat dibutuhkan untuk menjaga kelestarian ekosistem ini,” tambahnya.

Read also:  Kerap Bikin Proyek PLTS Mandek, Pemerintah Relaksasi Aturan TKDN Infrastruktur Ketenagalistrikan

Baca juga: Lakukan Konservasi Mangrove di Bandar Bakau, PHR Kurangi Emisi Karbon Setara Emisi 845 Mobil

Sebagai penutup, Ristianto menekankan bahwa industri mangrove berkelanjutan dapat menjadi solusi yang menghubungkan pelestarian keanekaragaman hayati dengan kesejahteraan ekonomi. 

“Melalui Jaringan Mangrove ASEAN, mari kita bekerja sama untuk memastikan ekosistem mangrove terus berkembang, memberikan manfaat bagi masyarakat, serta berkontribusi dalam upaya global menghadapi perubahan iklim,” pungkasnya. ***

TOP STORIES

MORE ARTICLES

Dorong Investasi Energi Hijau, Menko Airlangga Ajak Temasek Perluas Portofolio di Indonesia

Menko Airlangga juga menekankan pentingnya kolaborasi lebih lanjut dalam pengembangan energi hijau. Ia mendukung proyek Temasek melalui Sembcorp Urban yang pada awal 2025 memulai pembangunan kawasan industri hijau di Jawa Barat, Tanjung Sauh, dan Tembesi, Batam.

BRIN Gandeng Universitas Waseda Jepang Kembangkan Basis Data Jejak Karbon

Ecobiz.asia - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng Universitas Waseda Jepang untuk mengembangkan basis data jejak karbon guna memperkuat kebijakan mitigasi perubahan iklim...

KLH/BPLH Segel PT Xin Yuan Steel Indonesia karena Cemari Udara dan Timbun Limbah Ilegal

Ecobiz.asia — Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menyegel dan menghentikan operasional tungku pembakaran milik PT Xin Yuan Steel Indonesia di Balaraja, Kabupaten...

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...