Uni Eropa Mau Tunda (Lagi) Implementasi EUDR, Alasan Internal

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Uni Eropa akan kembali menunda implementasi Regulasi Produk Bebas Deforestasi (EUDR) setelah Komisi Eropa mengakui ada alasan internal yaitu sistem teknologi informasi yang yang belum siap dan berisiko melumpuhkan arus perdagangan jika dipaksakan berlaku pada akhir tahun ini.

Penundaan selama setahun lagi hingga akhir tahun 2026 ini menjadi yang kedua karena seharusnya EUDR berlaku terhitung 30 Desember 2024.

Rencana penundaan ini terungkap dari surat resmi Jessika Roswall, Anggota Komisi Eropa untuk bidang Lingkungan, Ketahanan Air, dan Ekonomi Sirkular, dan ditujukan kepada Antonio Decaro, Ketua Komite Lingkungan (ENVI) Parlemen Eropa, serta ditembuskan kepada Magnus Johannes Heunicke, Menteri Lingkungan Hidup Denmark yang juga menjabat Ketua Dewan Lingkungan Uni Eropa, Selasa (23/9/2025)

Read also:  Indonesia’s Forestry Ministry, ICVCM Sign Deal to Build High-Integrity Carbon Market

Dalam surat yang salinannya diterima Ecobiz.asia, Roswall menegaskan bahwa sistem teknologi informasi (IT system) yang menjadi tulang punggung implementasi EUDR belum siap untuk dioperasikan sesuai jadwal, yakni pada 30 Desember 2025.

“Jika sistem dipaksakan berjalan sesuai tenggat, operator tidak akan mampu mendaftarkan diri, menyampaikan due diligence statement, atau memberikan informasi kepabeanan sebagaimana diwajibkan regulasi,” tulis Roswall.

Ia memperingatkan bahwa gangguan sistem dapat menyebabkan keterlambatan, beban administrasi berlebihan, hingga lumpuhnya arus perdagangan.

Read also:  Fairatmos, South Pole Sign Landmark Carbon Offtake LoI for Muara Teweh Project at COP30

Roswall menjelaskan bahwa kapasitas sistem saat ini terbukti jauh di bawah kebutuhan. Uji coba internal menunjukkan risiko perlambatan parah bahkan kegagalan total jika beban transaksi melonjak pada akhir 2025.

Karena itu, menurutnya, penundaan satu tahun merupakan opsi paling realistis demi menjaga kredibilitas regulasi sekaligus kelancaran rantai pasok.

Komisi Eropa, lanjutnya, sedang menyiapkan langkah darurat untuk memperkuat sistem, tetapi tidak dapat menjamin kesiapan penuh sebelum akhir 2025. “Kegagalan teknis justru akan merusak tujuan utama EUDR,” demikian tulis Roswall.

Read also:  Indonesia Links Carbon Finance to Forest Recovery Plan in Push to Curb Flood Risks

Menariknya, surat ini muncul hanya dalam hitungan hari setelah Indonesia melancarkan kampanye akar rumput di Brussels dan Roma, yang menghadirkan perempuan petani kopi, karet, kakao, dan sawit. Mereka menyampaikan langsung kekhawatiran bahwa EUDR berpotensi menyingkirkan jutaan petani kecil dari rantai pasok global karena beban administrasi yang berat dan biaya kepatuhan yang tinggi.

Meski demikian, Roswall, seperti dikutip oleh sejumlah media Eropa, menolak untuk mengaitkan usulan penundaan EUDR dengan kampanye yang diluncurkan Indonesia dan negara produsen lainnya. ***

TOP STORIES

MORE ARTICLES

Indonesia Links Carbon Finance to Forest Recovery Plan in Push to Curb Flood Risks

Ecobiz.asia – Indonesia’s Forestry Ministry said on Friday it is accelerating forest and land rehabilitation efforts, partly by tapping voluntary carbon markets, as severe...

PetroChina Dorong Pengembangan Kopi Liberika dan UMKM di Tanjung Jabung Barat

Ecobiz.asia — PetroChina International Jabung Ltd (PCJL) mendorong penguatan ekonomi lokal melalui pengembangan kopi Liberika dan UMKM di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Program pendampingan...

APHI–IFCC Perluas Sertifikasi Hutan Lestari untuk Perkuat Daya Saing Global

Ecobiz.asia — Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) dan Indonesian Forestry Certification Cooperation (IFCC) menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk memperluas penerapan sertifikasi pengelolaan hutan lestari...

HMPI 2025, Kementerian Kehutanan Canangkan Penanaman Serentak di 31 Provinsi

Ecobiz.asia — Kementerian Kehutanan (Kemenhut) melaksanakan Penanaman Serentak dalam rangka Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) 2025 yang dipusatkan di Taman Nasional Gunung Merapi, Magelang,...

Indonesia Responds to ‘Fossil of the Day’ Criticism: “We Ask for Fairness,” Environment Minister Says

Ecobiz.asia — Indonesia’s Environment Minister and Head of BPLH, Hanif Faisol Nurofiq, has responded to the “Fossil of the Day” criticism issued by Climate...

TOP STORIES

Indonesia Sets Two Issuance Workflows for Forest Carbon Credits, Ensures Project Integrity

Ecobiz.asia — Indonesia’s Ministry of Forestry has confirmed that forest carbon credits can now be issued through two distinct issuance workflows: the national Greenhouse...

Ada Dua Jalur Penerbitan Kredit Karbon Kehutanan, Kemenhut Pastikan Integritas Proyek

Ecobiz.asia — Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menegaskan bahwa penerbitan kredit karbon di sektor kehutanan kini dapat dilakukan melalui dua mekanisme: Sistem Perdagangan Emisi Gas Rumah...

Revisi UU Kehutanan: Menjawab Tantangan Reforma Agraria

Oleh: Pramono Dwi Susetyo (Pernah bekerja di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) Ecobiz.asia - Pada Rabu (24/9/2025), DPR RI menerima aspirasi Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA)...

Indonesia Links Carbon Finance to Forest Recovery Plan in Push to Curb Flood Risks

Ecobiz.asia – Indonesia’s Forestry Ministry said on Friday it is accelerating forest and land rehabilitation efforts, partly by tapping voluntary carbon markets, as severe...

Mubadala Energy–PLN EPI Sepakati Pemanfaatan Gas Andaman untuk Perkuat Transisi Energi Nasional

Ecobiz.asia — Mubadala Energy dan PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menandatangani Heads of Agreement (HoA) untuk pemanfaatan gas dari Laut Andaman sebagai...