Ecobiz.asia – PT Pertamina EP (PEP) Ramba Field memanfaatkan sagu sebagai bahan baku additive starch dalam aktivitas pengeboran.
Ini adalah inovasi kolaboratif dari fungsi Technology Development Pertamina (Persero) bersama dengan Pusat Riset Agrooindustri Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Field Test Pengembangan Teknologi Drilling Starch dari Sagu dilakukan di Ramba Field, Sumur MJ-A12. Drilling Starch merupakan cairan pengeboran yang berfungsi mengangkat cuttings dari dasar lubang sumur minyak ke permukaan.
Baca juga: Terapkan Green Drilling, Pertamina Bakal Gunakan Bahan Bakar Gas 100 Persen dalam Pengeboran
VP Technology Development I Pertamina Ali Sundja menjelaskan, penggunaan sagu sebagai bahan baku drilling strach, dilatarbelakangi melimpahnya produksi sagu nasional yang berasal dari Kepulauan Riau dan Sumatera.
Sementara, pemanfaatan sagu masih sangat minim, yakni kurang dari 10 persen kapasitas produksi nasional.
“Hasil inovasi Technology Development I dan BRIN ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah sagu di Industri Pemboran Migas selain sebagai bahan pangan,” katanya dikutip, Rabu (12/3/2025).
Sebelumnya, EP Ramba Field bekerjsasama dengan Technology Development (TD) I melakukan uji coba hasil riset dan inovasi penggunaan sagu sebagai bahan baku additive starch lumpur pemboran.
Bahan sagu nantinya akan menggantikan bahan baku jagung atau kentang. Kedua bahan tersebut selama ini diimpor dari luar negeri.
Hasil uji kinerja laboratorium terbilang positif. Drilling starch dari sagu telah memenuhi spesifikasi teknis yang disyaratkan sehingga bisa digunakan sebagai additive starch lumpur pemboran yang berfungsi menjaga fluid loss control dan kekentalan fluida (viscosifier).
Kesimpulannya, produk drilling starch hasil inovasi TD I, yang diujicobakan di PEP Ramba Field sudah memenuhi standar internasional industri pemboran. ***