Laporan Auriga dan Earth Insight: Tambang Nikel Rusak Ekosistem, Ekonomi Lokal Terancam

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat terbukti merusak ekosistem laut, terumbu karang, dan mengancam mata pencaharian masyarakat lokal.

Laporan terbaru Auriga Nusantara dan Earth Insight mengungkap lebih dari 22.000 hektare konsesi tambang beroperasi di kawasan yang dikenal sebagai pusat keragaman hayati laut dunia.

Analisis spasial dalam laporan bertajuk “Awas! Ancaman Pertambangan Nikel terhadap Raja Ampat” mencatat tambang nikel telah merusak kawasan UNESCO Global Geopark, mengancam 2.470 hektare terumbu karang, 7.200 hektare hutan alam, serta penghidupan 64.000 penduduk setempat.

Read also:  Ekonomi Hijau Berbasis Masyarakat, Perhutanan Sosial Maluku Lepas Ekspor Perdana HHBK

Raja Ampat, yang merupakan bagian dari Segitiga Karang Dunia, menjadi habitat 75% spesies karang perairan dangkal dan lebih dari 1.600 spesies ikan.

Meski pemerintah Indonesia pada Juni 2025 mengumumkan pencabutan empat izin tambang nikel di wilayah ini, hingga kini tidak ada publikasi resmi surat keputusan pencabutan. Tambang nikel di Pulau Gag bahkan dilaporkan masih beroperasi.

“Investigasi ini menunjukkan efek kerusakan berantai—mulai deforestasi, sedimen nikel yang menimbun karang, hingga hilangnya sumber pangan laut masyarakat lokal,” kata Timer Manurung, Ketua Auriga Nusantara, dikutip Jumat (26/9/2025).

Read also:  Di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Indonesia pada Paris Agreement

Timer mendesak pemerintah mencabut seluruh izin tambang, termasuk milik PT Gag Nikel di Pulau Gag.

Auriga dan Earth Insight juga mencatat area tambang di Raja Ampat pada 2020–2024 meluas tiga kali lebih cepat dibanding periode lima tahun sebelumnya.

Ancaman mencakup rusaknya habitat pari manta, lima spesies penyu dilindungi, hingga terganggunya sektor pariwisata yang pada 2023 menarik 19.000 wisatawan.

Read also:  Kemenhut Gelar Operasi Merah Putih, Misi Translokasi Badak Jawa ke JRSCA Dimulai

“Raja Ampat adalah ekosistem laut terkaya di bumi, namun tambang nikel menggerus warisan dunia ini. Tanpa pencabutan izin secara menyeluruh, kawasan ini tetap terancam,” ujar Tiffany Hsu, analis Earth Insight.

Organisasi lingkungan menyerukan tiga langkah mendesak: pencabutan seluruh izin tambang nikel di Raja Ampat, penetapan zona larangan tambang (no-go zones), serta prioritas pada pembangunan ekonomi berkelanjutan yang menjaga keragaman hayati dan mata pencaharian masyarakat lokal. ***

TOP STORIES

MORE ARTICLES

Indonesia Apresiasi Inisiatif TFFF Brasil, Tekankan Pentingnya Desain Berintegritas untuk Pembiayaan Hutan

Ecobiz.asia — Indonesia menyambut baik inisiatif Brasil terkait Tropical Forests Forever Facility (TFFF) dan menekankan perlunya desain mekanisme yang berintegritas tinggi agar dapat melengkapi...

BP2SDM Kemenhut Perkuat SDM untuk Dukung Hutan Lestari dan Ketahanan Pangan

Ecobiz.asia — Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BP2SDM) Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menegaskan komitmennya memperkuat kapasitas sumber daya manusia (SDM) sebagai penopang pembangunan...

Indonesia Tegaskan Komitmen pada Konservasi Lahan Gambut di Forum Iklim Dunia

Ecobz.asia – Pemerintah Indonesia menegaskan peran strategisnya dalam perlindungan dan restorasi lahan gambut pada pertemuan The Peatland Breakthrough yang digelar di Kantor Misi Peru...

Penyuluh Kehutanan Aceh Dikerahkan Perkuat Konservasi Gajah Sumatera Lewat Program PECI

Ecobiz.asia — Sebanyak 50 penyuluh kehutanan dari berbagai instansi mengikuti Temu Penyuluh Kehutanan di Conservation Response Unit (CRU) DAS Peusangan, Aceh, sebagai dukungan terhadap...

Dari Migas hingga Tambang, ESG Jadi Standar Baru Industri Energi Nasional

Ecobiz.asia — Implementasi Environmental, Social, and Governance (ESG) kian mendapat perhatian di sektor energi dan pertambangan. Pemerintah menegaskan komitmennya memperkuat regulasi, sementara perusahaan energi,...

TOP STORIES

Manfaatkan Listrik REC PLN, Industri Timah Mitra Stania Catat Efisiensi dan Targetkan PROPER Emas

Ecobiz.asia — PT Mitra Stania Prima (MSP), salah satu produsen timah di Bangka Belitung, mencatat peningkatan efisiensi produksi setelah beralih dari pembangkit listrik mandiri...

PGN Perluas Jaringan Gas Bumi di Banten, Targetkan Kurangi Impor LPG dan Dorong Transisi Energi

Ecobiz.asia — PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) memperkuat infrastruktur jaringan gas bumi di Provinsi Banten untuk mendukung swasembada energi sekaligus transisi menuju energi...

Indonesia Moves to Block Phantom Credits, Ensures Only High-Integrity Forest Carbon Reaches Global Market

Ecobiz.asia – Indonesia’s Ministry of Forestry is tightening carbon market governance to prevent the entry of so-called phantom credits and ensure that only high-quality,...

Indonesia Apresiasi Inisiatif TFFF Brasil, Tekankan Pentingnya Desain Berintegritas untuk Pembiayaan Hutan

Ecobiz.asia — Indonesia menyambut baik inisiatif Brasil terkait Tropical Forests Forever Facility (TFFF) dan menekankan perlunya desain mekanisme yang berintegritas tinggi agar dapat melengkapi...

BP2SDM Kemenhut Perkuat SDM untuk Dukung Hutan Lestari dan Ketahanan Pangan

Ecobiz.asia — Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BP2SDM) Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menegaskan komitmennya memperkuat kapasitas sumber daya manusia (SDM) sebagai penopang pembangunan...