Ecobiz.asia – Pemerintah menegaskan target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen pada 2029 harus berjalan beriringan dengan komitmen menurunkan emisi karbon.
Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, menilai strategi yang jelas diperlukan agar pembangunan tidak menimbulkan beban lingkungan.
“Pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8 persen pada tahun 2029 mendatang pasti akan menghasilkan emisi karbon lebih banyak. Oleh karena itu, kita membutuhkan upaya serius dalam menurunkan emisi karbon. Peningkatan pertumbuhan ekonomi harus sejalan dengan komitmen penurunan emisi karbon, bukan sebaliknya,” kata Hashim keterangannya terkait The 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 di Jakarta, Rabu (20/8/2025).
Hashim menekankan, Indonesia memiliki peluang besar membuktikan bahwa pembangunan ekonomi hijau dapat menjadi motor pertumbuhan. Integrasi investasi energi bersih, efisiensi industri, dan teknologi rendah karbon disebutnya kunci untuk mencapai target tersebut.
Sejalan dengan itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan sektor industri sebagai penyumbang sekitar 30 persen emisi karbon nasional harus menjadi prioritas dalam agenda dekarbonisasi.
“Pertumbuhan ekonomi tidak boleh dipertentangkan dengan upaya penurunan emisi karbon atau gas rumah kaca di sektor industri. Justru keduanya harus berjalan seiring,” ujarnya.
Menurut Menperin, transformasi industri hijau menjadi kebutuhan mendesak untuk menjaga daya saing nasional.
“Upaya ini tidak boleh dianggap sebagai cost, melainkan investasi. Karena itu, negara wajib hadir, sebab sejalan dengan visi Asta Cita Presiden,” jelasnya.
Agus menambahkan, transformasi industri hijau terkait langsung dengan penciptaan lapangan kerja berkualitas, hilirisasi, serta ekonomi sirkular yang harmonis dengan lingkungan.
AIGIS 2025 sendiri digelar dengan prinsip Zero Emission, Zero Waste, dan Zero APBN, serta menjadi momentum pemberian penghargaan kepada pelaku industri, auditor, lembaga sertifikasi, dan pemerintah daerah yang berkomitmen menerapkan prinsip industri hijau.
“Transformasi menuju industri hijau adalah perjalanan panjang yang membutuhkan visi, inovasi, dan kolaborasi. Dengan efisiensi energi, pemanfaatan energi terbarukan, teknologi CCU, serta penerapan ekonomi sirkular, Indonesia tidak hanya menjaga daya saing global, tetapi juga berkontribusi pada kelestarian lingkungan,” tegas Menperin. ***