Satgas Jadi Mesin Akselerasi Penetapan Hutan Adat, 70 Ribu Hektare Dikejar dalam 6 Bulan

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Pembentukan Satuan Tugas Percepatan Penetapan Hutan Adat (Satgas Hutan Adat) Kementerian Kehutanan akan mempercepat pengakuan dan penetapan hutan adat.

Penetapan hutan adat perlu diakselerasi setelah selama satu dekade sebelumnya, baru 332 ribu hektare hutan adat ditetapkan untuk 156 komunitas masyarakat hukum adat (MHA).

“Sebelumnya, proses ini berjalan lambat. Dalam 10 tahun hanya 332 ribu hektare. Tapi sekarang kita dorong percepatan dengan membentuk Satgas lewat SK Menteri Nomor 144 Tahun 2025,” kata Julmansyah, Direktur Penanganan Konflik Tenurial dan Hutan Adat sekaligus Sekretaris Nasional Satgas Hutan Adat di jakarta, Kamis (7/8/2025).

Read also:  Gakkum Kehutanan Kembali Ungkap Kasus Perdagangan Perdagangan Ilegal Sisik Trenggiling, Hasil Investigasi di Medsos 

Satgas ini melibatkan pemangku kepentingan lintas sektor, termasuk NGO dan akademisi yang selama ini mendampingi komunitas adat.

Tujuannya adalah memperkuat data, mempercepat proses pengakuan, dan memastikan keaslian hubungan masyarakat dengan hutan yang mereka kelola.

“Dengan adanya Seknas Satgas, sekarang ada wadah berbagi data dan mempercepat proses bersama,” ujar Julmansyah.

Hingga Agustus 2025, luasan hutan adat bertambah menjadi 333.687 hektare mencakup 160 komunitas. Tambahan sekitar 70.000 hektare tengah diproses di lima kabupaten/kota: Kutai Barat, Sanggau, Sorong Selatan, Buleleng, dan Bulungan.

Read also:  Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Khusus di Bulungan, proses difokuskan pada pengakuan komunitas Punan Batu—kelompok pemburu-peramu terakhir di Kalimantan.

Satgas juga memfasilitasi sinkronisasi lintas direktorat internal Kementerian, termasuk dengan Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari yang memiliki skema pemanfaatan kawasan. “Kami aktif menjalin komunikasi lintas unit karena tumpang tindih masih jadi kendala klasik,” tambahnya.

Read also:  Lakukan Patroli Siber, Gakkum Kehutanan Bongkar Perdagangan Ilegal Sisik Trenggiling Jaringan Internasional

Dengan pendekatan proaktif ini, Kemenhut menargetkan percepatan 70 ribu hektare dalam enam bulan, capaian yang lebih progresif dibanding akumulasi sebelumnya selama satu dekade.

“Kita tidak sekadar bicara angka. Yang penting, ini soal menyelamatkan komunitas yang hidupnya bergantung pada hutan,” tegasnya. ***

TOP STORIES

MORE ARTICLES

Hadapi Tantangan Kepulauan, PLN Sebut Transmisi Jadi PR Energi Bersih

Ecobiz.asia – PT PLN (Persero) mengakui sistem transmisi listrik nasional masih menjadi titik lemah yang dapat menghambat transisi energi di Indonesia. Kondisi geografis sebagai...

Manfaatkan Digitalisasi, Nickel Industries Kurangi Sampah Kertas dan Optimalkan Pengelolaan Limbah

Ecobiz.asia – Nickel Industries Limited memperkuat kinerja keberlanjutan perusahaan melalui digitalisasi menyeluruh, dari pemantauan limbah air hingga efisiensi administrasi internal. Inisiatif ini berhasil menekan...

Manfaatkan Sampah, Chandra Asri Implementasikan Co-firing RDF untuk Kebutuhan Energi

Ecobiz.asia – PT Chandra Asri Pacific Tbk resmi mengimplementasikan teknologi co-firing Refuse-Derived Fuel (RDF) secara komersial untuk memperkuat bauran energi terbarukan dan pengelolaan sampah...

Dukung Energi Berkelanjutan, PTBA Siap Beri Pendanaan untuk Inovasi Sosial Berbasis Komunitas

Ecobiz.asia – PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), anggota holding BUMN tambang MIND ID, meluncurkan program pendanaan inovasi sosial bertajuk Bukit Asam Social Impact Competition...

Tinggalkan Teknologi Boros Energi, Nickel Industries Beralih dari RKEF ke HPAL

Ecobiz.asia – Nickel Industries Limited terus bergerak dalam upaya dekarbonisasi industri nikel. Perusahaan ini secara bertahap meninggalkan teknologi pirometalurgi konvensional (RKEF) dan beralih ke teknologi...

TOP STORIES

Hadapi Tantangan Kepulauan, PLN Sebut Transmisi Jadi PR Energi Bersih

Ecobiz.asia – PT PLN (Persero) mengakui sistem transmisi listrik nasional masih menjadi titik lemah yang dapat menghambat transisi energi di Indonesia. Kondisi geografis sebagai...

Pengakuan Hutan Adat Sering Terganjal di Daerah, Kemenhut Gandeng NGO untuk Percepat Proses

Ecobiz.asia – Lambannya pengakuan masyarakat hukum adat (MHA) di tingkat daerah menjadi hambatan utama percepatan penetapan hutan adat di Indonesia. Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menilai, akar...

Ketahanan Energi Rentan, Penasehat Khusus Prabowo Dorong Nuklir Jadi Solusi Masa Depan

Ecobiz.asia – Penasihat Khusus Presiden Bidang Energi, Prof. Purnomo Yusgiantoro, mengingatkan bahwa ketahanan energi nasional berada dalam posisi rawan akibat tingginya ketergantungan Indonesia pada...

Manfaatkan Digitalisasi, Nickel Industries Kurangi Sampah Kertas dan Optimalkan Pengelolaan Limbah

Ecobiz.asia – Nickel Industries Limited memperkuat kinerja keberlanjutan perusahaan melalui digitalisasi menyeluruh, dari pemantauan limbah air hingga efisiensi administrasi internal. Inisiatif ini berhasil menekan...

Gakkum Kehutanan Tangani Kasus Kepemilikan Ratusan Reptil Dilindungi, Pemilik Terancam Pidana Lima Tahun

Ecobiz.asia – Balai Penegakan Hukum Kehutanan (Gakkumhut) Wilayah Maluku dan Papua tengah menangani kasus kepemilikan dan penampungan ilegal 169 ekor reptil dilindungi di Kota...