MORE ARTICLES

Menteri LH Temukan Pelanggaran Lingkungan Serius Saat Sidak Kawasan Industri Nikel Morowali

MORE ARTICLES

Ecobiz.asia – Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) Hanif Faisol Nurofiq melakukan inspeksi mendadak ke kawasan industri nikel Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Kamis (30/5/2025), dan menemukan sejumlah pelanggaran serius terhadap pengelolaan lingkungan.

Dalam kunjungan kerja tersebut, Menteri Hanif didampingi pejabat teknis kementerian dan pemerintah daerah meninjau beberapa titik rawan, termasuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bahomakmur, lokasi banjir di area PT Obsidian Stainless Steel (ONI), dan smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS).

Di TPA Bahomakmur, tim menemukan praktik pembuangan sampah terbuka (open dumping) yang berisiko mencemari tanah dan air. 

Baca juga: Wamen LH Suarakan Pengelolaan Lingkungan Berbasis Desa di Forum BRICS

Sementara di kawasan PT ONI, air banjir langsung dialirkan ke laut tanpa proses pengolahan limbah memadai. Selain itu, aktivitas pembuangan slag nikel dan tailing di beberapa titik dinilai tidak diawasi secara teknis, sehingga berpotensi menimbulkan pencemaran logam berat.

Menteri Hanif menekankan pentingnya kepatuhan terhadap regulasi lingkungan, khususnya di kawasan industri ekstraktif. 

“Ini bukan hanya soal pelanggaran administratif. Ini soal nyawa, soal masa depan lingkungan, dan soal tanggung jawab. Negara akan hadir lebih kuat dan lebih tegas,” ujarnya.

PT ITSS yang sebelumnya mengalami ledakan tungku pada 24 Desember 2023 — menewaskan 21 pekerja dan melukai puluhan lainnya — juga mendapat perhatian. 

Perusahaan tercatat memiliki 26 titik sumber emisi, namun hanya sebagian yang dimonitor melalui sistem pemantauan emisi berkelanjutan (Continuous Emission Monitoring System/CEMS).

Baca juga: MRA Buka Akses Kredit Karbon Kehutanan Indonesia ke Pasar Global

Selain meninjau kawasan industri, Menteri Hanif mengunjungi Desa Labota, Kecamatan Bahodopi, yang terdampak banjir dan berdekatan dengan wilayah operasi PT Walcin dan PT Kinriu. 

Ia menyampaikan keprihatinan atas dampak lingkungan yang dirasakan langsung oleh masyarakat setempat dan menyatakan akan memberikan teguran keras kepada perusahaan yang terbukti lalai.

“Jika industri tidak disiplin, maka rakyat yang menanggung akibatnya. Saya minta perusahaan-perusahaan yang beroperasi di kawasan ini untuk segera berbenah. Kami tidak akan ragu memberikan sanksi bagi yang melanggar,” kata Hanif.

Read also:  RPP Kebijakan Energi Nasional Disetujui, Bahlil Sebut Soal Pertumbuhan Ekonomi dan Komitmen Net Zero Emission

Ia juga mengimbau masyarakat untuk aktif melaporkan indikasi pencemaran lingkungan atau aktivitas industri yang berisiko. 

“Kepatuhan terhadap lingkungan bukan hanya kewajiban hukum, tapi tanggung jawab moral kita bersama. Mari jaga bumi Morowali ini agar tetap layak dihuni dan lestari untuk generasi mendatang,” pungkasnya. ***

TOP STORIES

MORE ARTICLES

KLH/BPLH Segel PT Xin Yuan Steel Indonesia karena Cemari Udara dan Timbun Limbah Ilegal

Ecobiz.asia — Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menyegel dan menghentikan operasional tungku pembakaran milik PT Xin Yuan Steel Indonesia di Balaraja, Kabupaten...

PLN Nusantara Power Ambil Alih Penuh PLTMG Nias, Perkuat Keandalan Listrik di Kepulauan

Ecobiz.asia — PLN Nusantara Power (PLN NP) resmi mengambil alih penuh pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 25 megawatt (MW), mempertegas...

Belajar dari Brasil, Bahlil Mau Tebu di Merauke Jadi Ethanol Saja

Ecobiz.asia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan optimalisasi perkebunan tebu di Merauke untuk bahan baku ethanol. Inspirasi datang dari model...

Pertamina Siap Impor Minyak Mentah dari AS, Tunggu Payung Regulasi Pemerintah

Ecobiz.asia — PT Pertamina (Persero) menyatakan siap mengimpor minyak mentah dan LPG dari Amerika Serikat guna memperkuat pasokan kilang dalam negeri. Namun, rencana ini...

Indonesia Finalisasi Second NDC, Emisi Karbon Harus Turun 60 Persen hingga 2035

Ecobiz.asia — Pemerintah Indonesia tengah merampungkan dokumen Second Nationally Determined Contribution (Second NDC), yang akan menjadi arah kebijakan iklim nasional untuk periode 2031–2035. Dokumen ini...