Ecobiz.asia — PT PLN (Persero) resmi mengoperasikan co-firing Bio Compressed Natural Gas (BioCNG) berbahan baku limbah kelapa sawit pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Belawan, Sumatera Utara.
Inisiatif ini menjadi yang pertama di Indonesia dan menandai langkah baru pemanfaatan energi terbarukan di sektor pembangkitan listrik.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menyebut penggunaan BioCNG di PLTGU Belawan sebagai tonggak penting transisi energi. “Ini akan menambah bauran energi terbarukan, khususnya di Sumatera Utara,” ujarnya saat peresmian, Kamis (14/8/2025).
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa pemanfaatan limbah sawit sebagai energi bukan hanya memperkuat pasokan listrik ramah lingkungan, tetapi juga membuka lapangan kerja, meningkatkan pendapatan petani, serta mengurangi kemiskinan.
BioCNG yang dipakai di PLTGU Belawan berasal dari pengolahan limbah cair kelapa sawit (Palm Oil Mill Effluent/POME). Indonesia sebagai produsen sawit terbesar di dunia dinilai memiliki potensi besar mengembangkan sumber energi terbarukan ini.
Direktur Teknologi, Enjiniring, dan Keberlanjutan PLN, Evy Haryadi, menyebut integrasi BioCNG mampu menghasilkan listrik bersih sebesar 478 GWh per tahun, menghemat biaya bahan bakar hingga Rp48 miliar per tahun, dan menekan emisi karbon sebesar 80 ribu ton per tahun.
PLTGU Belawan sendiri memiliki kapasitas terpasang 1.184 MW dan menyumbang hampir 11 persen pasokan listrik di Sumatera serta lebih dari 30 persen di Sumatera Bagian Utara.
Sepanjang 2024, PLN mencatat produksi listrik co-firing biomassa sebesar 854 ribu MWh, angka yang ditargetkan terus meningkat dengan pemanfaatan BioCNG.
Langkah ini sekaligus mempertegas komitmen PLN mencapai target Net Zero Emissions pada 2060 atau lebih cepat, dengan memanfaatkan potensi energi lokal yang berkelanjutan. ***