Ecobiz.asia — PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mempercepat langkah dekarbonisasi nasional dengan menjadikan jaringan gas rumah tangga (Jargas) sebagai salah satu pilar utama transisi energi bersih.
Perusahaan menargetkan dampak signifikan dari perluasan Jargas terhadap pengurangan emisi karbon dalam satu dekade ke depan.
“Dengan asumsi 1 juta sambungan pelanggan, Jargas berpotensi menurunkan emisi hingga 398.000 ton CO₂ pada 2034. Ini kontribusi nyata bagi dekarbonisasi nasional,” ujar Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari, dalam Sustainability Dialogue, Rabu (16/7/2025).
Jargas dinilai strategis karena menggantikan bahan bakar rumah tangga beremisi tinggi seperti LPG dan kerosin. Selain kandungan karbon yang lebih tinggi, distribusi LPG juga mengandalkan transportasi berbasis BBM yang menambah jejak emisi karbon.
Sebaliknya, distribusi gas bumi lewat pipa Jargas dinilai lebih efisien dan bersih dari sisi rantai pasok energi.
Rosa menegaskan, perluasan jaringan gas ke sektor rumah tangga memberikan dampak ganda: pengurangan emisi dari sumber energi dan efisiensi distribusi energi.
“Jargas tidak hanya soal penghematan biaya, tapi juga bagian dari strategi energi bersih nasional,” ujarnya.
PGN juga memperluas pemanfaatan gas bumi ke sektor transportasi dengan mengelola sistem pengisian ulang CNG. Bahan bakar gas (BBG) disebut sebagai alternatif lebih bersih dan terjangkau bagi kendaraan, sekaligus memperluas ekosistem energi rendah karbon.
Di luar itu, PGN tengah mengembangkan proyek injeksi biomethane ke jaringan pipa gas sebagai bagian dari strategi transisi energi bersih. Proyek ini diperkirakan mampu menurunkan emisi karbon hingga 150.000 ton CO₂ per tahun.
Dengan serangkaian inisiatif tersebut, PGN menegaskan komitmennya sebagai tulang punggung dekarbonisasi dalam ekosistem Pertamina Group.
“Inisiatif gas bumi dan biomethane ini bukan sekadar langkah bisnis, tapi upaya sistematis mendorong Indonesia menuju energi bersih,” tutup Rosa. ***