Tiga Pilar Baru Pengelolaan Hutan Lestari Jadi Arah Reformasi Sektor Kehutanan, Apa Saja?

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia — Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) Kementerian Kehutanan, Laksmi Wijayanti, menegaskan bahwa arah pengelolaan hutan Indonesia saat ini bertumpu pada tiga pilar utama, yakni optimasi lanskap hutan, penguatan model bisnis multiusaha kehutanan, dan pemberdayaan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH).

Pernyataan itu disampaikan dalam kuliah umum bertajuk Forestry Update Course (FUCo) yang digelar oleh Forum Pimpinan Lembaga Perguruan Tinggi Kehutanan Indonesia (FOReTIKA) di Bogor, Sabtu (11/10/2025).

Acara tersebut dihadiri oleh Ketua FOReTIKA, Dekan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), serta lebih dari seribu mahasiswa kehutanan dari seluruh Indonesia yang mengikuti secara daring.

Read also:  Satgas PKH dan Kementerian Kehutanan Bongkar Pembalakan Liar di Mentawai, PT BRN Terduga Pelaku

Menurut Laksmi, optimasi lanskap hutan difokuskan pada dua strategi besar: konsolidasi spasial dan rekonfigurasi lanskap.

Konsolidasi spasial mencakup penyelesaian tumpang tindih kawasan dan penataan pemanfaatan berbasis konsesi dengan tetap memprioritaskan akses masyarakat.

Sementara rekonfigurasi lanskap dilakukan melalui konsolidasi perencanaan pemanfaatan berbasis lanskap, penataan struktur ruang dan jaringan infrastruktur, serta pemulihan ekosistem dan pengelolaan jangka benah.

Read also:  Laporan Auriga dan Earth Insight: Tambang Nikel Rusak Ekosistem, Ekonomi Lokal Terancam

“Fokus utama dari strategi optimasi lanskap hutan adalah konsolidasi spasial dan rekonfigurasi lanskap, agar pemanfaatan kawasan dapat berlangsung adil, efisien, dan berkelanjutan,” ujar Laksmi.

Ia menambahkan, pilar kedua berupa model bisnis multiusaha kehutanan diarahkan menjadi tulang punggung baru industri kehutanan dengan mengoptimalkan seluruh potensi kawasan hutan.

Diversifikasi usaha dilakukan melalui pengembangan hasil hutan bukan kayu, jasa lingkungan seperti ekowisata dan perdagangan karbon, serta agroforestri untuk mendukung ketahanan pangan, energi, dan air.

Read also:  Penilaian PROPER 2025, Sebagian Besar Perusahaan Belum Taat Lingkungan

Strategi ini didukung dengan penerapan Nilai Ekonomi Karbon (NEK), kemudahan investasi, serta pembangunan infrastruktur hulu-hilir guna mempercepat pencapaian target FOLU Net Sink 2030.

Sementara itu, pilar ketiga menempatkan KPH sebagai ujung tombak pengelolaan hutan di tingkat tapak. Penguatan dilakukan melalui pengembangan model berbasis lanskap, peningkatan kapasitas kelembagaan, dan mobilisasi pendanaan.

“Peran KPH akan terus diperkuat agar dapat menjadi garda terdepan dalam mewujudkan pengelolaan hutan yang berkeadilan, produktif, dan berkelanjutan,” tutup Laksmi. ***

TOP STORIES

MORE ARTICLES

Dekontaminasi Selesai Desember, Kasus Radioaktif Cs-137 di Cikande Dipastikan Tak Terulang

Ecobiz.asia — Pemerintah menargetkan proses dekontaminasi radioaktif Cs-137 di Cikande, Kabupaten Serang, rampung pada Desember 2025, setelah ditemukan sejumlah titik paparan di kawasan industri...

Karhutla Tahun 2025 Turun Signifikan, Menhut: Berkat Kepemimpinan Presiden Prabowo

Ecobiz.asia — Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia berhasil ditekan secara signifikan sepanjang 2025. Luas area terbakar tercatat hanya 213.985 hektare, turun hampir...

Kemenperin Sebut Transisi Hijau Tak Harus Mahal, Tawarkan Skema Zero Capex

Ecobiz.asia - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa transisi hijau di sektor industri dapat dilakukan tanpa belanja modal awal (zero capex) dengan memanfaatkan sumber pembiayaan...

Belantara Foundation-Conservation Allies Jalin Kolaborasi Selamatkan Gajah Sumatra

Ecobiz.asia — Belantara Foundation menjalin kerja sama dengan organisasi nirlaba asal Amerika Serikat, Conservation Allies, untuk memperkuat upaya konservasi gajah Sumatra yang terancam punah...

Kemenhut Percepat Transformasi Digital Data Kawasan Hutan, Bangun Tata Kelola Kehutanan Inklusif

Ecobiz.asia — Kementerian Kehutanan (Kemenhut) mempercepat transformasi digital informasi kawasan hutan sebagai bagian dari upaya membangun tata kelola kehutanan yang transparan, akuntabel, dan partisipatif. Direktur...

TOP STORIES

Indonesia Opens Carbon Market Access with New Presidential Regulation

Ecobiz.asia — Indonesia has opened broader access to its carbon market following the issuance of Presidential Regulation (Perpres) No. 110 of 2025 on the...

Prabowo Terbitkan Peraturan Presiden No. 110 Tahun 2025, Perdagangan Karbon Terbuka Lebar

Ecobiz.asia – Presiden Prabowo Subianto secara resmi telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 110 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon (NEK) dan Pengendalian...

HDF Energy, GIZ, NEA SEA Team Up to Develop Green Hydrogen Ferry Infrastructure in Indonesia

Ecobiz.asia — French renewable energy developer HDF Energy, Germany’s GIZ, and Neuman & Esser South East Asia (NEA SEA) have signed an agreement to...

Dekontaminasi Selesai Desember, Kasus Radioaktif Cs-137 di Cikande Dipastikan Tak Terulang

Ecobiz.asia — Pemerintah menargetkan proses dekontaminasi radioaktif Cs-137 di Cikande, Kabupaten Serang, rampung pada Desember 2025, setelah ditemukan sejumlah titik paparan di kawasan industri...

ESDM Siap Gelar Minerba Convex 2025, Dorong Pertambangan Berkelanjutan Lewat Inovasi dan Kolaborasi

Ecobiz.asia — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Ditjen Minerba) akan menggelar Minerba Convention and Exhibition (Minerba...