MORE ARTICLES

Populasi Pesut Mahakam Tersisa 62 Ekor, Menteri LH Serukan Aksi Selamatkan Sungai

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, memperingatkan ancaman serius terhadap kelestarian ekosistem Sungai Mahakam. 

Dalam kunjungan kerjanya ke Desa Pela, Kutai Kartanegara, ia mengungkapkan bahwa populasi Pesut Mahakam kini tersisa sekitar 62 ekor.

“Angka ini bukan sekadar data statistik. Ini adalah indikator kuat bahwa ekosistem Sungai Mahakam tengah mengalami degradasi yang membutuhkan perhatian dan tindakan segera,” kata Menteri Hanif, Kamis (3/7/2025).

Baca juga: Direktur Industri Kayu PT BCM Jadi Tersangka Kasus 938 Batang Merbau Ilegal, Terancam Pidana 15 Tahun

Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) adalah spesies mamalia air tawar endemik Indonesia yang hanya ditemukan di Sungai Mahakam. 

Spesies langka ini menghadapi berbagai ancaman serius, mulai dari pencemaran limbah domestik dan tambang, tabrakan kapal tongkang, hingga praktik perikanan ilegal seperti penggunaan setrum dan bom ikan.

KLH/BPLH menilai penurunan populasi pesut sebagai cerminan tekanan sistemik terhadap ekosistem sungai secara keseluruhan. 

Dalam peninjauan langsung ke Sungai Mahakam, Menteri Hanif melihat langsung kondisi habitat pesut yang kian terfragmentasi akibat aktivitas manusia.

“Pelestarian pesut tidak hanya menyangkut kelangsungan satu spesies, tetapi juga menyangkut keberlanjutan Sungai Mahakam sebagai sumber kehidupan bagi ribuan spesies dan masyarakat lokal,” ujarnya.

Baca juga: Circulate Capital Tanam Investasi ke Dua Perusahaan Daur Ulang Plastik, Pelita Mekar Semesta dan Polindo

Konservasi Pesut Mahakam menjadi bagian dari agenda prioritas nasional KLH/BPLH dalam menjaga keanekaragaman hayati. 

Menteri Hanif menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor yang melibatkan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, akademisi, masyarakat adat, hingga organisasi masyarakat sipil dalam kerangka kerja yang sinergis dan berbasis aksi nyata.

“Konservasi tidak bisa dilakukan secara terpisah-pisah. Dibutuhkan keterlibatan dari seluruh elemen, mulai dari perumusan kebijakan hingga pelaksanaan di lapangan. Peran aktif generasi muda juga sangat penting dalam menciptakan solusi yang berkelanjutan,” tambahnya. ***

Read also:  PLN Targetkan 631 Lokasi Terpencil untuk De-dieselisasi, Gandeng 170 IPP

TOP STORIES

MORE ARTICLES

Dorong Investasi Energi Hijau, Menko Airlangga Ajak Temasek Perluas Portofolio di Indonesia

Menko Airlangga juga menekankan pentingnya kolaborasi lebih lanjut dalam pengembangan energi hijau. Ia mendukung proyek Temasek melalui Sembcorp Urban yang pada awal 2025 memulai pembangunan kawasan industri hijau di Jawa Barat, Tanjung Sauh, dan Tembesi, Batam.

BRIN Gandeng Universitas Waseda Jepang Kembangkan Basis Data Jejak Karbon

Ecobiz.asia - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng Universitas Waseda Jepang untuk mengembangkan basis data jejak karbon guna memperkuat kebijakan mitigasi perubahan iklim...

KLH/BPLH Segel PT Xin Yuan Steel Indonesia karena Cemari Udara dan Timbun Limbah Ilegal

Ecobiz.asia — Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menyegel dan menghentikan operasional tungku pembakaran milik PT Xin Yuan Steel Indonesia di Balaraja, Kabupaten...

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...